Tuesday, April 5, 2016

on Leave a Comment

RAHASIA DIBALIK KEWAJIBAN CINTA AHLUL BAITH NABI SAWW

Link : https://www.facebook.com/notes/andika/rahasia-dibalik-kewajiban-cinta-ahlul-baith-nabi-saww/951496104913716


730. Hak2 Sosial (spt hormat/taat) Bukan Mesti Ketinggian Derajat dan Keselamatan Akhirat,seri tanya jwb Sang Pencinta dg Sinar Agama
July 22, 2013 at 8:41pm

Bismillah: Hak2 Sosial (spt penghormatan) Bukan Mesti Tanda Ketinggian Derajat dan Keselamatan Akhirat  

Sang Pencinta
(16-3-2013)
Salam, intermezzo ust, sejauh mana keisimewaan keturunan Nabi/Imam Ali (Alawi) dalam syariat, katakanlah sayyid/syarifah? bagaimana memposisikan keistimewaan (kalo ada) tsb? sy melihat fenomena sebagian ikhwan semacem mengikuti pendapat seseorang (tanpa cek dan mericek kebenaran dan kevalidannya) karena kesayyidannya dan semacem itu. trims ust. — bersama Sinar Agama. 
  • Muhammad El'Baqir, Indah Kurniawati, Dian Damayanti dan 20 lainnya menyukai ini. 

Debu Karbala: kalo ada sipil ngaku2 tentara, ini sebuah pelanggaran hukum..tp kalo ada tentara ngaku2 orang sipil bukanlah sepenuhnya pelanggaran. begitupun gelar sayid/syarif, sy lbh respect pd alawiyin yg tawadhu dan bersedia melepas baju kesayidanya seperti sunan bonang yg rela jadi dalang demi dakwah, dari pada org yg petingtang-petingting ngaku sayid/syarif tp justru menyebarkan kebencian kepada sesama muslim, alafwu kalo pendapat ana salah... 

Pangeran Ketiga: Sila anda baca kutipan tulisan di bawah ini : 
Pada suatu kali, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menanyai ayahnya, ‘Bagaimana pendapat ayah tentang tafdhil (urutan keutamaan) sahabat ?. Imam Ahmad bin Hanbal menjawab :
‘Dalam khalifah Abubakar, Umar, Usman’. Lalu bagaimana dengan Ali ? tanya Abdullah. Imam Ahmad bin Hanbal menjawab : ‘Wahai anakku, Ali bin Abi Thalib termasuk ahlu bait dan tidak satu orangpun yang dapat dibandingkan dengan mereka!’. 
Di lain kesempatan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal meriwayatkan kisah yang dilihatnya mengenai sikap hormat dan kecintaan Imam Ahmad bin Hanbal kepada keluarga Nabi saw. Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hanbal , ‘Aku melihat ayahku jika datang kepadanya orang tua dan anak muda dari kalangan bangsa quraisy
atau siapa saja dari kalangan syarif ahlu bait, ia tidak akan keluar dari pintu masjid mendahului mereka kecuali para syarif tersebut keluar terlebih dahulu dan ayahku mengikutinya keluar dari belakang setelah mereka. 

Ummatan Wasathan: Inna akromakum indalla hi atqakum.imam Ali dan aimmah alma'shum in menjadi mulya krn ketaqwaannya bukan krn hubungan daging dan darahnya.oleh krn itu imam Ali as. Bersab da dlm nahjul balaghah. "sesungguhnya kekasih muhammad adlh orng yg taat Allah dan Rosul nya sekalipun jauh hbngn dagingnya.dan musuh muhammad adlh orng yg bermaksiat pd keduanya sekalipun de kat hbngn kekarabat nya.abu lahab tdk men jadi mulya krn kekarab atanya krn dia tdk taat pd Allah dan Rosulnya. 

Pangeran Ketiga: Kiranya Imam Ahmad bin Hambal lebih memahami ttg ayat "inna akromakum indallahi atqakum" dan bagaimana penerapannya. 
Beliau sangat menghormati para syarif ( dzuriyyat Nabi ) sampai beliau tdk berani keluar dahulu dri masjid jikalau msh ada syarif yg blm keluar. 

Ummatan Wasathan: Yg perlu kt ketahui syarif yg seperti apa yg beliau hormati?afwan... 

