Tuesday, August 23, 2016

on Leave a Comment

Bertawasul berdoa dengan Asma-asma Allah Asmaul Husnah

Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/987430348037089


salam ust, mumpung membahas bab doa, ana mau tanya, ada sebuang ungkapan bahwasanya manusia disuruh berdoa dgn melalui perantaraan atau bertawasul dan juga melalui nama nama allah assmaul hussna, ataupun al insim al azam. yg ana mautanya yaitu berkenaan dgn nama2 allah secara makna dhohirnya dan juga makna bathinya dan juga konsekwensi keterhubungan atara yg dhohir dan yg bathin yg harus dipahami dan juga dilakukan sesuai ketentuan aktualisasi disetiap nama2 allah molai yg batin sampai yg dhohir dgn niat yg terarah dlm pengamalanya sesuai dgn kondisional keterkaitan nama2 tsb shg mencapai kondisional tauhid yg benar dlm pengamalannya apakah ini mirip seperti ilmu nujum karna setau ana ilmu tauhid itu ilmu pasti atau konsekwensi janji tuhan, dimana ust apa benar seperti itu,?............. mohon jawabanya dan keteranganya. sukron
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Pertama mesti diketahu bahwa Asmaa'-asmaa' Tuhan atau makhluk-makhluk baik yang dicintaiNya dan bisa dijadikan tawassul, sama sekali jauh berbeda dari nujuum atau ilmu nujuum alias ilmu falaq atau ilmu ramal falaqi.

2- Ketauhidan, Asmaa'-asmaa' Tuhan, mekhluk-makhluk mulia yang dijadikan wasilah oleh Tuhan untuk manusia, adalah SALAH SATU sebab dari terwujudnya suatu harapan dari pendoa yang meminta kepada Allah.

3- Kesebaban Tauhid dan Asmaa'-asmaa' serta makhluk-makhluk mulia terhadap akibat itu, merupakan kesebaban yang sesungguhnya walaupun tetap merupakan salah satu sebabnya saja. Karena itu perlu kepada sebab-sebab lainnya seperti, tidak berdosa, taat, usaha yang gigih, tidak kafir, bersyukur, belajar agama, belajar fiqih dan seterusnya dari perbuatan-perbuatan yang juga memberikan efek nyata pada terwujudnya suatu doa yang ditawassuli dengan Tauhid, Asmaa'-asmaa' Tuhan dan makhluk-makhluk mulia yang dijadikan perantara olehNya untuk manusia.

4- Kesebaban dari Tauhid dan Asmaa'-asmaa' serta makhluk-makhluk mulia itu bersifat lahir dan batin. Karena semuanya memang berperan dalam kewujudan manusia secara esensial dan secara aksidental. Katakanlah berpengaru bagi keberadaan dzat dan sifat-sifat manusia. Jadi, kesebabannya hakiki walau, tetap saja merupakan salah satu sebab dari sekian sebab yang diperlukan bagi terwujudnya suata harapan dan kandungan doa bagi si pendoa.

5- Sementara ilmu nujum atau nujuum/falaq itu, sama sekali bukan suatu keberadaan yang berada di tingkatan sebab bagi apapun yang akan terwujud bagi harapan manusia.

6- Kesebaban nujuun/falaq itu, merupakan kesebaban perantara, bukan sebab hakiki. Yakni bisa menjadi sebab pendukung saja, dan bukan sebab substansial. Karena sangat mudah untuk ditepis dan diabaikan.

7- Contoh: Di negara yang memiliki empat musim, panas, gugur, dingin dan semi, maka pada setiap musim itu, memiliki efek pada manusia. Misalnya pada musim panas, manusia lebih cenderung cepat emosi. Masalah ini, persis seperti anak yang bergenetika selsel DNA emosional yang berasal dari ayahnya yang menurunkan kepadanya (anak).

8- Islam dan akal itu dicipta Tuhan, justru untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi manusia, baik bagi yang cerdas, rada lambat berfikir, kaya, miskin, berDNA baik, berDNA emosi, bawaan musim panas, bawaan musim dingin, bawaan hawa seksual ketika dua lain jenis berdekatan, puasa, shalat, bisnis, pemandangan, makanan ini dan itu, selera ini dan itu, siang, malam, pagi, sore, sepi, ramai, haji, ziarah, orang makshum, orang mati, orang hidup, orang tua, anak, kakek, suami-istri, politik, mendukung kafir, mendukung muslim, kafir, muslim, lelaki, wanita, saudara/i, nujuum (scorpion, aquarius, dan lain-lain), cacat, sehat, buta, melihat, tuli, mendengar, berkaki, tak berkaki, dekat dengan ilmu, jauh dari ilmu, belajar, malas, dan seterusnya dan seterusnya.

