Friday, May 26, 2017

on Leave a Comment

Riwayat yang menyebutkan bahwa apabila Imam Mahdi muncul akan merobohkan mesjid Al-Haram dan KTP Kekhalifahan Utsmaniyyah di Turkiy

Salam ustad.
Ana mau tanya tentang hadis di bawah ini katanya ini hadis yang tertulis di kitab2 orang syi'ah.
Syeikh mufid menyebutkan bahwa apabila Imam Mahdi muncul akan merobohkan mesjid Al-Haram dan memotong tangan bani syaibah kemudian megantungkannya di ka'bah serta ditulis kan kepada nya inilah pencuri pencuri ka'bah ( Al-Mufid. Al. Irsyad hal. 411- Al . Tusi kitab Gaibah hal. 282)
Al. Majisi meriwayatkan sesungguh nya Al. Qaim ( imam Mahdi ) akan merobohkan mesjid Haram dan mesjid sehingga rata dengan tanahnya. ( Al. Majisi. Bihan anwar jil 52. M,s: 338 ) juga terdapat di kitab Al Tusi . Al Gaibah: m.s:282.)
Mohon penjelasan nya ustad.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
5 Komentar
Komentar


SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas24 April pukul 10:04

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Ini asli riwayatnya:


عن فضل بن شاذان، عن عبدالرحمان، عن ابن أبي حمزة، عن أبي بصير، عن أبي عبدالله عليه السلام قال:القائم يهدم المسجد الحرام حتى يرده إلى أساسه، ومسجد الرسول صلى الله عليه وآله إلى أساسه، ويرد البيت إلى موضعه، وأقامه على أساسه، وقطع أيدي بني شيبة السراق وعلقها على الكعبة.

Dari Fadhl bin Syaadzaan, dari 'Abdurrahmaan, dari Ibnu Abi Hamzah, dari Abu Bashiir, dari Abu 'Abdillah as (imam Ja'far as), berkata:

"Al-Qaaim (Imam Mahdi as) akan menhancurkan masjidnya masjidulharam hingga kembali ke asalnya, dan Masjid Nabi saww sampai kembali ke asalnya. Dan mengembalikan Ka'bah pada posisinya dan mendirikannya sesuai dengan asalnya, dan memotong tangan-tangan Bani Syaibah sang pencuti dan menggantungkannya di atas Ka'bah."

2- Semua riwayat-riwayat tersebut dari Abu Bashiir, shahabat Imam Ja'far as dan terpercaya. Akan tetapi tidak secara langsung diriwayatkan darinya melainkan dari orang lain seperti Ibnu Abi Hamzah yang diteruskan periwayatannya ke Abdurrahman dan ke Fadhl bin Syaadzaan.

3- Kalau kita lihat perawi-perawinya, maka di sana ada Ibnu Abi Hamzah. Orang ini dikenal dengan pembohong dan pendusta. Ini saya nukilkan dari kitab Rijal Syi'ah, yaitu Rijaalu al-Kasyii, yang menulis di Juz:5, halaman:404 sebagai berikut:

756 - قال ابن مسعود سمعت علي بن الحسن: ابن أبي حمزة كذاب ملعون قد رويت عنه أحاديث كثيرة و كتبت تفسير القرآن كله من أوله إلى آخره إلا أني لا أستحل أن أروي عنه حديثا واحدا.

756: Berkata Ibnu Mas'uud: "Aku mendengar dari Ali bin al-Hasan (berkata): 'Ibnu Abi Hamzah itu adalah sangat pendusta, terlaknat, dan telah diriwayatkan hadits-hadits yang banyak sekali darinya. Aku menulis kitab Tafsir Qur an dimana dari awal sampai akhir aku tidak meriwayatkan satu haditspun darinya.'."

