Friday, May 27, 2016

on Leave a Comment

Menghitung jarak musafir antar kota

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=931840383596086&id=207119789401486


Salam. Ustadz mau tanya.
Dalam menghitung masafah syar'i , sebelumnya Ustadz menulis sbb:
Teman-teman, sudah dikonfirmasi lewat telpon bahwa benar seperti yang dinukilkan di pertanyaan di atas. Yaitu bahwa batas akhir safar itu, kalau punya tujuan tertentu di suatu titik di tengah kota yang dituju, maka titik tuju itulah batas akhir masafah atau ukuran safarnya. Tapi kalau tidak punya tujuan tertentu, maka batas awal kota yang dituju. Dan kalau di kota itu ada beberapa titik yang dituju, maka titik awal yang terdekat yang dihitung.
Pertanyaannya.
Kalau saya pergi dari Jakarta ke rumah teman di tengah Bekasi dimana kita anggap Bekasi bukan kota Jakarta dan batas kota Jakarta dan Bekasi berdempetan, dimana jarak antara batas kota Jakarta Bekasi ke rumah teman saya di tengah Bekasi berjarak 30 km (lebih dari 22.5 km), apakah berarti saya harus sholat qoshor setelah mencapai batas tarakhus dari batas Jakarta ?
Syukron.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Orlando Banderas 2. Tertulis di keterangan di atas bhw kalau tidak punya tujuan tertentu, maka batas awal kota yang dituju.
Yang saya tanyakan adalah :
Apakah mungkin kita pergi tanpa tujuan ? Tolong diperjelas maksud "tidak punya tujuan tertentu" ? Syukron

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Masih mau dikonfirmasikan lagi karena agak sulit memastikan.

2- Saya tidak mampu memberikan penjelasan lebih jelas lagi. Sebab kalau saya terangkan lagi, maka saya yakin tidak akan memberikan penjelasan yang lebih jelas. Setidaknya belum tergambar sekarang.

Orlando Banderas Ok, Ustadz terima kasih atas segala khidmat Ustadz yg sudah bersusah payah mencari solusi untuk kita yang awam ilmu ini. Semoga Allah SWT menerima amal baik Ustadz.

Sinar Agama Orlando Banderas, untuk nomor (1) itu saya sudah konfirmasi lewat telpon dan hasilnya kalau dua kota (yang ditinggalkan dan yang dituju) itu tidak ada jarak sama sekali dan benar-benar bersambungan, maka tidak ada jarak lagi yang bisa dijadikan jarak musafir. Kalau dulu saya biasa memakai istilah berjarak nol km. Karena itu kalau Jakarta dan Bekasi memang bersambungan maka pergi jari Jakarta ke Bekasi atau sebaliknya, tidak dihitung sebagai musafir karena tidak ada jarak musafirnya secara fiqih. Tapi kalau ada jaraknya walau sedikit, maka hitungan hitungan safarnya seperti yang sudah dijelaskan. Yakni kalau tidak ada tujuan di titik khusus di kota yang dituju itu maka jarak yang dihitung adalah akhir kota yang ditinggalkan ke awal kota yang dituju. Dan kalau ada tujuan di titik tertentu untuk didatangi maka hitungan safarnya dari akhir kota yang ditinggalkan ke titik tuju di kota yang ditujunya itu.

Sinar Agama Teman-teman yang sudah menbaca jawaban dari hasil konfirmasi di atas sebelum tanggal 28-4-2016, tolong baca lagi karena ada penambahan. Terimakasih.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.