9- Milyaran masalah manusia yang dihadapi baik dari dalam dirinya sendiri, keturunannya (DNA), keluarganya, lingkungan sosialnya, lingkungan alamnya, musimnya, bisnisnya, pergaulan antar sesama jenis dan beda jenis, budayanya, politiknya, agamnya dan seterusnya dan seterusnya, harus/mesti/wajib (ditambahi mesti/wajib karena biasanya dibaca juga oleh teman-teman di negara jiran Malaysia dan sekitarannya, sebab harus dalam bahasa Melayu itu artinya boleh-boleh saja yakni tidak wajib) diatasi oleh manusia dengan perantaan akal dan agama yang telah diturunkan Tuhan.

10- Tuhan sendiri, selain membantu melalui akal dan agama yang dicipta untuk manusia, secara alami juga ikut membantu. Karena itu misalnya di musim panas yang bawaannya emosian, Tuhan menciptakan semangka dan buah-buahan lain yang banyak mengandungi air. Sebaliknya untuk musim dingin, Tuhan menyiapkan buah-buahan yang dapat menghangatkan badan. Di Indonesia biasanya memiliki dua macam buah, buah musim penghujan dan musim kemarau. Walau ada buah-buah yang tumbuh dan berbuah di kedua musim. Tapi banyak buah yang tumbuh hanya di musim penghujan atau musim kemarau.

11- ARTINYA, semua benda di mulai dari diri sendiri, keluarga, keturunan, lingkungan sosial dan lingkungan alam natural, semuanya memberikan efek bagi manusia. TAPI efek ini, justru hanya sebagai dasar permulaan bagi pengambilan sikap oleh manusia itu sendiri, baik dalam kepercayaan dan keimanannya atau baik dalam pilihan aktifitas dan ikhtiarnya.

12- Beda dengan Tauhi, Asmaa'asmaa' dan makhluk-makhluk yang dijadikan tawassul itu. Mengapa beda? Karena dari awal semuanya sudah ikhtiari dan pilihan, bukan diperhadapkan seperti masalah DNA atau falaq.

Karena itu perbandingan antara masalah tawassul dengan Tauhid, Asmaa'-asmaa' Tuhan dan makhluk-makhluk mulia itu dengan masalah falaq dan nujuum bisa dikatakan:

TAWASSUL DENGAN TAUHID DAN ASMAA'ASMAA' TUHAN SERTA MAKHLUK-MAKHLUK MULIA, MERUPAKAN SUATU PILIHAN DAN IKHTIAR BAGI MANUSIA DALAM IMAN DAN PENGAMBILAN SIKAP UNTUK MENJADIKANNYA SEBAB BAGI PEWUJUDAN HARAPAN DAN HAJAT-HAJATNYA, SEMENTARA NUJUUM DAN PENGARUHNYA ITU MERUPAKAN MASALAH YANG DIPERHADAPKAN KEPADA MANUSIA UNTUK DIAMBIL SUATU SIKAP LAHIR DAN BATIN.

Pengambilan sikap lahir bagi nujuum itu adalah penyikapan akal dan agama YANG, tidak terlalu menjadikannya hal penting seperti adanya perbedaan DNA dan cacat tidaknya manusia. Karena semua itu merupakan tantangan bagi manusia yang justru karena itulah manusia diberi akal dan agama untuk mengatasinya. Pengatasannya, bisa dengan doa, usaha yang bagus dan semacamnya.

Sikap batin adalah keyakinan terhadap nujuum itu. Hal itu persis seperti keyakinan terhadap keadaan tertentu seperti cacat, buta, DNA yang begini dan begitu. Artnya, kita meyakini bahwa semua itu bukan sebab bagi baik buruknya kita, selamat celakanya kita, kaya dan miskinnya, karena hanya merupakan hal alamiah yang hanya memberikan pengaruh pendukung bagi keberadaan sesuatu, bukan pengaruh inti atau pewujudan bagi pastinya terwujudnya sesuatu.

Karena itulah Tuhan, Nabi saww dan para Imam Makshum as, tidak mengajarkan hal-hal tertentu pada masalah ini, dan kalau ada pengajarannya seperti memilih hari-hari baik dan buruk, di samping tidak terlalu ditekankan juga dikatakan bahwa semua itu bisa ditangkal dengan doa, sedekah dan semacamnya. Ketidakadanya tekanan pengajarannya itu karena memang bukan sebab pewujud dan hanya sebab pendukung yang mana justru manusia lahir untuk diuji dalam menghadapi semua itu, dan juga karena akal dan agama didatangkan untuk menghadapi semua itu, yakni tantangan apapun termasuk tantangan nujuum itu.

Karena ada tamu, saya selesainkan di sini saja dulu dan memang juga sudah bisa dikatakan rada lengkap dan cukup. Wassalam.





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.