Friday, April 8, 2016

on Leave a Comment

Mohon penjelasan secara AB dari HADIST QUDSI, 'Aku adalah prasangka hambaKu'.

Link : https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/972651829451390


Salam.mohon penjelasan secara AB dr hadis Qudsi, 'Aku adalah prasangka hambaKu'.
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
27 komentar
Komentar

Apit Sanjaya Salam

Amhie Azula Salam, nyimak...

Alin Kaka Dduk maniz...

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Haditsnya kurang lebih mengatakan bahwa kalau seorang hamba berprasangka baik pada Tuhan maka hal itu akan terjadi, begitu pula sebaliknya.

2- Memahami hadits ini mesti dihubungkan dulu dengan ayat dan riwayat-riwayat baik riwayat Nabi saww atau juga hadits Qudsi yang lain.

3- Sekedar rabaan dari rangkuman pelajaran Qur an, hadits yang ada di benak, maka dapat dikatakan sebagai berikut:

a- Saya sering menjelaskan bahwa ruh kita itu merupakan wujud non materi yang lebih kuat dari materi dan bahkan bisa memberikan efek pada materi, baik materi badan kita atau yang lainnya.

b- Perbuatan kita sehari-hari yang menggunakan badan, merupakan efek ruh kita ke atas badan kita. Berjalan, menulis, berbicara, mendengar dan seterusnya dimana semuanya itu menggunakan badan, dilakukan oleh ruh kita.

c- Mukjizat para nabi/rasul dan karamah para wali, begitu pula kekuatan sihir para penyihir, semua disebabkan kekuatan ruh mereka.

d- Kejadian yang akan menimpa kita atau yang akan kita alami, juga merupakan efek dari ruh kita yang non materi itu.

e- Memang, tidak semuanya tergantung pada ruh kita saja, akan tetapi juga didukung oleh unsur-unsur lain selain kita seperti manusia lain dan lingkungan sekitar. Kita tidak bisa menulis di luar rumah tanpa atap kalau sedang hujan. Kita tidak bisa berjualan di pasar kalau sedang libur dan pasarnya tutup.

f- Semua yang terjadi di alam ini, begitu pula yang menyangkut manusia, merupakan akibat yang memiliki sebab-sebabnya tersendiri.

g- Sebab-sebab itu kalau ditelusuri terus, maka akan berakhir pada Tuhan yang Maha Esa, sebagai Sebabnya Para Sebab.

h- Akibat yang berhubungan dengan perbuatan manusia, merupakan piliha manusia itu sendiri. Karena itu, maka sekalipun sebab-sebabnya akan menyambung kepada Allah, akan tetapi yang bertanggung jawab adalah manusia itu sendiri. Hal ini karena manusialah yang memilih perbuatannya. Karena itu maka manusialah yang mesti bertanggung jawab. Dalam filsafat dikatan sebagai "Sebab dekat" atau "Sebab Langsung". Yakni yang dekat dan langsung berhubungan dengan akibatnya.

i- Karena itu maka Tuhan dalam hal ini hanya mewujudkan. Dan saya lebih sering mengistilahkan dengan Ijin Tuhan, yakni ijin Tuhan untuk kewujudan pilihan manusia.

j- Pilihan manusia, sudah pasti didahului oleh ilmu atau data di akalnya, lalu ditimbang-timbang (dipikir), lalu dipilih setelah mengira atau meyakini kebaikan untuknya, lalu diamalakan. Nah ketika terwujud, maka hal itu terjadi karena pilihannya sendiri dan dia yang mewujudkan. Tapi karena akibatnya akibat juga akibat bagi sebabnya, maka perbutan manusia yang sudah terwujud itu merupakan akibat dan makhluk Tuhan juga. Sebab Tuhan adalah sebab bagi manusia yang mengakibatkan perbuatannya sendiri itu.

k- Sudah sering dijelaskan bahwa sebab dalam pewujudan bukan seperti tukang bangun rumah dengan rumah yang dibangunnya atau bukan seperti orang tua dengan anaknya. Sebab tukang dan orang tua itu bukan sebab pewujud dari rumah dan anaknya. Mereka hanya mendekatkan sebab-sebab hakikinya yang berupa unsur-unsur rumah dan mani-ovum.

