Friday, April 8, 2016

on Leave a Comment

Disiplin ilmu saat ini banyak berasal dari barat, Apakah agama ini tidak memberikan metode2 berbagai ilmu sehingga unggul dari yang lain?

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=905356326244492&id=207119789401486


Salam ustad.........
Mengapa banyak orang yg bergelar cendikiawan mengambil metode2 dr barat.mislnya trik membaca cepat,menulis,mengajar...dll.apakah agama ini tdk memberikan metode2 cara belajar...dll?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Agama itu bukan ilmu ekonomi, politik, kimia, geografi, filsafat, irfan, matematik, perang, astronomi, dan semacamnya, melainkan bimbingan hidup bagi semua manusia, baik yang awam atau yang ahli dalam semua bidang ilmu-ilmu tersebut.

2- Seingatku saya sudah sering atau pernah menerangkan bahwa agama ini tetap singkron/cocok dan seiring dengan semua perkembangan teknologi karena ia adalah bimbingan hidup bagi semua keadaan, baik dalam keadaan belum majunya manusia atau sampai termajunya sekalipun.

3- Sudah tentu, sekalipun agama bukan ilmu-ilmu di atas, akan tetapi, karena dia adalah bimbingan untuk semuanya, maka mestilah memiliki handalan bagi masing-masing ilmuan di atas. Karena tanpa handalan tersebut, bisa saja para ilmuan itu menolak agama atau tidak tertarik. Sementara Tuhan adalah Lathiif alias lembut. Lembut yakni memudahkan manusia untuk taat dan menyulitkan manusia untuk maksiat.

4- Memang, pemancing untuk memudahkan manusia menerima petunjuk itu, banyak dilakukan Tuhan dan Nabi saww. Misalnya sastra Qur an yang tidak bisa disaingi walau satu ayatnya sekalipun. Akan tetapi demi KeMahaLembutanNya, maka pastilah banyak menyajikan pemudahan-pemudahan yang lain. Salah satunya adalah trik-trik ilmu yang sama sekali tidak bisa dijangkau hakikat maknanya di kala manusia belum canggih tapi dijangkau hakikat maknanya walau tidak seluruhnya di masa kecanggihannya manusia. Misalnya tentang angkasa, psikologi, kimia, fisika, filsafat, irfan dan semacamnya.

5- Ketika agama datang untuk memberikan bimbingan hidupnya, dan dari satu sisi mengatakan/mengjarkan untuk merubah dirinya, maka berarti agama menginginkan manusia itu terus maju dengan sendirinya tanpa keluar dari batas-batas kehidupan beragama. Yakni dalam keadaan tetap mengikuti fiqih, maka manusia diwajibkan untuk maju. Karena itulah Tuhan dalam QS: 13:11 berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan satu umat sampai mereka merubahnya sendiri keadaaan mereka."

6- Beberapa waktu yang lalu saya diskusi dengan satu ikhwan yang sepertinya Sunni. Dia sangat sulit menerima keberpengetahuannya Nabi saww dan para Imam Makshum as, terhadap alam semesta yang ilmunya itu disebabkan oleh kelengkapan Qur an dalam menjelaskan SEGALA sesuatu.

Yakni, dari satu sisi Qur an itu penjelas bagi SEGALA sesuatu, lihat QS: 16:89:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

"Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) al-Kitaab (Qur an) sebagai penjelas SEGALA sesuatu dan petunjuk dan rahmat serta pemberi kabar gembira bagi semua muslimin."

Dan di sisi yang lain diterangkan bahwa tidak ada yang dapat menyentuhnya (memahaminya) secara lengkap seratus persen dan tidak salah seratus persen kecuali yang makshum (QS: 56:79):

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

"Tidak ada yang dapat menyentuhnya (Qur an) kecuali orang-orang yang sudah disucikan (makshum)."

Jadi, para Makshum as seperti Nabi saww dan Ahlulbait as itu, karena menguasai Qur an seratus persen dan pasti benar seratus persen, maka sudah pasti mengetahui semua alam ini secara lengkap dan benar seratus persen. Karena Qur an sudah menjelaskan semua halnya secara lengkap.

Karena dia kesulitan, maka selalu mengambil contoh-contoh yang berbeda ketika sudah tidak bisa mengajukan dalil. Misalnya, apakah di Qur an di ajarkan membuat senjata canggih dan semacamnya. Padahal semua contoh yang dia bawa itu sama saja. Sebab ketika semua hal sudah dijelaskan dalam Qur an, maka mau mengambil ilmu modern seperti apapun, maka akan tetap dicakupi oleh Qur an. Dan kalau dicakupi oleh Qur an, maka sudah pasti diketahui oleh Nabi saww dan Imam Makshum as.

