Monday, October 17, 2016

on Leave a Comment

Mohon penjelasan tentang hadis keutamaan Tanah karbala dan tanah Ka'bah

Link : https://www.facebook.com/shadra.hasan/posts/1100171453366093


Salam.
Mohon penjelasan tentang:
Imam Sajjad As bersabda, “24 ribu tahun sebelum menciptakan tanah Ka’bah dan menempatkan haram-Nya di sana, Allah Swt telah menciptakan Karbala, dan menjadikannya sebagai haram yang aman dan mubarak, dan ketika Allah menggoncangkan dan menggerakkan bumi (mungkin ini kiasan dari hari kiamat) maka tanah Karbala dengan turbah dan tanahnya akan terangkat ke atas dalam keadaan yang bercahaya dan benderang, ia akan diletakkan di kebun-kebun surga terbaik dan menjadi tempat tinggal terbaik, di sana tidak akan tinggal seorangpun kecuali para anbiya mursalin atau para nabi ulul azmi. Tanah ini terlihat gemilang di tengah-tengah kebun surga, sebagaimana bintang yang bercahaya di antara planet-planet yang kemilau, cahaya tanah ini menyilaukan mata para penghuni surga dan dengan suara keras ia mengatakan, Aku adalah tanah yang suci, baik, dan mubarak, tempat bersemayamnya sayyidusyuhada dan penghulu para ahli surga.”
Imam Shadiq As kemudian melanjutkan, “Tanah Ka’bah yang posisinya di atas tempat-tempat yang lain dengan angkuh mengatakan, adakah tanah yang sepertiku, tempat dimana rumah Tuhan berada di punggungku dan manusia mendatangiku dari tempat-tempat yang jauh, Allah talah menjadikanku haram-Nya dan menjadikanku sebagai tanah yang aman. Allah Swt kemudian mengirimkan wahyu kepadanya, berfirman, Diam dan tenanglah! Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, apa yang engkau anggap sebagai kemuliaanmu jika dibandingkan dengan kemuliaan yang kuberikan kepada tanah Karbala, sebagaimana setetes air dari air samudra dari sebuah jarum yang dicelupkan ke dalamnya dan membawa tetesan tersebut bersamanya, dan sesungguhnya, jika tidak ada tanah Karbala maka tidak akan ada kemuliaan ini bagimu, demikian juga jika tidak ada sesuatu yang disembunyikan oleh tanah ini, maka niscaya Aku tidak akan menciptakanmu, dan niscaya rumah yang berada di punggungmu yang engkau banggakan itu juga tidak akan Aku ciptakan. Karena itu, diam dan tenanglah, rendah dan hinakan dirimu dan lembutlah kepada tanah Karbala, jangan perlihatkan kesombongan, merasa besar dan keras kepala, dan jika engkau melakukan hal ini, engkau akan tenggelam dan aku akan memasukkanmu ke neraka
qararat.”
Seluruh hal di atas, sepenuhnya bisa diterima, karena jika tidak ada kesyahidan Imam Husain As di Karbala, maka hari ini tidak akan ada yang namanya thawaf, Ka’bah maupun Islam!
Hadis karbala sumbernya:
1. Ja’far bin Muhammad Ibnu Qulawaih, Kâmil al-Ziyârât , Diedit dan diriset oleh Abdulhusain Amini, hal. 268, Dar al-Murtadhawiyah, Najaf Asyraf, cet. Pertama, 1356 H.
2. Ibid , hal. 267.
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
29 Komentar
Komentar

Warna Pelangi baru dengar,,,baru baca ada khobar kayak gini

Hamzah Leo itu br paham gila.

Hamzah Leo menyimpang me nabah2 pirman Allah.