Masih ada kata-kata lain yang lebih dakhsyat, misalnya dari Imam Ali al-Ridha as sendiri, seperti di kitab Rijaalu al-Kasyii, 1/405:

رجال‏الكشي/الجزءالأول/الجزءالخامس/405
760 - علي بن محمد قال حدثني محمد بن أحمد عن أبي عبد الله الرازي عن أحمد بن محمد بن أبي نصر عن محمد بن الفضيل عن أبي الحسن (ع) قال قلت جعلت فداك إني خلفت ابن أبي حمزة و ابن مهران و ابن أبي سعيد أشد أهل الدنيا عداوة لله تعالى قال فقال: ما ضرك من ضل إذا اهتديت إنهم كذبوا رسول الله (ص) و كذبوا أمير المؤمنين و كذبوا فلانا و فلانا و كذبوا جعفرا و موسى و لي بآبائي عليهم السلام أسوة

760: Ali bin Muhammad berkata, telah diriwayatkan kepadaku oleh Muhammad bin Ahmad, dari Abu Abdillah al-Raazii, dari Ahmad bin Muhammad bin Abi Nashr, dari Muhammad bin Fadhl yang berkata kepada Imam Abu al-Hasan (Imam Ali al-Ridha as):

"Diriku adalah tebusan untukmu. Sesungguhnya aku sangat menentang Ibnu Abi Hamzah dan Ibnu Mihraan dan Ibnu Abi Sa'iid sekeras-keras penentangan di muka bumi sebagai kebencian karena Allah swt."

Beliau as berkata:

"Memanglah kalau kamu sudah mendapatkan hidayat maka tidak akan bias disesatkan. Sesungguhnya mereka itu telah mendustakan Rasulullah saww, mendustakan Amirulmukminin as (Imam Ali bin Abi Thalib as) dan mendustakan Fulan dan Fulan, mendustakan Ja'far as dan Musa as sementara aku dan ayah-ayahku itu adalah contoh/uswah teladan (bagi umat manusia)."
Lihat Terjemahan

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
3
24 April pukul 14:01Telah disunting

Sinar Agama .

4- Dalam perawiannya hadits itu juga disebutkan perawi yang bernama 'Abdurrahman. Dan saya sulit menemukan yang mentsiqahkannya sampai tulisan ini dimuat. Yakni ada keterangan namanya di kitab Rijaal akan tetapi tidak diterangkan apakah tsiqah atau 
pembohong dan semacamnya. Biasanya dalam ilmu hadits, yang tidak ada keterangan tsiqahnya/jujurnya, maka haditsnya diabaikan dan tidak boleh dijadikan sandaran.

5- Kesimpulan perawi.
Kalau kita ambil tidak adanya keterangan tsiqahnya dari satu perawi saja haditsnya sudah tidak bisa dipakai, apalagi kalau jelas-jelas ada perawi yang pendusta dan terlebih-lebih lagi ada yang dimusuhi dan dibenci oleh Imam Makshum as, maka jelas-jelas hadits itu tidak bisa dipakai.

6- Anggap kelak ada hadits yang jalur perawinya shahih alias tsiqah semua, maka lahiriah hadits tersebut bisa memiliki beberapa kemungkinan maksud yang tidak bertentangan dengan Qur an dan akal sehat, misalnya:

a- Menghancurkan bangunan masjidnya, Ini takwilan yang terburuk akan tetapi masih mungkin saja terjadi, Allahu A'lam.

Mungkin antum bertanya "mungkin saja terjadi"? Jawabnya, iya bisa saja hal itu dimungkinkan, karena:

a-1- Masjid yang asli itu adalah yang dicontohkan oleh Nabi saww, yaitu tempat ibadah yang tawadhu', bukan tempat bermegah di hadapan Allah, tidak beratap hingga karena itulah kalau hujan turun, tidak ada shalat jamaa'ah, atau kalau hujan, ada yang shalat di atas batu-batu yang dibawa mereka dari sungai ke dalam masjid. Perhatikan riwayat berikut ini:

Berkata Umar bin Khoththoob ( khalifah ke dua):

"Suatu malam turun hujan, dan ketika kami keluar untuk menunaikan shalat shubuh sebagian orang ada yang berjalan di sungai besar yang banyak batu-batu kecilnya ( al-Bath-haa' ). Lalu mereka mengantongi batu-batu kecil itu dan shalat di atasnya. Dan ketika Nabi SAWW melihat hal itu beliau bersabda: Betapa bagusnya hamparan ( Basaathun ) ini. Dan itulah awal dari batu-batu kecil ( maksudnya penghamparan batu-batu kecil untuk shalat/sujud ) " ( al-Quthuufu al-Daaniah fi al-Masaailu al-Tsamaaniah, karya 'Abdu al-Muhsin al-Suraawiy, hal: 91, kalau tidak salah menukil dari al-Nailu al-Authoor, 2: 228 ).

a-2- Masjid yang asli itu tidak bertikar apalagi berhambal/berkarpet. Karena itulah kalau panas, maka para shahabat mengambil pasir-pasirnya dalam genggaman lalu meletakkannya ketika mau sujud agar dahinya tidak kepanasan.

