Thursday, March 24, 2016

on Leave a Comment

Mohon tukilan beberapa contoh aplikasi ilmu akhlak yang meninggikan aplikasi fikih (setelah fikihnya sempurna dan benar dijalankannya)


Link : https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/960067604043146

Salam.
mohon tukilan beberapa contoh aplikasi ilmu akhlak yang meninggikan aplikasi fikih (setelah fikihnya sempurna dan benar dijalankannya)
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

Misalnya berakhlak baik pada saudara Sunni atau tetangga, baik Syi'ah, Sunni atau bahkan lain agama. Nah, berbuat baik itu kan baik menurut Tuhan, bukan perasaan kita. Jadi, akhlak berbuat baik pada tetangga ini, kalau tidak dibarengi dengan ketatnya peraturan Tuhan (fiqih), maka berarti kita tidak berbuat baik pada tetangga. Sebab berbuat baik seperti itu, artinya berbuat baik menurut kita sendiri, bukan menurut Tuhan yang kita dambakan keridhaan dan ampunanNya dengan berakhlak pada tetangga itu.

Lebih parah lagi, akhlak macam apa kalau di tengah-tengah berkhayal berakhlak baik pada tetangga itu, benar-benar sedang KURANG AJAR pada Tuhan karena melanggar fiqih dan aturanNya?

Saya katakan berkhayal berbuat akhlak pada tetanggga itu karena secara argumentatif tidak berakhlak dengan akhlak yang diajarkan Tuhan.

Nah, tetangga yang lebih dihormati, lebih disayangi, lebih ditakuti, lebih disegani DARI Tuhan, sama sekali bukan akhlak, melainkan kekurangajaran yang fatal pada Tuhan.

Apalagi kalau mau berfilsafat dalam akhlak. Akhlak baik itu diajarkan Tuhan karena banyak hikmahnya. Diantara kembalinya manusia pada agama dan hukum-hukumNya. Nah, kalau akhlak kita, kita buat sendiri, maka hal inilah yang saya katakan tidak berakhlak secara profesional dan argumentatif. Sebab akan membawa para tetangga itu pada agama yang kita buat sendiri, yakni tanpa aturan fiqih yang dari Tuhan. Ini namanya tidak berakhlak baik pada tetangga. Sebab tetangganya dibawa pada neraka Tuhan yang diindahkan bagai surga oleh dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-harinya.

Oka Hidayat maaf ustadz.. izin bertanya... siapakah ''tuhan'' yg ustadz maksud dlam penjelasan/jawaban yg ustadz sampaikan...

Sinar Agama Oka, Tuhan kalau dengan huruf t besar, maka Allah atau Ilaah dalam bahasa Arab. Allah itu dari asal kata Ilaah. Dan Ilaah ini artinya Tuhan. Dan dalam Qur an dan Hadits, Allah tidak mesti disebut Allah tapi bisa Ilaah yang bahasa Indonesianya adalah Tuhan. Dalam Qur an, Allah juga disebut dengan Rabbun atau Pengatur atau Tuhan Pengatur. Begitu pula dijuluki dengan Rabbul'aalamiin, yakni Tuhan Semesta Alam, bukan Allah Semesta Alam. Sebab Tuhan itu memiliki arti Pencipta, Pengatur, Pembuat apa saja kebaikan, Pemberi apa saja kebaikan, Mesti disembah, Mesti ditaati dan semacamnya.

Tapi kalau Allah, maknanya hanya menunjukkan pada Dzat Tuhan. Jadi, kalau Allah itu menjelaskan hakikat Dzat Tuhannya tapi kalau penyebutan Rabbun atau Tuhan, ingin menjelaskan Jabatan dan Maqam keTuhanannya.

Khommar Rudin
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Lihat Terjemahan

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.