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Sebelum saya mencoba untuk memberikan penjelasan, maka ada baiknya saya berikan catatan dulu terhadap hadits ke dua, disebabkan terjemahannya yang mungkin kurang santun.

a- Ini haditsnya:

2 ـ حدَّثني محمّد بن جعفر القرشيُّ الرَّزَّاز ، عن محمّد بن الحسين ، عن محمّد ابن سِنان ، عن أبي سعيد القَمّاط ، عن عُمَرَ بن يزيدَ بيّاع السّابريّ ، عن أبي عبدالله عليه السلام «قال : إنَّ أرض كعبة قالت : مَن مِثلي ؛ وقد بنى الله بيته على ظَهري ويأتيني النّاس من كلِّ فجِّ عَمِيق ، وجُعِلتُ حَرمَ الله وأمنه؟!! فأوحى الله إليها أن كفّي وقَرّي ؛ فَوَعِزَّتي وجَلالي ما فضل ما فضّلت به فيما أعطيت به أرض كربلاء إلاّ بمنزلة الإبرة غَمَسَت(1) في البَحر فحملت من ماء البحر ، ولولا تُربة كربلاء ما فضّلتك ؛ ولو لا ما تضمّنتْه أرضُ كربلاء لما خلقتك ولا خلقتُ البيت الَّذي افتخرتِ به ؛ فقرِّي واستقرِّي وكوني دَنيّاً متواضعاً ذليلاً مَهيناً غير مُستَنكفٍ ولا مُستَكبرٍ لأرض كربلاء وإلاّ سُختُ بك(1) وهَوَيتُ بك في نار جهنّم» .

b- Ini terjemahannya:

Imam Ja'far as berkata:

"Tanahnya Ka'bah (tanah yang di atasnya dibangun Ka'bah) berkata: 'Siapakah yang seperti aku, Allah telah membangun rumahNya di punggungku dan datang kepadaku manusia dari seluruh arah yang jauh, dan akupun dijadikan tanah Haramullah dan keamananNya.' Lalu Allah berwahyu kepadanya: 'Hentikan dan diamlah. Demi keMuliaan dan kePerkasaanKu, tidaklah ada kelebihan yang Kuberikan kepadamu dibanging dengan yang Kuberika kepada tanah Karbala kecuali seperti air laut yang lengket ke jarum ketika dicelupkan ke dalam air laut. Seandainya bukan karena tanah Karbala maka Aku tidak melebihkanmu, kalaulah bukan karena kandungan tanah Karbala maka aku tidak menciptakanmu dan tidak pula Aku ciptakan rumah/Ka'bah yang engkau banggakan itu. Karena itu tenang dan stabillah, dan jadilah yang bertawadhu' dan merendah serta berkhidmadlah tanpa kebencian dan kesombongan terhadap tanah Karbala. Kalau tidak, maka akan Aku masukkan kamu ke dalam neraka jahannam.'."

c- Perlu diketahui bahwa menceritakan kebaikan diri sama sekali bukan kesombongan dalam Islam. Sombong itu adalah apapun sikap sekalipun terlihat tawadhu' tapi memang diniatkan untuk menyombongkan diri. Bahkan salah satu definisi Islam terhadap sombong adalah menolak kebenaran. Artinya, menolak kebenaran walau dengan penampilan tawadhu'.
Lihat Terjemahan

Sinar Agama .

d- Menceritakan kebaikan diri, selain bukan mesti sombong (karena tergantung niatnya), bahkan diperintahkan oleh Allah dalam al-Qur an, yaitu di QS: 93:11:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

"Sedangkan nikmat-nikmat Tuhanmu itu, ceritakanlah!"

Jadi, menceritakan kebaikan kalau tidak diniatkan sebagai kesombongan, maka tidak masuk dalam kesombongan. Kalau tidak diniakan sebagai riya' dan ingin dipuji, maka tidak termasuk riya'. Dan kalau diniatkan sebagai ibadah dalam arti mengaplikasikan ayat di atas, maka akan mendapat pahala. Misalnya, untuk menceritakan rahmat Allah swt yang tidak terbatas dan semacamnya yang dihalalkan agama.

e- Larangan sombong pada tanah Ka'bah, bukan berarti tanah tersebut telah melakukan kesombongan. Kalau tidak, maka setiap larangan Tuhan pada Nabi saww dan seluruh manusia, bisa dimaknai bahwa beliau saww dan seluruh umat, telah melakukan kesalahan yang terkandung dalam larangan tersebut.

