Salam.
Ustadz, semoga antum selalu berada di dalam rahmat dan rida-Nya. