Saturday, April 9, 2016

on Leave a Comment

Bismillaah: Minggu Persatuan, Maulid Nabi saww, Maulid Nabi Isa as dan Imam Ja'far as.


Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=861562320623893&id=207119789401486
Bismillaah: Minggu Persatuan, Maulid Nabi saww, Maulid Nabi Isa as dan Imam Ja'far as.
Ikut mengucapkan s’lamat atas Minggu Persatuan Muslimin Dunia (tanggal 12-17 Rabii’u al-Awwal) dan kelahiran nabi Isa as (25 Desember), nabi Muhammad (12 Rabi’u al-Awwal atau 17-nya, 53 tahun sebelum Hijrah) dan Imam Shadiq as (17-Rabii’u al-Awwal-83 H.Q), kepada Kanjeng Nabi saww, nabi Isa as, Ahlulbait as terutama Hdh Faathimah as dan Imam Mahdi as, kepada ibunda sayyidah Maryam as, kepada para ulama dan maraaji’ terutama Rahbar tercinta hf, kepada seluruh mukminin dan mukminat teruma teman-teman facebook. Semoga kebahagiaan ini, menjadi saksi atas iman kita dan menjadi pendorong ketaqwaan kita serta menjadi penguat bagi usaha-usaha persatuan kaum muslimin di seluruh dunia, amin.
Sisipan Kecil:
1- Memperingati Maulid Nabi saww
a- Memperingati maulid Nabi saww dan nabi-nabi sebelumnya as, merupakan keharusan atau setidaknya kebaikan yang sangat dianjurkan Islam.
b- Banyak ayat yang menyuruh kita MENGINGAT/memperingati para nabi-nabi Tuhan as seperti:
- QS: 19:41:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
“Dan ingatkanlah dalam Qur an bahwa Ibrahim itu adalah hamba yang jujur dan seorang nabi.”
- Q:s: 19:51:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مُوسَى إِنَّهُ كَانَ مُخْلَصًا وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّ
“Dan ingatkanlah dalam Qur an bahwa Musa itu adalah orang yang sangat ikhlash (mukhlash) dan seorang rasul dan nabi.”
- QS: 19:54:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا
“Dan ingatkanlah dalam Qur an bahwa Ismail itu seorang yang jujur dalam janji dan seorang rasul dan nabi.”
- QS: 19:16:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
“Dan ingatkanlah dalam Qur an bahwa Maryam itu ketika menjauhkan diri dari keluarganya ke sebelah timur......”
Catatan Ayat-ayat di Atas:
- Memperingati Nabi saww itu sama dengan mengingati beliau saww. Dan mengingati para nabi as ini, merupakan perintah Allah di ayat-ayatNya di atas itu.
- Memperingati dalam ayat di atas berbentuk mutlak dilihat dari sisi waktunya. Jadi, bisa kapan saja, baik di waktu kelahiran atau bukan.
- Perintah terhadap peringatan itu memiliki hikmah yang besar, karena itu disebutkan oleh Tuhan beberapa contohnya seperti jujur, tepat janji, hamba shalih, ikhlash dan semacamnya. Artinya, perintah peringatan itu untuk membuat umat selalu ingat akan para nabi dan bamba Allah yang taat kepadaNya agar umat ini menyanjung, mengimani dan menyintai mereka hingga dapat meniru perbuatan baik mereka as.
- Peringatan untuk Nabi saww, jelas merupakan perintah yang dapat dipetik dari ayat-ayat di atas. Sebab ayat-ayat di atas itu, hanya dalam permisalan dan pencontohan saja dari pada para nabi dan orang-orang shalih. Artinya, cukuplah Tuhan menyebutkan perintahnya untuk memperingati beberapa nabi as, agar manusia tahu bahwa para nabi dan orang shalih itu mesti diingati selalu agar kita dapat menyintai dan mencontoh mereka as. Apalagi Allah dalam QS: 93:11, berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan tentang nikmat-nikmat Tuhanmu maka ceritakanlah.”
Dan karena Nabi saww termasuk nikmat terbesar apalagi di QS: 21:107 dikatakan:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidak Kami utus kamu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
MAKA sudah jelas bahwa Nabi saww itu merupakan nikmat terbesar bahkan bagi seluruh alam yang berarti bukan hanya manusia itu, wajib disyukuri, diingat-ingat dan diperingati. Karena itu, memperingati Nabi saww setiap hari dan setiap saat, merupakan pahala besar. Belum lagi bahwa hal seperti ini termasuk syi’ar yang keluar dari hati yang taqwa sebagaimana difirmankanNya dalam QS: 22:32:
يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Barang siapa mengagung-agungkan syi’ar Allah, maka dianya keluar dari hati yang taqwa.”
Nabi saww yang merupakan syi’ar agung ke dua setelah Qur an, maka jelas merupakan nikmat yang wajib disyukuri dan diperingati dan juga merupakan nikmat yang wajib dikisah-kisahkan dan diceritakan. Kalau tidak, maka tidak bisa dikatakan sebagai orang taqwa, apalagi melarangnya seperti Wahabi dan membid’ahkannya atas nama beliau saww lagi dan Tuhan beliau saww, na’udzubillah min dzaalik.
2- Mempengingati Maulid/natal nabi Isa as.
Dengan semua penjelasan di atas, maka peringatan natal/kelahiran nabi Isa as juga seperti itu. Artinya, bukan hanya tidak bid’ah, melainkan parintah untuk diingati, diperingati, disyukuri, diceritakan dan ditiru.
3- Persatuan Kaum Muslimin.
- QS: 3:103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah dan janganlah berpecah belah.”
- QS: 3:105:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan saling berbeda setelah datang kepada mereka penjelasan. Bagi mereka adzab yang agung.”
- QS: 42:14:
وَمَا تَفَرَّقُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
“Dan tidaklah mereka berpecah belah kecuali setelah datang ilmu kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Kalau bukan karena ketentuan Tuhanmu mendahului mereka sampai batas tertentu (kiamat), maka mereka telah diputusi (dihukum).”
- QS: 2:176:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
“Hal itu karena Allah telah menurunkan Kitab dengan benar. Dan orang-orang yang saling berbeda (berpecah) di dalam Kitab, sungguh berada dalam keadaan pembantahan yang jauh.”
- QS: 2:213:
وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
“Dan tidak berbeda (berpecah) di dalamnya kecuali orang-orang yang telah diberinya setelah datang kepada mereka penjelasan, karena kedengkian di antara mereka.”
- QS: 2:253:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَكِنِ اخْتَلَفُوا
“Dan kalau Allah menghendaki maka mereka tidak akan saling membunuh setelah datangnya mereka (para rasul) setelah datang kepada mereka penjelasan. Akan tetapi mereka saling berbeda (berpecah). ...”
- QS: 10:93:
فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ
“Mereka tidak saling berbeda (berpecah) kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (ilmu).”
- QS: 45:17:
وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْأَمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
“Dan Kami telah memberi mereka penjelasan tentang suatu urusan (agama), kemudian mereka tidak berbeda (berpecah) kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (ilmu) karena kedengkian di antara mereka.”
- QS: 5:48:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Kalau Allah menghendaki maka membuat kalian umat yang satu (bersatu). Akan tetapi Dia ingin menguji kalian terhadap apa-apa yang telah datang kepada kalian. Berlomba-lombalah kepada kebaikan. Kepada Allah kembalinya kalian semua lalu mengabarkan kepada kalian apa-apa yang telah kalian perbedakan.”
- QS: 11:118:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
“Dan kalau Tuhanmu menghendaki, maka Dia menjadikan manusia ini umat yang satu padu, akan tetapi mereka tetap saja saling berbeda (berpecah).
DAN MASIH PULUHAN AYAT TENTANG MESTINYA PERSATUAN DAN DIKECAMNYA PERPECAHAN.
Catatan Ayat-ayat di Atas:
- Yang dikecam itu adalah perpecahan, bukan perbedaan. Yakni perbedaan yang dijadikan alasan untuk saling bermusuhan atau saling membenci, bukan perbedaan yang wajar dan tidak saling dipaksakan.
- Suatu saat, perbedaan memang dikecam juga oleh Allah. Akan tetapi kalau berbeda dengan pemimpin yang makshum seperti para nabi as, para rasul as dan para imam as.
- Selama belum ada hujjah yang makshum yang dapat memahamkan ayat-ayat Tuhan dengan gemblangnya, maka perbedaan yang ada pada umat bukan hanya dilarang melainkan dirangsang dan dianjurkan. AKAN TETAPI, perbedaan yang tidak menjurus kepada perpecahan atau perbedaan yang tidak dijadikan alat untuk saling berpecah dan bermusuhan atau walau hanya sebatas saling benci. Jadi, perbedaan yang merupakan rahmat itu, ada perbedaan yang saling mengisi, bukan yang saling berpecah. Sebab kalau perbedaan yang saling berpecah ini juga dijadikan rahmat, maka ia akan menjadi lawanan dari persatuan sebagaimana dikatakan oleh Imam Ja’far as:
“Kalau perbedaan itu rahmat, maka persamaan itu adalah bencana.”
Padahal kan justru persatuan itu yang pasti rahmat tanpa meragukan. Jadi, perbedaan yang menjurus atau dijuruskan kepada perpecahan sama sekali bukan rahmat melainkan bencana. Dan perbedaan yang merupakan rahmat dan seiring juga dengan persamaannya, adalah perbedaan yang bisa dijadikan alat saling mengenal, saling mengisi dan memperkuat persaudaraan dan persatuan kaum muslimin hingga terwujud apa yang dikatakan dalam hadits:
المؤمن أخو المؤمن كجسد واحد إذا اشتكى شيئا منه وجد ألم ذلك فى سائر جسد و إنّ روحهما من روح واحد و إنّ روح المؤمن لأشدّ إتّصالا بروح اللّه من إتّصال شعاع الشمس بها
“Seorang mukmin itu saudara mukmin lainnya sepertimana satu badan, kalau ada yang sakit dikeluhkan maka anggota badan yang lain merasakannya. Dan sesungguhnya ruh keduanya (antara muslimin) ruh yang satu. Dan sesungguhnya ruh seorang mukmin (yang seperti tadi yang bersatu itu) lebih menyambung dengan ruh Tuhan dari bersambungnya cahaya matahari dengan mataharinya.”
4- Anjuran dan Seruan:
Dengan alasan apapun maka kita tidak boleh termakan issu yang dihembuskan barat kafir dan Wahabi pencinta kekuasaan yang menguasai negara-negara Arab bak warisan moyang mereka tanpa hak dan pemilihan rakyatnya dan bahkan didirikan di atas ribuan kepala saudara Sunni di Jazirah Arab dan sekitarnya.
Kalau antum fiqihnya ikut Wahabi sekalipun, maka setidaknya politiknya tidak perlu ikutan mereka karena hanya mereka penikmat kekuasaannya dan bukan antum. Anggap antum masih tetap meyakini maulid bid’ah, ini dan itu musyrik dan semacamnya, akan tetapi jadikanlah itu hak antum saja dan jangan memastikan antum seperti Tuhan yang pasti benar dan menganggap selain antum pasti ke neraka. Karena itu antum yang ikut pandangan Wahabi yang dikira pandangan Nabi saww itupun, wajib melakukan persatuan muslimin. Kami sebagai Syi’ah dan dulu sebagai Sunni, sama sekali tidak jengah dikatakan bid’ah dan musyrik oleh antum. Sebab kami tahu siapalah antum ini selain pengikut pencetus issu bid’ah dan syirik yaitu Muhammad bin ‘Abdullwahhaab, bukan Muhammad bin ‘Abdullah saww. Karena itu, rintislah persatuan dan kesatuan muslimin, jangan belai dan ikuti politiknya para penguasa tanpa hak itu, apalagi sudah jelas logika mereka seiring dengan logika barat kafir dan Israel, terlebih apalagi senjata mereka searah dengan senjata mereka yang mengarah kepada muslimin.
Kalau antum Syi’ah maka bersatulah sesama Syi’ah dan selain Syi’ah. Jangan sesekali melakukan hal-hal yang dapat memancing perpecahan karena hal itu merupakan sekutu syaithan dan dikecam Qur an sebagaimana maklum. Mau melakukan baraa’ah silahkan dan tidak dilarang. Akan tetapi tidak dibarengi dengan celaan dan apalagi laknatan. Emangnya ajaran dari mana hal seperti itu, yakni kecaman dan pelaknatan di muka umum?
Ahlulbait as sudah memberi contoh yang baik dan benar dimana bahkan kawin dengan para musuh mereka untuk menjahit terobek-robeknya kaum muslimin. Janganlah mendahului para makshumin as sendiri dan mendakwa diri pengikut mereka as. Islam bukan ajaran celaan dan cemoohan melainkan santum sesama muslimin walau keras kepada kafirin yang menyerangnya (tentunya). Allah berfirman dalam QS: 48:29:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya yang keras kepada kafirin dan penyantun sesama mereka (muslimin).”
Kalau antum Sunni, maka antum mesti lebih gigih dalam pewujudan persatuan ini karena antum korban pertama kebengisan Wahabi ini hingga negara Hijaz antum dan Utsmaniyyah antum diberontak dan dikuasai mereka setelah mereka membantai ribuan pendahalu antum yang merupakan ulama dan rakyat Sunni di Hijaz atau Jazirah Arab. Jadi, janganlah termaka issu mereka para Wahabi yang ingin menggunakan tangan antum untuk berselisih dengan Syi'ah yang sama sekali tidak pernah mengganggu antum selama ini kecuali dalam karangan dan fitnahan para Wahabi yang sudah jelas-jelas membantun pendahulu antum itu. Wassalam.
Suka
Komentari
8 komentar
Komentar

