Wednesday, April 6, 2016

on Leave a Comment

Pertanyaan seputar Filsafat dan Irfan Ibnu Arabi dan Mulla Sadra

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=902784506501674&id=207119789401486


Saya tertarik dengan pembahasan ustads tentang wahdatul al wujud. Apalagi di fakultas kami memang diajarkan filaafat walau sejarah filsafat atau falsafah. Sangat jelas bagaimana ustads menguasai hal ini itu terlihat dari gamblangnya ustads dalam menjelaskannya bahkan dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti (sederhana). Kalau ustads rela, izinkanlah si bodoh ini untuk ikut berdiskusi ustads. Saya punya beberapa buku filsafat tulisan dr Ibnu Rusyd, Murtdha Mutahhari, dll. Tpi sungguh sangat sulit memahaminya. Hmm mngkin karena memang tidak fokus mempelajari dasarnya dulu. Kalau boleh ustads tolonglah dibukakan kelas (ruang tersendiri) untuk kami yg bodoh ini belajar tentang dasar2 berpikir (logika dan dasar filsafat) agar lebih mudah memahami ilmu itu. Ya.. ustads atur sajalah waktunya. Saya sendiri siap kok hadir tepat waktu, Insya Allah. Tentang pembahasan wahdatul wujud ada bebrapa hal yang ingin saya tanyakan ustadz. 1. Benarkah Ibnu a'rabi sendiri tidak pernah menggunakan istilah "wahdatul wujud" jika memang tidak lalu siapa yang memulainya (memoulerkannya)?
3. Sebenarnya apa beda filsafat dan Irfan? Karena menurutku M. Shadra dan Ibnu Arabi sama2 berpikir dan bernalar dalam merumuskan masing2 konsepnya?
2. Tolong kritiki simpulan dari pendapatku tentang pandangan Ibnu Arabi!! "Ibnu Arabi memandang bahwa Tuhan tidak mungkin dikenali (negatif), Tapi Ia memperkenalkan diriNya sendiri (positif). Kemudian yang positif jika berusaha mengenali Tuhannya secara hakiki maka ia akan kembali pada hukum yang pertama yaitu ketidak mungkinan mengenaliNya (Negatif). Pandangan Ibnu Arabi seharusnya lebih layak disebut sebagai Filsafat Kontadiksi. Yang mana menurutku segala seauatu yg wujud pasti memiliki kontradiksi. TUHAN berkontradiksi dengan manusia dalam diriNya bgt pun sebaliknya"
3. Ada keunikan tersendiri ustads yang kutemukan dari pendapat Palto dengan konsep negaranya yg bernama "republik" dimana menurut Plato org yg patut memegang kekuasaan adalah Filsuf (org yg suci dan berilmu) dan juga konsep wilyatul Fakih yang mana juga menkankan kepemimpinan ulama. Itulah mungkin sebab Plato dibunuh oleh penguasa dan kemudian di era selanjutnya filsafatnya di salah artikan dan menjadi mistis. Pertanyaanku ya.. ustads, jika ustads juga tahu tentang konsep ini sebnya apa bedanya?
4. Tentang tiga alam yang ustads jelaskn yaitu alam jabarrut (akal), alam barzakh, dan alam materi. Apakah ini dikemukakan oleh Mulla Shadra melalui penalarannya atau memang ia sdh ketahui melalui Quran dan Hadits?
5. Mnurut ustads apakah ada kehidupan lain di planet yang lain atau galaksi lain yg jumlahnya beribu2 itu. Jika ada lalu apakah ia juga beragama? Sy pernah baca tafsir lain tentang Isra Mijraj dn penafsir mengatakan dlm pristiwa mijraj Muhammad Saw juga berdakwah di planet lain.
6. Jika Tuhan tdk memiliki esensi tp Ia bereksistensi namun seliruh ciptaan ini adalah esensinya.Bukankah ini berarti Tuhan akan terbatas. Karena bukankah esenai adalah batasan. Dengan ciptaanNya menjadi esensiNya tentu berkosekuensi padaNya sehingga juga membuatNya terbatas. Maag ya ustada banyak nanya. Maklum org bodoh yg lagi mau tahu sesuatu. Hehehe
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Terlalu banyak perkataan wahdah dalam kitab-kitab Ibnu 'Arabi ra.

3- Saya sudah sering menjelaskan dalam banyak catatan terutama wahadtulwujud yang sudah belasan tulisan (kalau tidak salah sampai pada 16 seri), bahwa Filsafat itu membaha ada sebagaimana ia. Sedang Irfan membahas wahdatulwujud.

2- Saya tidak bisa komentar, sebab saya tidak tahu antum belajar tentang Ibnu 'Arabi itu dari siapa dan dengan kitab apa. Karena itu saya tidak bisa memahami maksud antum dalam memahami Ibnu 'Arabi dan juga maksud antum sendiri. Apalagi terlihat bahwa antum tidak memahami arti kontradiksi hingga karena itu mengkontradiksikan Tuhan dengan makhluk/manusia. Dan terlihat tidak mengenal Tuhan hingga mengatakan "Tuhan berkontradiksi dengan manusia dalam DiriNya."

3- Belum mengadakan riset.

4- Tiga alam itu diketahui sejak jaman filosof lama seperti jaman Aristo dan Plato. Qur an dan Hadits juga benyak menjelaskan tentang alam-alam selain materi yang mengisyaratkan pada ketiga alam itu dengan bahasanya sendiri.

Saya sudah juga menjabarkan dalil-dalil tentang ketiga alam itu di banyak catatan di facebook ini.

5- Allahu A'lam, sama-sama tidak mustahil akan adanya atau tidak adanya makhluk lain di planet lain. Akan tetapi kalaupun ada, apakah makhluk itu manusia atau jin atau keduanya atau jenis lain, maka tidak bisa dipastikan.

6- Tuhan tidak beresensi karena esensi itu artinya batasan wujud. Sedang makhluk memiliki dua-duanya, yaitu wujud dan esensi (ini pandangan filsafat tentunya). Kalau Tuhan tidak beresensi dan makhluk yang beresensi, maka dari mana datangnya esensi pada Tuhan?

Arifuddin Syam hehe sebenarnya belajarnya cuma dari buku ustads. makanya kutanyakan simpulanku jangan sampai memang salah. maksud saya di pertanyaan no 2 ku ustads. sebenarnya beda Irfan dan Filsafat itu terletak dimana?. bukankah Ibnu Arabi juga merenungi sendiri tentang wahdatul wujudnya dan bukankah Mulla Shadra juga merenungibya lalu kenapa Ibnu Arabi digolong masuk dalam golongan Arif atau Urafa sedangkan Mulla Shadra adalah Filsuf?.

Sinar Agama Arifuddin Syam, Mulla Shadra itu tergolong 'urafa' bahkan satu-satunya 'urafa' yang dapat membuktikan kasyaf tentang wahdatulwujud itu dengan argumentasi akal dimana hal ini sulit dilakukan oleh 'urafa' terdahulu seperti Plato, Ibu 'Arab, Ibnu Turkah dan seterusnya.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.