Jadi, sebab akibat itu seperti arus listrik dan pijaran lampu listrik. Begitu pula seperti unsur-unsur rumah dan mani-ovum itu. Artinya, perlunya akibat pada sebabnya, tidak hanya pada awal kewujudannya melainkan terus dalam kebersinambungan wujudnya. Sekali hubungan akibat diputus dari akibatnya, maka akibatnya akan menjadi lenyap.

l- Karena keeratan sebab akibat itulah Tuhan mensifati DiriNya dengan Maha Aktif (QS: 55:29):

يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

"Bertanya tentangNya siapapun yang di langit dan di bumi. Dia selalu aktif setiap saat."

m- Tentu saja keaktifan Tuhan yang non materi dan tidak terbatas, tidak membuat DiriNya terkondisi dan berubah-rubah. Jadi, dalam ketenangan dan ketidakberubahanNya itu Dia Maha Aktif.

n- Klaau sudah ingat semua hal di atas itu lantaran sering kita bahas di facebook ini, maka kalau perbuatan dan yang akan terjadi pada manusia itu tergantung pada pilihannya sendiri, lalu perbuatannya juga diawali dari pilihan dan pilihannya dari data-data yang ada, maka sudah pasti apapun yang diyakini manusia, sangat bisa menjadi berefek pada apa yang akan dialaminya.

Ketika manusia berburuk sangka pada Tuhan, maka dia meyakini bahwa apa yang akan dilaluinya adalah hal yang buruk dan tidak baik baginya, misalnya bangkrut dalam usaha. Nah, ketika dia dalam ruh nya itu seperti itu, maka dalam bisnisnya atau dalam kehidupannya, akan sangat terpengaruh oleh apa yang ada di dalam datanya termasuk keyakinannya tersebut.

Ketika sudah mengira hal yang buruk, maka sudah pasti dalam usaha pikir dan aplikasinya, akan terbentur dengan hal yang sangat besar dalam dirinya sendiri, yaitu pesimistis atau grogi dan semacamnya. Akibatnya, maka apa yang telah disangka dan diyakininya itu, sangat bisa terjadi. Begitu pula kalau dia berbaik sangka pada Tuhan. Maka ruh non materinya akan mengalami kecerahan dan ketenangan yang akan menyebabkan optimisme, ketelitian dan tidak putus asa. Karena itu, maka kebaikanlah yang akan dialaminya.

Sementara di lain pihak, apapun yang akan dialami manusia dengan ikhtiarnya itu, juga merupakan makhluk Tuhan.

Dengan demikian, maka kalau Tuhan mengatakan bahwa "Aku berada dalam sangka hambaKu", sangatlah benar. Karena apapun pilihan manusia itu, juga merupakan akibat yang pada akhirnya juga merupakan akibat Tuhan, karena akibatnya akibat, akibat pula bagi sebabnya.

o- Catatan:
Tentu saja, sebab-sebab itu banyak sekali. Artinya, bukan hanya baik sangka atau buruk sangka. Bisa saja seorang hamba buruk sangka pada Tuhan, tapi kalau dia banyak istighfar dan sering melakukan kabajikan dan menolong orang lain, maka bisa saja tetap dimaafkan dan dibantu olehNya hingga tidak terjadi apa-apa yang telah diburuksangkakannya.

p- Anjuran:
Hindari buruk sangka pada Tuhan dan teruslah berjuang untuk hidup lebih baik yaitu dengan hidup beragama dengan baik dalam segala aspeknya. Tetaplah meminta ampuan dan petunjukNya. Berbaik sangka padaNya dalam artian positif, yaitu dengan mengiri baik sangkanya itu dengan pilihan-pilihan dan perbuatan-perbuatan yang baik menurut agama, berusaha keras dalam hal kebaikan itu dan mengirinya dengan istighfar dan doa, akan membuat kita selamat di dunia dan di akhirat kelak. Semoga kita semua menjadi hamba yang demikian, amin.


Andika Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad..

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.