Hidayat Constantian Allahumma shalliy 'alaa Muhammad wa aali Muhammad wa 'ajjil farajahum

Alie Sadewo
اللَّهُمَّے صَلِّے عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِے مُحَمَّدٍ وعَجِّلْے فَرَجَهُم
Lihat Terjemahan

Al Imran Salam..Ustadz.
Mengenai kelahiran Nabi Isa as.. apakah benar pada tgl 25 Desember..
Sebab Sy prn baca sebuah artikel bhw itu sblm nya tradisi Romawi utk Dewa matahari.. tpi krn Raja Romawi kemudian adalah penganut/masuk Katolik sehingga dialihkan menjadi Natal Isa as.
Mohon penjelasannya Ustadz..

Andika
اللَّهُمَّے صَلِّے عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِے مُحَمَّدٍ
وعَجِّلْے فَرَجَهُمْے

Sinar Agama Al Imran, seingatku saya sudah pernah menulis tentangnya. Coba antum minta ke Shadra Hasan. Semoga dia sudi menukilkannya di sini, amin.

Al Imran Shadra Hasan.. mohon kesediaannya utk menukilkan.
M'af jika lancang.
Wassalam.

Al Imran Alhamdulillah..
Terimakasih Shadra Hasan atas kesediaannya utk menukilkan...

Sudiana Sulaiman Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad wa 'ajjil farajahum

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.