Sinar Agama: Salam dan trims pertanyaannya: 
Islam memiliki aturan yg unik dlm mengatur umatnya. Aturan ini, bgt rapi dan lengkap dan memiliki berbagai dimensi. Ada aturan ttg diri manusia, alam non materi dan alam materi. Yg mengenai manusia, ada yg berkenaan dg dirinya sendiri, keluarganya, lingkungannya, ada jg yg berhubungan dg Tuhan, Nabi saww, imam2 dan semua ajaran2nya, spt Qur an, Hadits, ulama...dst. 
Salah satu dari aturan yg unik (hanya ada di Islam secara benar da rinci), adalah yg mengatur manusia dg lingkungan sosialnya. Yakni dg manusia yg lain. 
Sebegitu rincinya, sampai2 tdk ada yg tertinggal. Misalnya hubungan manusia dg dirinya, ayahnya, ibunya, adik-kakaknya, paman-bibinya, kakek-neneknya, anak angkatnya, anak istrinya, anak dari anaknya, anak dari menantunya, ....dst... juga yg berhubugan dg gurunya, muridnya, istir-suaminya, sayyid dan bukan sayyidnya, pemimpinnya, marja'nya, .....dst. 
Saya hanya akan mengambil beberapa contoh saja dari hubungan2 di atas itu, misalnya:
1- Seorang anak, sama sekali tidak boleh menengkari orang tuanya dan menyakiti hati mereka sampai2 dikatakan misalnya bhw "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu." Sampai2 Nabi saww mengatakan kepada shahabat beliau saww yg merawat ibunya dari sejak tdk bisa jalan hingga kemana saja mau pergi digendongnya, sampai menyuap kalau makan, atau bahkan dg memahinya (dikunyahi dulu baru disuapkan ketika ibunya sdh tdk kuat mengunyah)...dst...dimana hal itu terjadi sdh lama sekali dan bertanya kepada Nabi saww apakah sdh membalas budinya dan membayar haknya, Nabi saww menjawab: "Kamu belum membayar satu oh-pun ketika ia melahirkanmu." 
2- Keutamaan ulama, spt melihat wajahnya saja sdh mendatangkan pahala bagi umat Islam. 
3- Keutamaan orang shalih sampai2 imam Ja'far as mengatakan (+/-): "Barang siapa ingin menziarahi kami, tp ia tdk mampu, mk datangilah syi'ah kami yg shalih, mk pahalanya sama dg menziarahi kami." 
4- Hak seorang muslim dari yg lainnya sampai2 Allamah Thaba Thabai ra dlm tafsir Mizan-nya, mengatakan (+/-) bhw yg bisa menolong saudara muslimnya yg minta tolong dimana ia mmg layak ditolong, tp ia tdk menolongnya, mk ia telah melakukan dosa besar dan taubatnya tdk akan pernah diterima Allah sekalipun menangis dg air mata darah, kecuali mencari orang itu dan meminta ridhanya. 
5- Hak sayyid (keturunan Abdu al-Muthallib ra) yaitu harus diberi khumus dan menolong mereka kalau memerlukan pertolongan. 
6- Masih terdapat ribuan hak dan macam2nya serta bagian2nya dan rincian2nya dari masing2 hak itu atau yg lainnya. SEbegitu lengkapnya, sampai2 kalau kita mengetahuinya, sulit akan mengatakan bhw kita sdh melaksanakan semuanya dg baik hingga memastikan keselamatan kita di akhirat. 
7- Nasihat
Jangan keliru memahami ajaran Islam ttg hak2 itu:
- Karena itu, jangan sesekali bhw sang ibu atau sang ayah, sdh pasti masuk surga karena ia wajib dihormati dan ditaati anak2nya yg bahkan sdh menjadi wali sekalipun atau menjadi nabi sekalipun. Atau merasa lebih tinggi dari anak2 yg wajib menghormati dan menaatinya itu. 
- Karena itu, jangan sesekali bhw seorang guru dan ulama itu, sdh merasa aman dan memastikan diri masuk surga karena melihat dirinya saja umat ini mendapat pahala atau merasa lebih tinggi dari derajat umatnya itu. 
- Karena itu, jgn sampai para shalih sdh merasa yakinmasuk surga dan berderajat tinggi karena yg menziarahinya saja mendapat pahala spt menziarahi para imam maksum as. Karena keshalihannya itu, bisa saja berupa keshalihan yg dlm pandangan umatnya itu dan/atau anggap sdh shalih mk jgn kira tdk akan terjadi perubahan di masa datang. Karena itu, jgn sesekali merasa aman atau bahkan merasa lebih tinggi dari umat penziarahnya. 
- Karena itu, jangan sampai para mukmin yg diwajibkan untuk orang lain terhadap hak2nya untuk menolongnya dimana yg tdk menolongnya tdk akan selamat kecuali dg ridhanya, sdh merasa aman dari neraka dan memastikan masuk surga atau lebih tinggi derajatnya dari yg menolongnya. 
- Karena itu, jgn sampai para saadaat, sdh merasa aman dari siksa neraka dan lebih tinggi derajatnya dari yg ahwal. 
- Karena itu, jgn sesekali seorang suami merasa lebih tinggi dari istrinya yg wajib menaatinya itu dan, merasa sdh aman dari neraka karena hal tsb. 
8- Semua di point 7 itu, disebabkan bhw semua kehormatan itu, HANYA DAN HANYA, merupakan aturan hukum Islam dlm mengatur hubungan antar sesama manusia dari berbagai tingkatan sosialnya, bukan ajaran ttg kelebihan derajat secara hakiki di hadapanNya. 
9- Disamping point 7 itu, tdk seorangpun yg dibolehkan menuntut orang lain untuk menghormati hak2 yg diberikan Islam itu. Jadi, semua itu hanya aturan sosial manusia dg manusia lain dan merupakan hak-hukum spt layaknya hukum2 lain, spt pidana atau perdata dimana yg tdk mememberikan hak2nya bisa dituntut di pengadilan resmi atau sosial. Yakni tdk bisa menuntut siapapun di meja hukum pengadilan, atau tdk bisa mengecam siapapun di meja kajian dan mimbar2 baik agama atau sosial lainnya. 
10- Point ke 9 ini, disebabkan masih banyak lagi hal2 yg bisa menggugurkan hak2nya itu akibat tingkah laku yg punya hak, atau karena sebab2 lain spt sekalipun yg punya hak itu tdk melakukan hal2 yg negatif. Misalnya, adanya tabrakan dlm beberapa hak dan pencampur adukan, misalnya kita tdk bisa mengatakan: 
"Hai, kamu harus belajar ke orang tuamu karena hak2 mereka di atas itu. Atau kamu harus belajar ke mukmin yg wajib dibantu atau ke saadah yg wajib dibantu...karena hak2 di atas itu!!!!" 
Ketidak bisaan itu, karena tdk ada hubungannya dg hak2 yg disebutkan itu. Beda kalau hak2 ulama tsb, karena kesunnahannya itu mmg dibuat Islam supaya umat sering mendatanginya dan bertanya-tanya ttg agama dan apapun masalah yg dihadapinya dlm sosialnya. 
11- Jangankan belajar dan semacamnya itu, merasa lebih afdhal dari yang wajib menghormati dan menolongnya itu, atau yg wajib menghormati dan menolongnya itu merasa lebih rendah dari yg harus dihormatinya dan ditolongnya itu, saja, tdk boleh. Hal ini, karena semua itu, SEKALI LAGI, hanya aturan hidup sosial yg diberikan Islam yg memiliki falsafahnya sendiri. 
12- Semua ajaran Islam itu mmg memiliki filsafat dan tujuannya sendiri, akan tetapi tujuan2 tsb, bukan kembali kepada yg harus dihormati dan ditolong hingga karenanya bisa menuntut orang2 yg dirasa tdk memberikan hak2nya. 
Tujuan2 itu jelas dapat ditangkap dari Islam itu sendiri. Misalnya, kalau ke orang tua, spy tdk menjadikannya sedih di masa tua dan spy anak2 tsb tahu kesyukuran betapa beratnya mereka melahirkan dan menjaga anak2nya. Kalau yg mukmin atau saadaat yg wajib ditolong itu, karena mmg wajib menolong sesama agar umat tdk memeintingkan dirinya sendiri dan spy umat menjadi tangan Tuhan dlm membantu menyelesaikan masalah2 yg dihadapi hamba2Nya. 
Masih banyak pembahasan masalah2 hak ini yg, kalau dibukukan, mungkin bisa menjadi puluhan jilid tanpa basa basi dan/atau herpebolik. Karena disamping banyaknya hak2 itu sendiri, jg banyaknya tinjauan2nya, baik tinjauan akidah dan Ilahiyyahnya, fikihnya, sosialnya, psikologinya, hikmahnya ....dst.