Berkata Anas bin Maalik: "Kami shalat di belakang Nabi SAWW di suatu hari yang panasnya sangat menyengat. Salah satu ( sebagian ) dari kami mengambil batu-batu kecil di tangannya, dan ketika sudah dingin maka diletakkannya untuk dijadikan alas sujudnya." ( Sunan Baihaqiy, 2: 106 ).

a-3- Masjid yang megah, bisa saja sangat menghancurkan kekhusyukan dan sebaliknya memupuk kesombongan, kebanggaan dan semacamnya. Sementara shalat di hadapan Yang Maha Perkasa itu harus tawadhu', hina, miskin, papa, khusyu' dan semacamnya.

b- Menghancurkan tatanan dan budayanya. Kalau Imam Mahdi as keluar sekarang, maka jelas tatanan dan bangunan sosial Masjid Haram dan Madinah itu, dikuasai oleh budaya dan tatanan Wahabi. Hal ini jelas wajib dihancurkan karena telah menjauhkan muslimin dari Islam yang sesungguhnya.

Kalaupun kelak di masa keluarnya Imam Mahdi as, Wahabi tidak berkuasa lagi, maka tetap saja yang tidak mengikuti makshum as itu akan didapati banyak penyimpangan tatanan dan budaya akidah dan fiqih dari semua masjid terutama Masjid Haram dan Madinah. Karena itu, maka mesti dihancurkan dan diganti dengan tatanan baru yang dibangun di atas Islam yang makshum ilmu dan amal, yakni ilmunya tidak kurang dari ilmu Nabi saww dan amalnya juga mencapai makshum sebagaimana sudah dikabarkan oleh Allah swt sendiri dalam QS: 33:33:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

"Sesugguhnya Allah hanya ingin menjauhkan kalian wahai Ahlulbait dari segala dosa dan mensucikan kalian sesuci-sucinya,"

c- Menghancurkan persekongkolan sesatnya. Misalnya Wahabi yang dari sejak awalnya memberontak dari kekhilafahan Utsmaniyya pada abad ke 11 H.Q, telah bersekongkol dengan Inggris dan Yahudi sampai sekarang. Persekongkolan atas nama Islam Jihadis ini, harus segera diratakan dengan tanah. Karena itulah kalau kita tidak mampu, maka Imam Mahdi as yang akan melakukannya. Semoga kita mampu atau semoga Imam Mahdi as segera keluar dengan ijin Allah swt.

d- Menghancurkan masjidnya lantaran dibangun dari harta haram. Misalnya rampasan dari Sunni-sunni yang dibantai habis-habisan pada abad ke 11 Hijriah itu, atau misalnya karena Wahabi membangunnya dari harta haram yang dirampas dari rakyat, misalnya hasil bumi Saudi dikuasai oleh kerajaan seperti warisan datuk mereka saja, padahal kekayaan Arab Saudi itu milik semua rakyat Saudi atau bahkan milik semua kaum muslimin sebab Arab Saudi adalah warisan Nabi saww kepada umat muslim semuanya, atau setidaknya hadiah Nabi saww untuk semua muslimin di dunia. Lah, kok enak keturunan Aalu Sa'uud yang merupakan keturunan kabilah Yahudi di Madinah sebelum pindah ke Najd, mewarisi semua kekayaan bumi Saudi Arabiah?

e- Penutup:
Dalam memahami hadits, pertama harus dilihar perawinya. Kalau perawinya sudah tidak tsiqah, maka mesti diabaikan. Ini yang pertama. Yang ke dua, mesti membandingkan matan/kandungan haditsnya dengan ayat dan riwayat-riwayat yang lain yang shahih. Semua itu agar bisa dipahami maksud sebenarnya hadits, dan tidak terpaku pada lahiriahnya saja dan pada satu hadits saja seperti kebiasaan para Wahabis. Sebab kalau terpaku pada satu hadits saja tanpa telaah dan konfirmasi dengan Qur an dan hadits-hadits shahih lainnya, maka yang akan terpahami tidak lain selain kesesatan, bukan hidayah yang semestinya keluar dari sebuah hadits. Wassalam.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
6
24 April pukul 14:11Telah disunting

