Wednesday, February 15, 2017

on Leave a Comment

Orang kafir menyembah Tuhan melalui patung-patung, orang Islam menyembah tuhan menghadap ka'bah apa bedanya?


Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1141679279278861

Salam udtad.
Ana mau nanya.Kalau orang2 ksfir/nasrani majusi menyembah tuhan nyan berpenlantara dengan patung2.
Kalau orang2 islam menyembah Allah.menhadap ke ka'bah baitullah.
Kedua2nya menhadap krpada benda atau meteri,sedangkan tuhan/ Allah itu non materi. Mohon penjelasanya perbedaan kedua kolompok ini ustad. Syukran
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
1 Komentar
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Orang kafir yang menyembah berhala itu dengan niat memang menyembah berhala tersebut, bukan menghadap, baik menyembahnya sebagai Tuhan mandiri atau sebagai tuhan kecil untuk menggapai Tuhan yang sesungguhnya.

2- Orang Islam yang menghadap ke Ka'bah itu sama sekali tidak berniat menyembah Ka'bah meliankan hanya menghadapkan diri kepada Ka'bah sementara niatnya menyembah Tuhan secara langsung.

3- Barang siapa menyembah Ka'ah, rukuk dan sujud kepada Ka'ah dengan niatan merukuk-i dan mensujudi Ka'bah sebagai sembahan, maka telah jatuh ke dalam kekafiran. Tapi kalau hanya menghadapkan diri sementara yang dirukuk-i dan disujudi itu adalah Tuhan (Allah swt), maka jelas tidak ada masalah.

4- Orang kafir, sekalipun ada yang bertawassul, sesuai dengan bahasa Qur an di QS: 39:3:

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

"Kami tidak menyembah mereka (berhala-berhala) kecuali untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-sedekatnya."

akan tetapi di lain pihak mereka juga berkata "Kami tidak menyembah mereka". Jadi, di sini jelas mereka (kafirin) menyembah berhala, bukan menghadapkan diri ke berhala lalu niatnya menyembah Allah swt.

5- Tawassul jelas boleh akan tetapi:

a- Tidak boleh dengan menyembahnya.

b- Tidak boleh kepada yang tidak berdaya seperti berhala, melainkan kepada Allah swt sendiri atau kepada yang diridhai dan dikasihiNya seperti para nabi as, rasul as, imam as, para wali, Qur an, amal baik, shalat, puasa, sedekah, menolong orang, shalawat, dzikir, dan apa saja yang disukai Allah swt.

c- Tidak boleh meyakini sebagai yang mandiri misalnya karena sudah diberi mandat oleh Allah, melainkan mesti diyakini selalu meminta dan selalu dengan ijin Allah swt.







0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.