Nasihatku Dari Lubuk Hatiku Yg Paling Dalam:
1- Pelajarilah Nabi saww dg baik dan, ajaran beliau saww serta kitabullah yg dibawa beliau saww. 
2- Mungkin orang mengira bhw perintah Tuhan dlm mencintai Ahlulbait as itu karena demi meninggikan Nabi saww di sosial dan Ahlubait beliau saww, atau apalagi meninggikan mereka dlm sosial hingga mendapatkan hak2 materi atau sosial spt penghormatan dan semcamnya. Karena semua kewajiban pernhormatan dan ketaatan itu, HANYA DAN HANYA, untuk umat itu sendiri tanpa kembali sedikitpun mamfaatnya kepada mereka, apalagi mau menuntut umatnya untuk memberikan hak2 mereka itu. 
Tolong jangan menganggap Nabi saww itu spt kita2 ini, yang senang dipuji, yg menuntut demi diri beliau saww sendiri, yg senang kalau keluarganya dihormati dan ditolong...dst. Karena semua ini, bukan ajaran Nabi saww dan bukan ajaran Allah. Karena semua hak2 Nabi saww dan Ahlulbait as itu, sebenarnya untuk umat itu sendiri, bukan untuk mereka baik di dunia atau akhirat. Perhatikan beberapa ayat berikut ini: 

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى 
"Katakan -Muhammad: 'Aku tidak minta upah apapun dari kalian darinya (dari dakwah Islam) kecuali menyintai Ahlulbaitku.'." 

قل ما سألتكم من أجر فهو لكم إن أجري إلاّ على الله 
"Katakan -Muhammad- apa2 yg kuminta dari kalian dari upah itu, adalah untuk diri kalian sendiri dan sesungguhnya upahku hanya di Allah." 

قل ما أسألكم عليه من أجر إلاّ من شاء أن يتخذ إلى ربّه سبيلا 
"Katakan -Muhammad- apa2 yg aku minta dari kalian dari upah itu, tdk lain untuk orang2 yg hendak mencari jalan menuju Tahannya." 

قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلفين 
"Katakan -Muhammad- apa2 yg aku tdk minta upah apapun upah dari kalian darinya -tabligh- dan aku bukanlah yg memaksa" 

CAtatan:
- Perhatikan ayat pertama yg mewajibkan umat menyintai Ahlulbait as. 
- Perhatikan ayat ke dua yg mengatakan bhw upah/ajr Nabi saww itu hanya disisi Allah dan dari Allah. 
- Perhatikan ayat ke tiga dimana dijelaskan bhw upah yg diminta itu, adalah bagi orang2 yg ingin menjadikan jalannya kepada Allah. Yakni pewajiban cinta itu untuk mencapai ajaran Islam yg murni sebagai jalan kepada Allah. 
- Perhatikan ayat terakhir yg mengatakan bhw semua yg diminta Nabi saww itu, bukan dari diri Nabi saww, tp dari Allah. 

Kesimpulan:
1- Pewajiban cinta kepada Ahlulbaiat yg maksum as itu, HANYA DAN HANYA untuk kepentingan umat itu sendiri, bukan untuk mereka as dan bukan untuk Nabi saww sama sekali hingga kalau umat tidak memberinya mereka sedih dan menuntutnya. Tp mereka as hanya dan hanya mengingatkan umat ini agar supaya mereka sendiri mendapatkan jalan yg benar yg disebut dg jalan lurus itu.

2- Mungkin orang mengira bhw kalau mencintai dan menolong Ahlulbait as pertanda telah menuju Tuhan dg pahala2 yg didapatkan dari itu. Hingga dengan demikian, mk ketika mereka as menuntut, berarti menuntut untuk mereka as demi mencapai hak2 mereka as dari umat ini di dunia ini. Sama sekali bukan spt itu.

Itulah mengapa ayatullah Makarim Syirazi hf dlm tafsirnya al-Amtsaal, ketika menjelaskan ayat kewajiban menyintai Qurbaa/Ahlulbait as itu, memaparkan ketiga ayat di atas itu. 
Karena yg dimaksud bhw yg memenuhi kewajiban dari umat ini dlm menyintai dan menaati Ahlulbait as itu adalah demi menuju kepada Allah, bukan dg pahala. Karena kata2 "sabiil" yg di ayat itu, jelas bermakna "jalan". Jadi "jalan menuju Allah", bukan "mendekati Allah" yg bisa dg pahala2 itu. Jalan, artinya tuntunan dan ajaran. Jadi, maksudnya adalah jalan dan aturan serta tuntunan dan pedoman menuju kepada Allah. Ini artinya, adalah agama itu sendiri. Jadi, pewajiban itu hanya demi supaya umat ini, mendapat jalan-lurus menujuNya, bukan pahala dan semacamnya hingga dikembalikan mamfaatnya kepada Nabi saww dan Ahlulbait as yg berupa hak2 di dunia ini, yaitu berupa mamfaat, spt kesenangan-halal, keridhaan, kelezatan-halal, kenyamanan-halal....dst.

Sekarang mungkin ada yg bertanya: "Apakah yg tdk menyintai Ahlubait as tdk mendapatkan agama?" 
Jawabannya jelas bhw agama yg dimaksud disini adalah agama yg agama, bukan dakwaan dan keyakinan agama. Karena dakwaan dan keyakinan seseorang itu, blm tentu agama. Jadi, yg dimaksukan adalah agama yg maksum dan lepas dari kesalahan ilmu dan amal. Inilah yg dikatakan bhw pengemban agama yg agama ini hanya dan hanya orang2 yg maksum yg kemaksumannya diumumkan Tuhan dan Nabi saww.

Apalagi kalau dihubungkan dg ayat terakhir di atas itu. Ayat itu jelas bhw pewajiban cinta itu, yakni yg demi mendapatkan agama yg murni dan benar itu, adalah merupakan syariat Tuhan itu sendiri. Artinya, bhw pewajiban itu bukan dari Nabi saww dan apalagi untuk kepentingan dan kesenangan dan keridhaan beliau saww. Sama sekali bukan seperti itu. Akan tetapi, demi umat itu sendiri secara murni tanpa penyisipan kesenangan diri seperti orang2 yg blm Fanaa' atau seperti orang2 yg belum menyintai Tuhan secara murni karena masih menyintai hal2 lain selainNya.

Artinya, ajaran itu, yakni pewajiban menyintai Qurbaa itu, adalah murni ajaran Tuhan demi umat ini sendiri, bukan demi Nabi saww dan Ahlulbait as itu sendiri. Hal itu, karena tanpa melalui Nabi saww dan Ahlulbait yg maksum as, umat tdk akan mendapatkan ajaran murniNya. Begitu pula, hal itu, karena Nabi saww dan Ahlulbait as, sdh tdk lagi melirik dunia ini sedikitpun hingga menginginkannya. Karena mereka sdh sampai ke deraja dimana HANYA DAN HANYA Allah yg dicintai dan dirinduinya selalu. Itulah mengapa di ayat ke dua di atas itu, dikatakan bhw ajr atau upah Nabi saww itu hanya di sisi Allah. Ini bukan berarti dari Allah kepada Nabi saww di dunia hingga mewajibkan penyintaan pada beliau saww dan Ahlulbait beliau saww. Bukan seperti itu. Akan tetapi, karena memang Nabi saww dan Ahlulbait as itu, SAMA SEKALI, sdh tdk memiliki kesyirikan sedikitpun. Karena itu, tidak ada manis selain manisNya, tdk ada kebahagiaan selain bersamaNya, tdk ada kerinduan selain padaNya, tdk ada kenikmatan selainNya, tdk ada impian selainNya, tdk ada kesukaan selainNya, tdk ada kelezatan selainNya....dst.