2- Untuk meraba maksud haditsnya, maka:

a- Bumi atau tanah itu, tidak memiliki taklif hingga akan dimasukkan ke dalam neraka kalau menyombongkan diri dan akan dimasukkan surga kalau melakukan ketaatan.

b- Memang bumi, tanah, udara, langit, planet, air, batu, binatang dan seluruh makhluk materi lainnya, memiliki taklif. Akan tetapi taklif ini bukan dalam peristilahan agama melainkan peristilahan natural dan kata saja. Hal itu disebabkan seluruh tugas mereka itu dibebankan dan dilakukan oleh mereka, tidak melalui akal dan pilihan akliah, melainkan dengan ijbariah dan fitriah alias natural yang sudah dari sononya. Karena itu yang ada hanya ketaatan dan ketaatannya ini tidak menyebabkan mereka masuk neraka.

c- Karena itu bisa diraba bahwa salah satu maksud dari hadits di atas yang melarang kesombongan adalah sindiran bagi manusia agar meletakkan seluruh perkaranya itu pada hakikat yang sebenarnya dan tidak ikut perasaannya sendiri. Artinya, mesti mendudukkan kemuliaan dan kelebihannya itu, pada proporsi dan posisi yang sebenarnya, tanpa dikarang-karena sendiri, tanpa diqiyas-qiyas sendiri oleh diri dan perasaannya.

Sinar Agama .

d- Kalau semua diletakkan pada posisinya sendiri-sendiri, maka kemuliaan dan kelebihan yang dimiliki oleh kedua tanah di atas, akan lebih menyala kepada kita semua. Yaitu, bahwa kemuliaan tanah itu tergantung pada posisi hakikiyah yang berlaku di atasnya atau terhadap diri si tanah. Jadi, bukan karena tanahnya itu sendiri.

Karena itu, maka kita akan lihat pemuliaan pada tanah Ka'bah dan Karbala sebagai berikut:

d-1- Tanah Ka'bah dimuliakan karena dua hal: Pertama, dijadikan Tuhan sebagai dasar bagi bangungan Ka'bahNya. Ke dua, dijadikan Tuhan sebagai Haram atau tanah damai dan larangan bergaduh dan berperang di dalamnya.

d-2- Tanah Karbala dimuliakan karena dua hal: Pertama, syahidnya yang tragis dan tercabik-cabiknya Imam Husain as. Ke dua, kesetiaan dan istiqamahnya para pengikut beliau as.

e- Dengan melihat kedua model pemuliaan itu, maka jelas tidak bisa dibandingkan antara dua kemuliaan tersebut. Hal ini sangat mudah kalau tidak menyertakan perasaan dan tidak mencampurkan perasaan ke dalam agama. Jadi, kalau kita bisa melihat dengan akal dan melihat obyeknya secara murni, maka dapat dilihat betapa jauhnya jarak antara dua kemuliaan di atas.

f- Kalau seorang mukmin saja lebih mulia dari Ka'bah apalagi tubuh dan jiwa Nabi saww sendiri. Karena Imam Husain as itu adalah tubuh dan jiwa beliau saww sendiri. Sebab Imam Husain as adalah makshum, yakni makshum dalam ilmu dan amal, yakni ilmu dan amalnya lengkap seperti ilmu Nabi saww dan begitu pula makshumnya sama dengan makshumnya beliau saww. Hal itu karena Nabi saww sendiri yang mengatakan:

"Aku kota ilmu dan Ali (sebagai contoh dari 12 imam makshum lainnya as) adalah pintunya. Barang siapa yang ingin masuk kota maka masuklah lewat pintunya."

