Friday, March 25, 2016

on Leave a Comment

Mohon penjelasan memilih calon istri yang baik dan kapan usia matang untuk menikah?

Link :https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/963714920345081


Salam ust
saya dalam keadaan bingung utk menentukan pilihan memilih calon istri, satu sisi saya berpikir tentang kriteria perempuan it sbnrnya bagaiman ust yg baik? Sy ingin membentuk pahaman saya utk mencari perempuan yg baik, realita skrg yg terjadi pernikahan hanya diidentikkan dengan perayaaan pesta, adakah cara afdhal selain it,? Ust tanya terakhir, usia matang utk menikah it umur berapa ust?, trims utk waktu kesmpatan, semoga selalu dalam rahmat dan LindunganNya ust
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
15 komentar
Komentar

Yudi Portnoy salam, nyimak

Alfian Ghazi kriteria yg tepat pilih yg solehah, kalo mengikut usia nabi Muhammad itu menikah umur 25, tp g hrs 25 jg,di Indonesia sudah punya ktp sudah boleh menikah, yg terpenting jk sudah memiliki kesiapan baik mental dan finansial silahkan menikah, lebih baik taergetkan dr skrg usia antum menikah

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Wanita yang baik memiliki beberapa kreteria. Tapi lelaki juga mesti berjuang menjadi lelaki yang baik yang pantas diidamkan wanita yang baik.

2- Wanita yang baik secara global hanya satu kriteria kalau dilihat dari moralnya, yaitu yang taqwa. Taqwa adalah beriman dan tahu fiqih kesehariannya (yang berhubungan diri pribadinya, keluarganya, sosialnya, budayanya, politiknya dan semacamnya) dan mengamalkannya dengan baik. Lelaki yang baik juga begitu.

3- Wanita atau lelaki yang tidak melakukan hal di atas, maka tidak dikatagorikan wanita dan lelaki yang baik dalam artian taqwa.

4- Hijab bukan satu-satu nilai taqwa. Karena itu, banyak kita lihat orang berhijab tapi pacaran, joget-joget dan semacamnya.

5- Kriteria yang lain yang mendukung kebaikan wanita adalah cantik dan kayanya. Setidaknya sehat jasmaninya. Kalau suka punya anak banyak maka yang pantatnya (afwan banget) agak besaran sikit. Sebab ada penjelasan bahwa wanita yang waluud atau bisa melahirkan banyak anak adalah yang berpantat agak besar.

6- Semua yang disebut di poin 5 itu hanya pendukung saja. Sedang asli dan dasarnya adalah di ketaqwaan tersebut.

7- Mungkin sudah masuk dalam garis taqwa walau tidak sempurna, misalnya masih banyak kekurangan dalam fiqih ekonomi, politik dan budaya. Hal ini saya rasa, untuk orang Indonesia, sudah bisa SEMACAM diabaikan dulu. Artinya, kalau lelaki dan wanita sudah teliti dalam fiqih kesehariannya yang berhubungan dirinya dan keluarganya, maka sudah bisa dikatakan lelaki dan wanita yang baik dalam pandangan agama walau belum sampai pada tingkatan yang hakiki dan sempurna.

Fiqih pribadi yang saya maksud seperti thaharah (hal-hal najis, wudhu', mandi besar, haidh, nifas, istihadhah dan semacamnya), shalat, puasa, berpakaian, hukum keluar rumah, pergaulan, budaya (dalam batas hukum lagu, joget-joget, tatakrama yang halal dan haram, dan semacamnya), ekonomi walau sebatas riba dan MLM, dan semacamnya. Setidaknya dalam hal-hal itu sudah tahu fiqih dan melakukannya maka boleh dikatakan taqwa untuk ukuran Indonesia yang teramat sulit mencari taqwa yang hakiki.

7- Usia matang seseorang tidak bisa dipastikan dengan umur. Mesti dipastikan dengan taqwanya itu. Kalau sudah taqwa maka bisa disebut matang. Karena kalau sudah taqwa berarti sudah tahu fiqih kesehariannya dan tinggal melaksanakan di masalah keluarga yang akan dibentuknya. Sementara kewajiban fiqih lainnya yang sudah wajib sejak sebelum kawin sudah dikerjakannya.

Jadi, matang itu ditentukan dengan taqwanya terhadap kewajiban-kewajiban sebelum berkeluarga dan pengetahuan fiqih yang cukup untuk kewajiban setelah berkeluarga yang dibarengi dengan mental taqwa dalam amal di sebelum menikahnya itu. Yaitu siap mental secara sungguh-sungguhn untuk mengamalkan ilmu fiqih yang berhubungan dengan kekeluargaan itu kala nanti sudah menikah.

Untuk lelaki, maka kematangan itu, selain hal di atas, juga harus ada kekuatan materi menghidupi diri dan keluarganya. Begitu pula kekuatan mental untuk bisa memaafkan keluarganya dan mengajari dengan sabar manakala melakukan kekurangan. Mental ini dan finansial yang memadahi, menentukan kematakan seorang lelaki.

8- Kawin itu menjadi wajib kalau seseorang sudah punya kecukupan finansial dan kalau tidak kawin akan melakukan haram seperti onani, pacaran dan semacamnya. Apalagi sampai berzina. Orang seperti ini WAJIB kawin walau masih berumur belasan tahun.