SEmentara orang2 lain, anggap benar cinta Allah, tp masih cinta jg selainNya. Apalagi banyak yg berapologi karenaNya. Mana ada cinta pada makhlukNya karenaNya tp kalau makhluk itu jauh darinya ia sedih dan merasa pahit hidupnya, atau bagaimana bisa menyintai karenaNya sementara ketika bersama dg yg dicintainya itu sama sekali tdk merasakan manisnya menyintaiNya. Bgt pula ttg kelezatan, idaman, kebahagiaan...dst...itu dimana semuanya dilakukan selain maksumin as itu, masih bercampur dg selainNya walau, diatasnamakan padaNya. Apalagi banyak sekali karena mmg diri dan kesukaannya, bukan karenaNya yg sekalipun palsu ini. Nah, kedua hal ini, bercampur selainNya atau benar2 bukan karenaNya, semua dan semua ini, adalah kesyirikan dan penyekutuan yg nyata sekalipun, dlm banyak hal, masih diampuni. Itulah yg dikatakan Allah bhw "Tidak beriman kebanyakan dari orang2 mukmin itu, kecuali mereka itu memiliki kesyirikan/penyekutuan."

3- Nah, karna itulah mk kalau ada kewajiban menyintai dan menolong serta membantu orang yg tdk maksum dalam ajaran Islam, spt yg telah dicontohkan di atas itu, mk ketahuilah bhw hal itu bukan untuk mencapai jalanNya dan agamaNya, tp karena untuk memenuhi perintahNya spy kita mendapat pahalaNya. 
Karena itulah, ayah-ibu, suami, guru, alim ulama, yg berhak dibantu, orang shalih, saadaat...dst....itu, tdk bisa mengatakan bhw pewajiban cinta dan menolong mereka2 itu seperti pewajiban penyintaan dan pertolongan kepada Ahlulbait as yg maksum, yaitu untuk mendapatkan jalan dan agamaNya. Bukan seperti itu sama sekali. Tp demi mendapat pahala dari tugas mereka2 itu dan demi pemenuhan masing hak dari pemilik hak yg ada dalam sosial manusia ini.

Artinya, jangan sesekali orang2 yg menjadi obyek dari penyintaan dan penghormatan serta pertolongan itu, merasa lebih afdhal dari yg lainnya dan sdh pasti msuk surga. Karena keduanya tdk ada hubungannya sama sekali.

Penutup:
Saya tdk rela menjadikan tulisan ini, sebagai alat menyakiti siapapun, mengusik siapapun dan mencela atau merendahkan siapapun. Karena disamping tulisan ini sangat global, jg karena Islam mengajarkan kebenaran itu ia jg mengajarkan penyampaiannya bhw Islam itu harus disampaikan dg cara yg benar pula dan demi menjadinya manusia yg diciptakan Allah ini pada apa2 yg sdh dicanangkanNya, hingga terbuktilah kebenaran firmanNya yg mewajibkan seluruh malaikat bersujud padanya (manusia). 
wassalam. 

Adzar Alistany Kadzimi: sahih 

Mata Jiwa: pak ustad, sy ikut nimbrung ya, sy berharap sekali pak ustad dpt menolong saya,2 kakek sy berasal dr india,sampai meninggalnya masih WNA, jadi saya adlh keturunannya yg ke-2. satu kakek dibelakang namanya Baalawy,berasal dr Kerala,Madras-india Selatan yg ternyata pusatnya ahlul bayt di india.yg satu lagi, seorg syech yg ber-fam alkatiri dr Uttar Pradesh, India Utara.ttg yg ber-fam alkatiri tdk ada masalah, tpi ktika sy ditanya oleh jama'ah lalu sy sebut Baalawy, kenapa sy selalu mendpt reaksi yg sama: Baalawy sdh habis, tdk mungkin masih ada !! sy bilang, kakek sy dr India, kami baru keturunan yg ke-2 di indonesia, org2 itu dgn serta merta berubah wajah lalu sejak saat itu pasti akan menghindar jika ketemu saya,pd hal mereka itu yg punya embel2 assegaf,alatas,dll dan mreka dr kalangan syiah...kesana kemari sy cari tau,tp tdk ada jawaban, ada apa dgn Baalawy?? sy sdh ke ustad2 ngetop org arab sekalipun, bertanya ke Rabithah Alawiyin Int'l..jawabannya sama : Baalawy sdh tdk tersisa...lha kami sisanya koq.suatu kali ketemu dgn org Iran,setelah sy cerita, dia memeluk sy, lalu bilang : Baalawy keturunan Bany Hasyim yg diburu untuk dibunuh dahulunya,lalu mereka menyebar ke India dan Afrika, setelah sy sebut Kerala tmpat kelahiran kakek saya, ia kembali memeluk sy, dan bilang : benar, kamu Baalawy,keturunan Bany Hasyim. nah, kenapa di Indonesia ini kami ditiadakan ya ? dibilang sudah habis ! org Iran itu menyuruh saya u.bertanya kpd kantor Rahbar krn masalah nashab ini ada catatannya dan bisa diselidiki sampai bertemu di Imam Ali as...mohon bantuan dan saran pak ustad .... 

