Salaam, Ustadz.. ijin bertanya plus curhat.
Ayah saya yg lumpuh badan setengah (biasanya bisa ke kamar mandi sendiri dgn bantuan tongkat), sedang sakit sampai kesulitan utk bangun dr tempat tidur. Bisa duduk tapi akhirnya roboh. Mencoba jalan ke kamar mandi tapi akhirnya jatuh. Biasanya ketika sehat, kalaupun kebelet pipis dan tidak sempat ke kamar mandi, beliau ambil botol aqua yg memang kami sediakan di kamar, pipis di dalamnya dan dilap dengan tisue. Lalu nanti ketika akan shalat mutanajjisnya dibersihkan di kamar mandi.. (kondisi ini hanya kalau terlalu kebelet), biasanya bisa pipis di closet kamar mandi.
Sekarang dalam kondisi sakit dan tidak bisa bangun ke kamar mandi (kecuali digotong), saya jadi kebingungan membersihkan najisnya (ketika pipis di kamar atau kami pakaikan pampers). Kami biasa pakai air kur.. saya adl orang yg sangat waswas thd najis dan apapun.. bahkan saya pernah ceritakan ke ustadz bahwa wudhu dan shalatpun bisa berkali-kali saya ulang. Sekarang saya sdg belajar utk mengabaikan waswas ini, tapi sejujurnya saya bingung dan buntu bagaimana cara bersihkan najis kencing di (maaf) kemaluan, paha dan pinggul ayah saya. Sementara utk bangun dan menggeser pinggulnyapun kami kesulitan. Kadang saya mengeluh dalam hati, kenapa begitu sulit fiqih ahlulbayt tentang air ini? (Kur dan qalil). Pikiran picik saya membandingkannya dgn fiqih sunni yg gampang.. (ini dosa saya ustadz, keluhan seseorang yg lelah hati dan fisiknya). Lalu saya istighfar dan masih belum menemukan solusi. Bagaimana cara membersihkan najis kencing yg wajib dibasuh 2x dgn air qalil, sementara kita terbatas utk membersihkan objek najisnya (kesulitan krn posisi orang lumpuh, di kasur dan bisa menajisi yg lain).
Pertanyaan lain ustadz.. dalam kondisi kesulitan ke kamar mandi spt ini (dan demam) ayah saya ditayamumkan oleh kami (tangannya kami arahkan). Bolehkah atau wajib wudhu?
Sekarang dalam kondisi sakit dan tidak bisa bangun ke kamar mandi (kecuali digotong), saya jadi kebingungan membersihkan najisnya (ketika pipis di kamar atau kami pakaikan pampers). Kami biasa pakai air kur.. saya adl orang yg sangat waswas thd najis dan apapun.. bahkan saya pernah ceritakan ke ustadz bahwa wudhu dan shalatpun bisa berkali-kali saya ulang. Sekarang saya sdg belajar utk mengabaikan waswas ini, tapi sejujurnya saya bingung dan buntu bagaimana cara bersihkan najis kencing di (maaf) kemaluan, paha dan pinggul ayah saya. Sementara utk bangun dan menggeser pinggulnyapun kami kesulitan. Kadang saya mengeluh dalam hati, kenapa begitu sulit fiqih ahlulbayt tentang air ini? (Kur dan qalil). Pikiran picik saya membandingkannya dgn fiqih sunni yg gampang.. (ini dosa saya ustadz, keluhan seseorang yg lelah hati dan fisiknya). Lalu saya istighfar dan masih belum menemukan solusi. Bagaimana cara membersihkan najis kencing yg wajib dibasuh 2x dgn air qalil, sementara kita terbatas utk membersihkan objek najisnya (kesulitan krn posisi orang lumpuh, di kasur dan bisa menajisi yg lain).
Pertanyaan lain ustadz.. dalam kondisi kesulitan ke kamar mandi spt ini (dan demam) ayah saya ditayamumkan oleh kami (tangannya kami arahkan). Bolehkah atau wajib wudhu?
Terimakasih sebelumnya dan mohon doa supaya Allah swt dgn rahmatNYA berkenan menjadikan kami hamba yg sabar.
Trims ust Sinar Agama
0 comments:
Post a Comment