Wednesday, August 10, 2016

on Leave a Comment

Adakah hadits sahih dari Nabi saww. atau para maksumin tentang tata cara setiap gerakan/ bacaan dalam shalat?

Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/975638069216317?_rdr


Arthom Thom ke Sinar Agama
8 Juli
Salam ustad, adakah hadits sahih dari Nabi saww. atau para maksumin tentang tata cara setiap gerakan/ bacaan dalam shalat?
mohon maaf sebelumnya biar kami tambah yakin dengan apa yg dikerjakan, maklum saya baru belajar tentang fikih ahl bait, mungkin ada info bukunya at artikel yg membahas tuntas tentangnya trims !
Suka
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Dalam Syi'ah, bagi yang tidak mujtahid wajib taqlid pada mujtahid yang memenuhi syarat. Karena itu dalil ilmiahnya dalam amal-amal ibadah adalah merujuk ke mujtahid tersebut, seperti merujuk pada dokter dalam kesehatan.

2- Bagi mujtahid maka dalilnya adalah Qur an dan Hadits. Ribuan ayat dan riwayat yang menerangkan ibadah seperti shalat kepada kita, akan tetapi yang tidak mujtahid tidak akan memahaminya sekalipun orang Arab sendiri. Itulah mengapa setiap orang perlu belajar dengan sistematis dan teruji selama kurang lebih 25 tahun di pesantren sebelum kemudian mendapatkan tingkat keilmuan ijtihad (bisa menyimpulkan hukum fiqih dan Qur an dan Hadits).

3- Dengan semua penjelasan di atas, maka keyakinan itu tidak lewat Qur an dan haditsnya dalam masalah ibadah-ibadah, tapi melalu fatwa marja' atau mujtahidnya.

Dengan demikian, maka membentuk keyakinan dalam masalah dalil-dalil ibadah, bukan dengan melihat dalil Qur an dan haditsnya, melainkan melihat kuatnya dalil taqlid pada mujtahidnya.

4- Yakin yang dulu kita miliki sebelum Syi'ah terutama ketika di Wahabi yang selalu main Qur an dan Hadits itu, sebenarnya ikut-ikutan dalam keadaan ditipu. Sebab mereka mengajak ke Qur an dan Hadits tapi ala mereka, bukan ala yang sebenarnya. Karena itu, yang ketipu adalah orang-orang seperti kita yang memang tidam memiliki ilmu ijtihad. Jadi, yang ngajar ngaco dan yang belajar yakni kita-kita juga ngaco. Karena tidak punya alat memahami keduanya dimana alat itu disebut dengan ijtihad. Karena itu pahamannya sangat dangkal dan jauh dari kebenaran. Jadi, keyakinan itu sebenarnya adalah latah saja, bukan ilmiah sama sekali.

Sinar Agama .

5- Tapi kalau antum memang minat memahami ribuan ayat dan riwayat tentang ibadah seperti shalat itu, maka bisa masuk ke dalam pendidikan resmi dan formal yang biasa disebut dengan hauzah/pesantren. Dalam 25 atau 30 tahun, kelau kecerdasan antum bagus, maka insyaaAllah sudah bisa memahami ayat-ayat dan riwayat-riwayat.

Arthom Thom trims, akhi atas tanggapan dan jawabannya, namun maksud saya yang sederhana2 saja mis. dalam bersedekap disunni dan tidak bersedekapnya di syiah, tidak adanya perkataan aamin setelah alfatihah, cara duduk dalam tasyahud dll. seperti cara wudhu ada dalam Alquran, lafadz azan ada dalam riwayat telah dirubah2 juga lafaz bismillah dll sehingga kita mempunyai dalil seperti amalan yang telah dirubah2 itu walaupun dengan penjelasn yang sederhana, semoga dimaklumi.

Sinar Agama Arthom Thom, kalau di madzhab Syi'ah, dalil yang bukan mujtahid dalam ibadah-ibadahnya adalah fatwa marja' yang ditaqlidi. Dan kalau mujtahid maka dalilnya adalah Qur an dan hadits.

Sesederhana apapun dalil fiqih, mesti dipahami secara ijtihadi yakni yang sudah mengusai semua ilmu-ilmu alat seperti bahasa Arab, ushulfiqih, rijal dan semacamnya.




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.