Sinar Agama: Mata: Dengan seksama kubaca tulisan antum dan saya akan mencoba membantunya, tp saya tdk janji karena saya bukan ahli syajarah (syajarah = silsilah2 keturunan), tp barang kali dapat. Sementara ini ana dapatkan yg bernama Abu Bakar Baa 'Alwi yg merupakan salah satu wali yg konon bahkan dg ijinNya, bisa menghidupkan orang mati dimana di kubur di 'Adn dan wafatnya tahun 914 H. Nama lengkapnya Syaikh Abu Bakar bin 'Abdullah 'Idruus Ba 'Alwii. Kuburannya jadi tempat ziarahan di 'Adn. Masih mau cari2 lagi. 

Mata Jiwa: na'am pak ustad, saya cuma mengantongi nama kakek Muhammad Mukri Baalawy bin Abdullah bin Abdurrahman bin Husayn, InsyaALLAH beliau seorg syiah, dr India menetap di Jambi,Sumatera...seluruh keluarga kami bernasib sama, jgn coba2 sebut Baalawy jika tdk mau dicibirkan atau disisihkan,akhirnya kalau ditanya sama org2 keturunan arab, kita ngakunya org India, semoga kami sekeluarga mendapat titik terangnya dr pak ustad...hanya ALLAH,RasulNYA dan Ahlul Bayt yg bisa membalas kebaikan pak ustad... 

Sinar Agama: Mata: Ana sdh cari ke beberapa puluh kitab, karena kebetulan ingin tahu, akhirnya kutemukan justru di kitab karangan sayyid al-Kaaf yg orang Indonesia yg berjudul "al-Islaam Fii Indunesia". Ini kunukilkan tulisannya: 
الإسلام في أندونسيا المعاصرة
دراسة موجزة ومجملة عن الإتجاهات الإسلامية في أندونسيا
تأليف
حسين محمد الكاف
--- ... الصفحة 70 ... ---
سادة باعلوي
ومما لايعتريه اي ريب وتؤكده كتب التاريخ والحديث ان الرسول (ص) قد ترك ابنته الطاهرة السيدة فاطمة الزهراء -ع- ومنها خرج الامامان الحسن والحسين -ع- ثم منهما كثر وانتشر السادة المنسوبة الى الرسول (ص) حتى ملأوا العالم الاسلامي تصديقا لقول الله تبارك وتعالى وترويحا لقلب الرسول (ص) الحزين بموت ابنه القاسم و تعييبا لشانئه الأبتر " انا أعطيناك الكوثر " (69). فقد بارك الله تعالى اقطار العالم الاسلامية بوجود هذا النسل اذ قاموا طوال العصور في كل من جيل اسلامي وارض اسلامية بنشر الاسلام والدفاع عن تعاليم جدّهم، ويمكن القول بالتأكيد - وليست في هذا القول حاجة الى ذكر دليل وشاهد لبداهته - ان لا يخلو بقعة من بقاع الأرض الاسلامية من وجود السادة حيث عاشوا وتلاحموا مع الشعوب المختلفة ودفنوا في اوساطها محترمين مبجّلين نتيجة مساعيهم المشكورة المذكورة.
ومن هؤلاء السادة سادة باعلوي المنسوبون الى السيد علوي بن عبيد الله بن احمد المهاجر بن عيسى بن محمد بن علي بن جعفر
____________
(69) التفسير الكبير للامام الفخر الرازي في تفسير سورة الكوثر.
--- ... الصفحة 71 ... ---
الصادق(70) بن محمد الباقر بن علي زين العابدين بن الحسين السبط بن علي بن أبي طالب عليهم السلام(بن السيدة فاطمة الزهراء بنت رسول الله -ص)(71). فكلمة " سادة باعلوي " اطلقت على كل سيد ذي نسب متصل الى السيد علوي بن عبيد الله ولا تطلق على كل سيد بأجمعه، فليس كل سيد باعلويا. هذه الطائفة من السادة نشأوا في حضرموت ثم انتشر بعض منهم الى مناطق جنوب شرق آسيا كاندونسيا ومليسيا وتايلندا وفليبين وسنغافورا وبعض المناطق في افريقا بغية نشر الاسلام ثم تناسلوا فيها.
والجدير بالذكر ان هؤلاء السادة مجموعة لها اصالتها واتجاهها الديني ومزاجها النفسي الخاصة لها قد تختلف عن بقية السادة المترامية في العالم الاسلامي فضلا عن عامة المسلمين. وفي هذه الفرصة ارى من اللازم ان اشير الى ما لهذه الطائفة من اتجاهها الديني. وذلك لان دورهم في نشر الاسلام في اندونسيا مما لا يمكن التغاضي عنه، وكان لوجودهم في اندونسيا منذ مجيئهم اليها في القرن الرابع عشر الميلادي الى يومنا هذا احتكاك ديني وثقافي فاعل مع الشعب الاندونسي و يد معطاء في نوع تدينهم. وكفي في ذلك ان الأولياء التسعة في جزيرة جاوى ما عدا Sunan Kalijaga من سادة باعلوي ونسبهم ينتهي الى السيد جمال الدين بن احمد بن عبدالله بن عبد الملك بن