Saya waktu itu hampir saja berkata kurang sopan dalam gurauan. Yaitu ingin berkata:

"Jangan sampai antum tidak percaya kalau Tuhan mengetahui computer, senjata canggih, pesawat tempur dan semacamnya?"

Sebab kalau dia percaya hal itu, maka sudah pasti tidak terlalu sulit menerima kenyataan bahwa Nabi saww dan Imam Makshum as itu mengetahui semua hal yang mana ilmu modern termasuk di dalamnya. Sebab Tuhan disamping sudah mengatakan bahwa Qur an itu penjelasan bagi semua hal atau segala sesuatu, Tuhan juga bisa mengajarkan para kekasihNya apa saja untuk alat dakwah dan setidaknya agar tidak diremehkan oleh umat mereka as.

7- Jawaban Soalh:
Dari semua penjelasan di atas dapat diketahui bahwa:

a- Manusia itu hanya diajari oleh agama dalam cara hidup dari dimensi hukum-hukum dan akhlak-akhlaknya dan tidak diajari teknologi, baik teknologi alam atau pendidikan dan semacamnya. Tentu saja dalam beberapa hal agama membantu manusia seperti melarang riba hasil temuan manusia di sela-sela penguatan agama terhadap temuan manusia yang lain seperti jual beli dan semacamnya

b- Bukan hanya tidak diajari, melainkan disuruh berkembang sendiri dan mencari sendiri. Karena agama datang justru untuk memicu manusia untuk maju sebagai ayat di atas dan sebagaimana ayat di QS: 55:33:

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

"Wahai jin dan manusia, kalau kalian mampu menelusuri penjuru semua langit dan bumi maka telusurilah. Dan kalian tidak akan mempu menelusurinya kecuali dengan kemampuan."

c- Sekalipun agama tidak mengajari, akan tetapi sudah pasti mengetahui. Karena mana mungkin Pencipta segala hal tidak mengetahui apa yang diketahui manusia makhluk terkencilNya ini?

d- Kalau Tuhan mengetahui dan telah mengatakan bahwa telah menuangkan semua halnya dalam Qur an dan mengatakan pula bahwa hanya yang makshum yang akan mengerti semuanya, maka jelas bahwa Nabi saww dan Imam Makshum as mengetahui semua ilmu dunia ini sempai akhir kiamat kelak.

e- Suatu hari ada orang yang datang pada Imam Ja'far as dan mengingkari Tuhan dengan berbagai alasan yang dianggapnya ilmiah. Setelah banyak mendapatkan jawaban, sebagai pelengkap, Imam Ja'far as bertanya kepadanya (nukilan maksud):

"Apakah kamu lihat batu di sebelahmu itu?"

Ia menjawab: "Iya aku lihat."

Imam as bertanya:

"Apakh dia bergerak atau diam?"

Ia menjawab:

"Ini pertanyaan apa? (baca: mudah banget).

Imam as berkata:

"Katakan saja apakah batu itu diam atau bergerak?"

Ia menjadab:

"Sudah tentu diam."

Imam as berkata:

"Sesungguhnya batu itu bergerak. Umat di masa datang nanti yang akan membuktikannya."

Jadi, Makshumin as itu tahu kalau bumi ini berputar hingga batu yang diam itu sebenarnya bergerak menyertai bumi. Makshumin as juga tahu bahwa batu itu terdiri dari atom-atom yang tidak pernah diam walau sedetikpun. Bahkan Imam as tahu apa-apa yang sampai sekarang manusia belum mengetahuinya.

f- Jadi, ilmu teknologi itu disuruh cari ke kita sendiri akan tetapi harus tetap dalam koridor fiqih dan dalam pengawasan Allah swt, Nabi saww dan para Imam Makshum as.

Bembong Asytari Maaf ustad..... Aku melanjutin pertanyaannya. Agama yg aku maksud adalh quran hadits. Nah....yg menjadi pertanyaannya adalah apakah tdk ada hadits para maksumin as,yg memberikan teknik2 belajar yg pastinya bisa mengungguli penemuan2 barat. Krn imam maksum sangat pasti tau dan tekhnik yg di berikan nya benarnya 100%.krn penemuan barat itu hari ini bisa sj menemukan teori2 belajar yg super cepat,tp....di kemudian hari muncul lg teori2 yg lebih cepat lg.dan begitu sterusnya. Nah...adakah hadits maksumin yg memebrikan teori2 yg selalu baru diatas teori2 baru penemuan orang2 barat. Maaf ustad... Trimakasih sbelumnya atas jawaban ustad.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.