Karena itu tidak heran kalau hadits-hadits seperti ini:

- Dari Syi'ah:

3- قال رسول الله (ص) : من آذى مؤمنا ولو بشطر كلمة ، جاء يوم القيامة مكتوب بين عينيه آيسا من رحمة الله ، وكان كمن هدم الكعبة والبيت المقدس ، وقتل عشرة آلاف من الملائكة . إرشاد القلوب 1/119.

"Siapa yang menyakiti hati seorang mukmin walau dengan satu kalimat, maka dia kelak datang di hari kiamat dengan tertulis di antara kedua matanya: 'Putus asa dari rahmat Allah.' Dan ditulis seperti menghancurkan Ka'bah, Baitu al-Muqaddas dan sepuluh ribu malaikat.'." (Tsawaabu al-A'maal, 'Ali Dakhiil, bab ke: 266, 'Iqaabu Man Aadzz Mu'minan; Irsyaadu al-Quluub, 1/119.)

-Dari Sunni:

من آذى مسلما بغير حق فكأنما هدم بيت الله

"Barang siapa yang menyakiti seorang muslim tanpa kebenaran, maka seperti telah menghancurkan Ka'abh." (Asnaa al-Mathaalib, hadits ke: 1164, menukil dari Thabrani dari Anas.)

Kalau menyakiti seorang mukmin saja sudah seperti itu, apalagi membunuhnya. Artinya, seorang mukmin itu jauh lebih tinggi dari fadhilah Ka'bah.

Kalau mukmin saja lebih tinggi dari fadhilah Ka'bah, maka bagaimana Nabi saww dan orang yang seperti beliau saww yang merupakan hasil didikan beliau saww sendiri, yaitu Ahlulbait yang makshum ilmu dan amal as?

Sinar Agama .

g- Dengan semua penjelasan di atas itu maka dapat diraba bahwa pemulian tanah itu didasarkan pada nilai Islamnya dan kemanfaatannya untuk keIslaman dan keimanan.

Kalau di atasnya terdapat syi'ar Islam seperti haji dan kiblat, atau seperti tingginya derajat orang yang dimakamkan di dalamnya hingga bisa dijadikan ziarahan dan contoh hasanah, dan semacamnya, maka tanah tersebut akan dikatakan mulia.

Kalau nilai Islam dan imannya di satu tempat lebih tinggi dari tempat lainnya, maka kemuliaan tanah tersebut akan melebihi yang lainnya. Karena itu, maka pelebihan tanah Karbala ke atas tanah yang di atasnya dibangun Ka'bah, sangatlah wajar.

h- Karbala dan selainnya.
Mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan tanah Makam Nabi saww dan para Imam yang lain as?

Jawabannya bisa aja lebih afdhal Karbala. Hal itu karena:

h-1- Imam Husain as adalah tubuh Nabi saww itu sendiri disebabkan kemakshuman ilmu dan amal beliau as yang diajari Nabi saww saww.

h-2- Imam Husain as adalah tubuh Nabi saww itu sendiri disebabkan secara badaniah memang mengalir darah beliau saww dan, tidak dikotori dengan kemaksiatan dan kejahilan terhadap apapun lantaran kemakshuman beliau as.

h-3- Kalau Nabi saww syahid diracun Yahudi, Imam Ali as ditebas di Mehrab, Imam Hasan as diracun, akan tetapi Imam Husain as benar-benar syahidnya dengan dirajang-rajang dan kepalanya dipotong dibuat mainan dan tontonan dalam iring-iringan sejauh ratusan kilo meter (dari Karbala ke Kufah dan ke Damasyq).

Bukan hanya itu, akan tetapi anak-anak, saudara-saudara dan keponakan-keponakan beliau as juga dibuat yang sama. Kepala mereka (23 orang) diarak di atas tombak dipertontonkan kepada para keluarga beliau as dan keluarga para syahid yang lain serta kepada seluruh masyarakat yang ditemui dalam sepanjang iring-iringan yang ratusan kilo meter itu.