____________
(70) الامام جعفر الصادق فما علا الى الامام علي بن ابي طالب أئمة الشيعة الامامية.
(71) شمس الظهيرة في نسب اهل البيت من بني باعلوي للسيد عبد الرحمن المشهور.
--- ... الصفحة 72 ... ---
علوي بن محمد صاحب مرباط بن علي بن علوي بن محمد بن علوي بن عبيد الله بن احمد المهاجر(72).
الاتجاه الديني لسادة باعلوي
والسؤال الذي يطرح نفسه ما هو الاتجاه الديني الذي ساد سادة باعلوي؟ فقبل الجواب على هذا السؤال لابد من ان ألفت القارئ الى الاتجاه الديني لجدّ هؤلاء السادة وهو السيد احمد المهاجر بن عيسى بن محمد بن علي بن الامام جعفر الصادق. يعتبر هذا السيد اماما فاضلا وعشّا لسادة باعلوي انحدر منه نسبهم وعصبتهم. والسيد احمد في الواقع من مواليد بصرة بعراق سنة 260 هجرية، وكان ابوه السيد عيسى وجدّه السيد محمد بن علي بن الامام جعفر الصادق من المهاجرين الاولين من المدينة الى العراق و فيها وافتهما المنية. ثم في سنة 317 هجرية هاجر السيد احمد من بصرة الى حضرموت مرورا على المدينة ومكة لِما شاهد في بصرة من فتن عمياء قاتمة انتابت بها ذرية الرسول (ص) وحروب قائمة على قدم وساق بين الخلفاء العباسيين ومناوئييهم. فكان مجيئه الى حضرموت يبارك اهلها بأحياء ارضها الصعبة ونشر الدعوة الاسلامية التي تلقّاها من أبآئه. وفي حضرموت تناسل واعقب ذريته الكثيرة(73).
____________
(72) تعليق على شمس الظهيرة ج 2 ح 529، ضياء شهاب.
(73) Thariqah 'Alawiyyah, Umar Ibrahim 19-26.
--- ... الصفحة 73 ... ---
اختلف رأي سادة باعلوي عن مذهب السيد احمد المهاجر بين قائل بانه شيعي امامي تابع لأجداده و بين قائل بأنه سنّي من اتباع الامام الشافعي. والقول الاول يبتني على ان جدّ هذا السيد الثالث وهوجعفر الصادق امام من ائمة الشيعة واستاذ لكثير من ائمة المذاهب السنية كأبي حنيفة و مالك بن أنس(74) و ان جدّه الثاني وهو على بن جعفر من كبار المحدثين الشيعة الذي عاصر ثلاث أئمة الشيعة (الامام موسى الكاظم والامام علي الرضا والامام محمد الجواد)(75) فلا يمكن ان يقلد هذا السيد الى الامام الشافعي او غيره وهو بنفسه محدّث ومجتهد(76). واما القول الثاني فبلحاظ ذريته من سادة باعلوي فانهم بلا شك من اتباع الامام الشافعي في الفقه و الأشعري في العقيدة والغزالي في التصوف.
ولنعد الى السؤال السالف الذكر ما هو الاتجاه الديني الذي ساد سادة باعلوي؟ فليس هناك أي شك انهم اهل السنة والجماعة ويقلدون الامام الشافعي فهم بالتالي ذو اتجاه ديني تقليدي بمثل مااتجه اليه جمعية " نهضة العلماء " ،فهما توأمان في الممارسات الدينية الا ان احدهما يمثّل المظهر العربي-الحضرمي، والأخر يبرز المظهر الاندونسي. وبينهما علاقة التكاتف في مواجهة
____________
(74) الامام الصادق والمذاهب الأربعة، اسد حيدر 1/70.
(75) مسائل علي بن جعفر 19- 25.
(76) Thariqah 'Alawiyyah, Umar Ibrahim 37.
--- ... الصفحة 74 ... ---
الحركات التجديدية بل كان لعلماء سادة باعلوي مكانة مرموقة عند التقليديين يحترمونهم لعلمهم ونسبهم المتصل الى الرسول - ص.
مجيئ سادة باعلوي الى اندونسيا
وعندما نتكلم عن الاسلام في اندونسيا فلا يمكن ان نتغاضي عن سادة باعلوي لما لهم من يد طولى في نشرالاسلام عند الشعب الاندونسي المسلم. والعلاقة المتقابلة بين المسلمين في اندونسيا و سادة باعلوي بدأت منذ احقاب الزمان الطويل. واذا صح القول ان الأولياء التسعة ما عدا Sunan Kalijaga من هذه السلالة - كما قلت قبل الأسطر- فمجيئ سادة باعلوي الى اندونسيا -اذن- في اوائل القرن الرابع عشر. قال السيد فريد العطاس ان مجيئ سادة باعلوي بصورة جماعية وقع مابين القرن السابع عشر الى القرن العشرين الميلادي(77).
