Monday, May 30, 2016

on Leave a Comment

Fikih itu lebih agung dari alam semesta -Ust SA

Sumber : Arsip catatan Ust SA

                                       
1- Alam semesta adalah suatu keberadaan yang dicipta untuk (hikmah menurut Filsafat dan bukan tujuan yang dikatakan ilmu Kalam) dihantarkan kepada yang lebih mulia. Terlebih alam materi ini. Ia dicipta untuk kembali kepada pangkuan asalnya, wa innaa ilaihi raaji'uun.

2- Fikih/fiqih adalah cara untuk mencapai tujuan yang lebih mulia tersebut.

3- Kemuliaan raihan dari fiqih/fikih, minimalnya adalah surga. Apalagi yang lebih dari sekedar minimal tersebut. Yaitu surga Allah atau jannatu al-muqarrabuun.

4- Fiqih/fikih, bukan hanya mengajarkan cara lahiriahnya melainkan juga batiniahnya, yaitu dasar ikhlash yang memiliki tingkatan tak terbatas dimana bisa diringkas menjadi seratus tingkatan yang, tingkatan tingginya adalah taat dengan dasar cinta kepadaNya.

5- Tidak usah membandingkan semua hasil fikih/fiqihnya, tidka usah membandingkan hasil tertingginya, dua rakaat shalat saja, sudah tidak bisa dibandingkan dengan alam materi dengan seluruh isinya ini.

Kalau antum masih ingat kata-kata ayatullah Jawadi Omuli hf yang mensyarahi/menjelaskan tentang perkataan arif besar syi'ah yaitu sayyid Haidar Omuli ra yang mengatakan (nukilan maksud):

"Saya diberi ilmu oleh Allah yang kalau mau ditulis oleh para malaikatpun tidak akan sanggup dan tidak akan cukup."

Ayatullah Jawadi Omuli hf mengatakan:
"Perkataan ini bukan perkataan yang berlebih-lebih dan apalagi tidak masuk akal. Karena pahala shalat jamaa'ah yang diterima Allah swt saja, sudah tidak bisa ditulis oleh seluruh malaikat. Ini baru satu dari ilmu yaitu tentang pahala shalat jamaa'ah, apalagi kalau ditambah ilmu-ilmu lainnya terlebih tauhid yang tidak bisa dibanding dengan pahala tentang shalat jamaa'ah itu."

6- Kalau antum masih ingat saya pernah menulis (kalau tidak salah), bahwa ketika Nabi saww melakukan isra' dan mi'raj, bertemu dengan malaikat hujan yang memiliki seribu tangan dan setiap tangan memiliki seribu jari dan setiap jari memiliki seribu ruas dan setiap ruas memiliki seribu cabang. Nabi saww melihatnya sedang memegang butiran air. Dalam pembicaraan Nabi saww dengan dia, ada perkataannya yang berbunyi:
"Wahai nabiyyallah, aku tahu jumlah butiran hujan yang telah turun sejak awal penciptaan sampai sekarang dan akan datang. Aku tahu berapa butiran hujan yang turun di laut dan di darat...."

Lalu Nabi saww bertanya:
"Adakah jumlah sesuatu yang kamu tidak tahu jumlahnya?"
Malaikat Hujan menjawab: "Ada."
Nabi saww bertanya lagi: "Jumlah apa itu?"
Malaikat Hujan menjawab:
"Jumlah pahala shalawat umatmu terhadapmu yang diucapkan bersama-sama."


7- Dengan semua uraian di atas itu, maka kalau jumlah batasan pahala dan fadhilah dari satu pekerjaan fikih/fiqih saja sudah tidak bisa diketahui semua malaikat, apalagi fadhilah, maqam serta pahala dari semua pekerjaan fikih/fiqih. Dan kalau malaikat dan semua malaikat saja sudah tidak bisa mengetahuinya, apalagi alam semesta materi ini. Itulah mengapa kadang kita jumpai dalam satu riwayat yang mengatakan bahwa pahala dari fulan ibadah melebihi bumi dan langit beserta seluruh isinya. Apalagi ibadah-ibadah dan ketaatan yang lain, apalagi kalau ditambah dengan akidah yang termasuk bahasan fikih/fiqih seperti pendasaran pada keimanan sebelum melakukan taat, atau dalam penjelasannya tentang khusyuu' yang hanya memikirkan Allah swt yang tidak dalam batasn dan semacamnya itu. Wassalam.





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.