Bukan hanya itu, keluar beliau dan para keluarga para syahid yang lain, disandra, dirantai dan dijadikan tontonan sepanjang jalan yang telah disebutkan di atas itu. Sementara mereka adalah keluar Nabi saww dan para mukminat yang penuh iman dan taqwa.

h-4- Kalau Nabi saww memulakan Islam dan pembangunannya di atas kaum kafirin, akan tetapi Imam Husain as memulakan dan memulihkan Islam pada kaum muslimin yang telah meninggalkan Islam Hakiki. Hal ini jelas lebih berat karena lebih sulit dibedakan ketimbang antar Islam dan Kufur. Di sini, antar Islam Hakiki dan Islam tidak hakiki. Karena itu, posisi Imam Husain as lebih berat ketimbang posisi Nabi saww. Karena Imam Husain as harus mendakwahi orang muslim untuk menjadi Islam hakiki. Beda dengan mendakwahi kafir untuk masuk Islam.

Karena itulah, maka dapat dikatakan bahwa kalau tidak ada Imam Husain as, maka Islam ini sudah sirna. Dan kalau Islam sirna, maka jelas tidak ada hikmahnya alam ini dicipta. Karena itulah maka hadits yang ditanyakan itu menjelaskan hal yang seperti ini.

Karena dunia dicipta untuk manusia seperti yang difirmankanNya di QS: 2:29:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا

"Dialah yang mencipta bumi keseluruhannya untuk kalian."

Sementara penciptaan manusia untuk taqwa sebagaimana difirmankanNya di QS: 51:56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk taat/taqwa."

Dengan demikian, kalau tidak ada agama hakiki di akhir jaman setelah Nabinya saww wafat/syahid, maka tidak akan ada ketaqwaan hakiki. Kalau sudah demikian, maka hikmah/tujuan penciptaan ini akan menjadi sia-sia.

Sedang untuk mengtahui hubungan syahidnya Imam Husain as dengan bangkitnya Islam Hakiki, bisa dirujuk ke catatan sebelumnya yang telah menjelaskan hal ini. Yaitu yang berjudul:

593. Hikmah Peristiwa Karbala Bag 1: “Tinjauan dan Perspektif Hadits” Oleh Ustadz Sinar Agama, yang bersambung dengan judul yang sama sampai dengan catatan 596.

h-5- Tentu saja, seperti apapun berat dan hebatnya pernjuangan Imam Husain as, dan betapapun tingginya nilai syi'ar keIslaman dari syahidnya beliau as, semua fadhilah dan pahalanya, juga dimiliki kanjeng Nabi saww. Karena semua itu hasil dari jerih payah Nabi saww sediri, hingga Imam Husain as menjadi mulia. Karena itulah, maka saya selalu heran pada Wahabi yang selalu membat fitnah bahwa orang Syi'ah melebihtinggikan imam-imamnya ke atas Nabi saww. Lah, kok bisa guru yang makshum dikalahkan murid yang makshum sementara semua pahala dan fadhilah murid yang makshum dimiliki juga oleh guru yang makshum tanpa kebalikannya (pahala dan fadhilah guru yang makshum tidak dimiliki oleh murid yang makshum)???!!!

Karena sudah lelah, maka ijinkan saya berhenti di sini takut tulisannya meracau kalau dipaksakan. Kalau teman-teman masih merasa dan melihat tulisan di atas kurang lengkap, tolong ingatkan saya atau tanyakan lagi. Wassalam.

Andika Sholawat Allah atas Muhammad sang Nabi dan kepada keluarganya yang baik lagi suci.. Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Hirwan Bahri Allahumma shalli ala Muhammad was ali Muhammad.

Raihana Ambar Arifin Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Zaenal Al Aydrus Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.






0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.