والملاحظ ان الرعيل الاول من هؤلاء السادة الآتين الى اندونسيا لم يكن جماعيا بل جاؤوا افرادا لأجل نشر الاسلام في جاوى الهندوسية-البوذية على الأخص، وقد حصل بينهم وبين شعب جاوى بعد ان اسلموا على ايديهم التلاحم والاندماج الشامل فلا يكون بينهما مايسمى بفجوة اجتماعية. واما الرعيل الثاني منهم فجاؤوا جماعيا والاسلام قد انتشر في كثير من المناطق الاندونسية واندونسيا قد حكمت عليها القوة الاحتلالية الاوربية. فكان من سياسة
____________
(77) نقله ازيوماردي ازرا في تمهيده لكتاب طريقة علوية.
--- ... الصفحة 75 ... ---
القوة الاحتلالية ان خلقت الطائفية بين الشعب الاندونسي بغية إدامة سلطتها، فوضعت الشعب الاندونسي الاصيل انجازاتها الاجتماعية الخاصة لهم، كما وضعت ما يخصّ الشعب المهاجر (العرب-الحضارم والصين) حتي حدثت بينهما فجوة اجتماعية وهي في الحقيقة - ان صح التعبير- فتنة راقدة ستقوم في اي وقت ممكن، ولولا المساعي التي بذلها الرعيل الاول لما دامت العلاقة الحسنة بين الشعب الاصيل وسادة باعلوي.
--- ... الصفحة 76 ... --- 
Intinya
1- Baa 'Alawii/'Alwi itu adalah keturunan yg dihubungankan kepada Sayyid 'Alawi bin 'Abdullah bin Ahmad al-Muhaajir bin 'Iisa bin Muhammad bin 'Ali bin Ja'far al-Shaadiq. 
2- Mereka tersebar di Indonesia, Thailang, Pilipin, Singapore, Arfika dan beranak pinak di masing2 tempa itu. 
3- Mereka datang ke Indonesia pada abad ke 14 M dan menyebarkan agama Islam. 
4- Semua Wali Songo selain sunan Kali Jaga, adalah keturunan Baa 'Alwii yg menyambung melalui jalur Sayyid Jamaalu al-Diin bin Ahmad bin 'Abdullah dan 'Abdu al-Malik bin 'Alawii bin Muhammad Shaahibu Mirbaath bin 'Ali bin 'Alawi bin Muhammad bin 'Alawi bin 'Abdullah bin Ahmad al-Muhaajir. 
Kesimpulan:
Sangat sulit mengatakan bhw keturunan Baa 'Alwii itu sdh putus, terlebih menyebarnya di barbagai tempat dan beranak pinak serta ditambah lagi bhw semua Wali Songo itu keturunan Baa 'Alwii dimana mereka masih punya ribuan keturunan yg mungkin lebih banyak sdh berhidung pesek spt ahwal. Ana sendiri banyak kenal sayyid yg model pribumi ini. 
Smg Allah menjaga kita semua di dunia dan akhirat dari kesalahan ilmu, sikap, perbuatan dan niat, amin. 
Ingat, tulisan2 sebelumnya itu, bhw hanya orang yg takwa yg akan selamat di dunia dan akhirat kelak. Jgn pernah lupa hal itu. Dan jangan lupa bhw aturan sosial itu hanya taklif di dunia ini, spt istri yg wajib taat pada suami itu, spt surga anak yg katakanlah ada di kaki ibu itu. Kalau bisa jgn lupa menyelipkanku dlm doa2mu, trims. 

Mata Jiwa: Ya ALLAH pak ustaaad...baiknya sampai sudi membongkar puluhan kitab2...dengan apa saya membalas kebaikanmu pak ustad ? syukurlah jika memang masih valid...suami saya sendiri seorg ahwal yg indonesia asli pak ustad, nashab anak sy sdh terputus...sy tau syiah dr suaimi,InsyaALLAH kami tdk fanatik dan bangga dgn nashab kecuali mengejar taqwa, terus baca tulisan pak ustad siang malam dan buku2 yg lain,hanya krn ingin profesional dihadapanNYA spt yg selalu pak ustad ingatkan terus menerus...dan pak ustad Insya ALLAH slalu ada dlm rangkaian doa2 kami, pak ustad lah guru kami dr balik awan...jangan lupa doakan kami juga pak ustad...... 
wassalam

Sumber : Pertanyaan No. 730 Arsip 17 Ustad Sinar Agama

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.