Andika Semoga yang bertanya cepat mendapat apa yang diharapkan.. Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad..

Shadra Hasan Ust, Kalo dalam realitanya mgkin objek dalm keadaan krg terdapat dilingkungan itu, potensi apa yg bisa kita liat utk menilai pilihan yg lebih baik?

Sinar Agama Shadra Hasan, memang ketika ana menulis hal di atas itu hatiku bertanya ketir, apakah ada wanita seperti ini di Indonesia di hari ini? Yakni yang sudah minimal itu?

Semoga saja bukan hanya ada melainkan banyak, amin.

Kalau tidak ditemukan yang terminim sekalipun dari kriteria orang baik di atas, maka mesti mencari dasar karakternya. Carilah yang dasar karakternya bisa ditanami ajaran Islam. Misalnya:

a- Cerdas dan dapat memahami argumentasi dengan cepat dan benar.

b- Fokus.

c- Lebih suka memilih akhirat dari pada dunia. Ini juga jarang sepertinya. Semoga tidak demikian. Semoga banyak.

d- Banyak berfikir tentang keakhiratan.

e- Mudah mengorbankan dunia untuk akhiratnya pada pilihan-pilihan yang secara umum berat. Misalnya, tidak makan riba bank, tidak nyogok dalam kerjaan dimana nyogok seperti ini sudah umum di mayarakat kita dan sudah tidak terhitung jelek-jelek amat. Tidak bermake up kalau keluar rumah, tidak memakai baju ketat dan/atau tipis. Tidak senyam senyum pada bukan muhrim. Tidak urakan.

f- Satu ini parhatikan, yaitu tidak suka diperhatikan orang. Sebab wanita sekali memiliki sifat suka diperhatikan, maka dasar karakternya sudah riyaa'. Sulit diperbaiki. Tapi masih bisa tentunya. Sebab kalau sudah berdasar riyaa' pada dirinya, apa-apa ingin diperhatikan orang lain. Dan hal ini akan menjadi filsafat aktifitas dan interaksinya dengan orang lain sekalipun dengan suaminya sendiri. Akibatnya, manakala suatu saat sudah merasa tidak diperhatikan, maka ia bisa meledak dan melahirkan tanduk-tanduk syaithan. Agama sudah tidak lagi dapat mengekangnya. Bahaya banget wanita seperti ini. Kecuali yang pada umumnya karakter rada lembut seperti suku Sunda dan Jawa. Artinya, sifat riyaa'nya itu sangat mungkin tidak sampai pada batas mengeluarkan tanduk syaithan manakala tidak mendapatkan perhatian. Genitik mereka masih bisa menolong. Tapi bahayanya dan sulit menjangkau tujuan akhiratnya, tetap sama.

g- Nyadarrrrrrr banget bahwa hidup ini untuk sementara. Nyadar artinya hidup ini HANYA digunakan untuk keperluan pensiapan diri untuk kehidupan abadi di akhirat. Bukan nyadar dalam arti tahu. Sebab semua orang mengetahuinya. Tapi yang menggunakan nafas-nafasnya untuk persiapan akhirat, sulit ditemukan. Yang umum itu shalat dan puasa dan sedekah untuk akhirat. Tapi mayoritas hidup, cukup di daerah yang dihalalkan Tuhan. Ini memang sudah bagus. Tapi bukan ini yang saya maksudkan.

Yang saya maksudkan betul-betul menyadari denga aplikasi, bahwa hidup ini sementara dan karenanya setiap nafasnya selalu dipersiapkan untuk akhirat. Yakni dalam pandangan dunia nya atau cara menatap dunianya seperti itu. Yang, tentu saja aplikatif. Karena itu, masak di dapur untuk akhirat, keluar rumah untuk akhirat, belajar untuk akhirat, dan seterusnya. Bukan hanya shalat dan puasa serta ibadah-ibadah lainnya saja yang dirasakan sebagai pesiapan untuk kehidupan akhirat.

h- Memang di Indonesia sulit mencari seperti itu. Walaupun hal itu yang sangat minimnya dan hanya dasar-dasarnya. Beda dengan di Iran kalau saya lihat dari balik awan. Di Iran, kalau ditemukan seratus wanita, mungkin hanya satu dua yang tidak memiliki dasar-dasar di atas. Di sana rata-rata pandangan masyarakat benar-benar hidup hanya untuk satu dua hari saja. Tiap hari kerjaannya mengumpulkan kepentingan akhiratnya. Kalau berusaha jadi Doktor, hanya karena kepentingan akhiratnya. Kalau jadi olahragawan seperti Fu Shu, hanya untuk akhiratnya. Sepertinya sulit mencari wanita yang filsafat pandangan hidupnya hanya untuk dunia saja.

Mungkin mereka karena mendapatkan contoh-contoh teladan Ahlulbait as yang menderita dalam hidup mereka as hingga bangsa Iran malu kalau bersuka ria di dunia tanpa melibatkan kepentingan akhirat.

Allahu A'lam. Wassalam.

Khommar Rudin
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Lihat Terjemahan

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.