Mursalin Mursal Ustad tolong ustad jelasin tentang kekhilafahan Usmaniyya yang terjadi abad 11.H. yang lebih rinci. Udah ana cari di catatan sinar agama ga ana dapatin kalau udah pernah ustad jelaskan tolong ustad kirim kan.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas27 April pukul 8:36

Sinar Agama Mursalin Mursal, saya memang sepertinya tidak pernah membahas kerajaan atau kekhalifahan Utsmaniyyah. Ringkasnya:

KTP Kekhalifahan Utsmaniyyah di Turkiy:


a- Ketika jatuhnya Thughrul ke tiga sebagai raja terakhir dari pemerintahan Saljuq di tahun 590 H.Q., umat Islam banyak mengalami serangan dari orang-orang Masehi yang dikenal dengan Perang Salibnya dalam sejarah. Karena itu mereka banyak menaklukkan kawasan kekuasaan muslimin, seperti Pelestina dan lain-lainnya. 

b- Kebangkitan Shalahuddin al-Ayyubi (asal Azarbaijan yang ingin menyatukan Syaam dan Mesir) dalam menghadapi orang-orang Masehi itu, bisa dikatakan memiliki beberapa atau banyak keberhasilan, yakni banyak menang dalam pertempuran. Akan tetapi, pada akhirnya juga kandas dengan ketibaan ajalnya. Tapi dia sempat menang dan mengusir orang-orang Masehi dari Pelestina pada bulan Oktober 1178 Masehi.

c- Pada tahun 1258 Masehi lahirlah seorang anak dari keturunan Turkiy bernama Utsmaan bin Urthughrul (seorang kepala suku dari salah satu suku di Turkiy). Setelah dia besar, diapun bangkit melawan orang-orang Masehi yang menjarahi daerah-daerah kekuasaan muslimin. Dan menamakan kebangkitannya itu dengan kebangkitan pemerintahan Islam (khilafah). 

d- Kemenangan demi kemenangan diraihnya. Setelah dia meninggal, pemerintahannya diteruskan oleh anak keturunannya (keluarganya). 

e- Sampai pada kesulthanan ke tujuh, yaitu Muhammad Khaan Ke Dua, yang merupakan putra dari Murad Ke Dua, pada tahun 1453 Masehi (857 H.Q.), dapat menaklukkan Qisthanthaaniyyah atau Istambul, kota terbesar dan merupakan pusat pemerintahan orang-orang Masehi. 

f- Ketika kesulthanan sampai pada yang ke sembilan, yaitu Sulthan Saliim Khaan Pertama, dalam waktu delapan tahun, dapat menaklukkan Iran, Kurdistan dan Diyar Bikr. Dan pada tahun 1529 Masehi (923 H.Q.), dapat menaklukkan Syam/Suriah dan Mesir serta Hijaz (Arab Saudi sekarang).

g- Pada tahuan 1111 H.Q. Aalu Sa'uud yang dipadu dengan Muhammad bin Abdulwahhaab oleh Inggris, memberontak pada Khilaafah Utsmaniyyah di Najd (bagian Hijaz atau Jazirah Arabia kala itu). 

h- Wahabi terus melanjutkan pemberontakannya di seluruh Najd, lalu terus ke Madinah (1221 H.Q.) dan Makkah (1305 H.Q.) dengan membantai saudara-saudara Sunni (baik ulama atau rakyat biasa) seperti binatang di lapangan-lapangan terbuka kalau tidak taubat dari maulidan, ziarah kubur, tawassul, dan semacamnya. Thaif juga diserbu pada tahun 1317 H.Q.. Kota-kota lain juga ditaklukkan dengan bantuan Inggris, hingga pada tahun 1343 H.Q. bisa dikatakan bahwa semua Hijaz (Jazirah Arabiah) dikuasai paduan Aalu Sa'uud dan Muhammad bin Abdullwahhaab ini. 

i- Wahabi membantai para jemaah haji sampai berjumlah 500 haji pada tahun 1407 H.Q. 

j- Kekhalifahan Utsmaaniyyah runtuh pada tahun 1924 Masehi (1342 H.Q.), di tangan Inggris dan antek-anteknya kurang lebih lima tahun setelah Perang Dunia Pertama.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
4
30 April pukul 18:32Telah disunting




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1240683162711805



0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.