Friday, March 25, 2016

on Leave a Comment

Orang kafir belum tentu masuk neraka, karena mereka tidak tahu dan tidak mengenal islam dengan benar. Kalau begitu untuk apa kita capek-capek menyampaikan Islam kpd kaum kafirin toh mereka juga blm tentu masuk neraka? Di akherat nanti apa mereka aka di khususkan pengadilannya?


Link : https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/964631240253449

Salam,
Pertanyaan dari seorang teman yang bingung.
Kita tahu bahwa orang-orang kafir yang tidak pernah tahu islam, tidak memiliki pengetahuan tentang islam, dan bisa juga melihat islam dg pandangan yang salah karena ulah wahabi atau propaganda anti-islam.. Maka mereka masih dihukumi dg ketidaktahuan, bukankah begitu?.
Yang teman saya tanyakan adalah:
1. Kalau begitu untuk apa kita capek-capek menyampaikan Islam kpd kaum kafirin, kalau toh bila kita biarkan saja mereka dalam ketidaktahuannya yang memang tidak pernah mendengar atau tidak pernah memperhatikan islam, belum tentu akan masuk neraka karena kekafirannya.
2. Karena ketidaktahuan mereka ini, apakah di hari kiamat nanti mereka akan dikhususkan pengadilannya dan apakah mereka akan diberi suatu ujian?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
10 komentar
Komentar

Yudi Portnoy salam, izin nyimak

Sinar Agama Salam dan terimakasih peratnyaannya:

1- He he he.. ini namanya anti Wahabi tapi masuk gaya Wahabi. Beberapa hal ini baik diperhatikan:

a- Orang kafir yang tidak tahu itu, punya hak untuk tahu. Persis seperti anak-anak kita. Apakah kita mengajari anak-anak kita itu HANYA karena amar makruf dan nahi mungkar atau juga karena hak mereka untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya?

Nah, orang kafir itu, punya hak untuk mendapatkan kasih sayang Allah dan kasih sayang saudaranya yang bernama manusia lain yang beragama Islam. Jadi, mereka punya hak untuk tahu dan kalau hak mereka tidak dipenuhi maka kita yang telah melakukan kesalahan. Dan, hal ini bisa membuat kita yang malah masuk neraka.

b- Yang tidak masuk neraka itu bukan hanya kafir yang tidak tahu, tapi kafir yang berlaku baik sesuai dengan akal-umum yang normal. Artinya, kalau mereka yang kafir itu berbuat jahat yang diketahui olehnya atau oleh akal-umum ('urf/'uruf), maka mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.

c- Melindungi hambaNya dari masuk neraka, merupakan Tugas Ilahiyyah. Kalau bukan Tugas karena tidak sesiapapun yang bisa menugasi Tuhan (walau tetap bisa dikatakan tugas karena Dia sendiri yang menugasi DiriNya dan kita hanya memahami hal itu), maka dari Kasih SayangNya. Kalau orang tua dengan kasih sayangnya yang terbatas dan tidak ada apa-apanya dibanding dengan Kasih SayangNya itu saja, tidak ingin melihat anaknya celaka seperti jatuh kesandung batu, apalagi Tuhan yang Maha Kasih. Apakah akal bisa menerima bahwa Tuhan dengan Maha KasihNya itu akan membiarkan manusia lebih mudah masuk neraka dan lebih sulit masuk surga yakni dengan tidak mengajari manusia supaya lebih mudah masuk surga? Tidak mungkin bukan?

Nah, karena itu, maka orang kafir wajib diberi tahu manakala mereka bisa menerima pemberitahuan. Kalau sudah menolak, maka hal itu sudah lain masalahnya.

d- Surga-neraka itu bukan terminal akhir dari filsafat diciptakannya manusia. Tuhan sendiri sudah gamblang mengatakannya dalam Qur an (QS: 2:30) bahwa manusia itu adalah Khaliifah yakni Pengganti yakni Wakil yakni Pengganti dan Wakil Allah. Karena itu, surga-neraka itu sama sekali tidak dapat menyentuh kaki maqam khalifah ini.

Nah, kalau filsafat diciptakannya manusia untuk menjadi Wakli Allah untuk mengatur semua makhlukNya, maka sudah tentu manusia harus menjadi insan kamil dulu.

Kalau manusia mesti menjadi insan kamil dulu supaya bisa menjadi khalifah Tuhan, maka sudah selayaknya semua kafirin itu mendengarkan dan mengetahui ajaran agamaNya yang dapat mengantar mereka ke derajat insan kamil.

Jadi, sekalipun mereka di tempat kafirnya yang tidak mendengar Islam itu telah berbuat baik menurut akal sehat dan akal umum sehingga Allahpun akan menjauhkannya dari neraka dan memasukkannya ke dalam surga, akan tetapi karena tujuan diciptakannya manusia itu menjadi khalifahNya, maka tetap saja mereka para kafirin itu, mesti diajari agamaNya yang bisa mengantarkan mereka ke derajat insan kamil dan khalifahNya itu.

2- Saya sudah sering mengatakan bahwa ukuran masuk surga dan neraka itu bukan hanya agama Tuhan. Akal sehat dan akal umum, juga bisa jadi ukuran hisab bagi yang belum mendapatkan agama di tempatnya. Jadi, pengadilannya sama saja dengan pengadilan yang lain. Jadi, kalaupun agama langit tidak datang pada manusia, akan tetapi manusia itu tetap memiliki agama, yaitu agama bumi yang berupa pedoman dan nilai hidup sesuai dengan akal sehat dan akal umum.

Raihana Ambar Arifin Salam ustd. Mengenai dakwah kebenarap pada orang kafir apakah ini kewajiban setiap mukmin dengan melihat fikih amal ma'ruf nahi mungkar atau apakah kewajiban ini terkusus bagi ulama?
Trims

Sinar Agama Raihana, benar seperti itu.

Khommar Rudin
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Lihat Terjemahan

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.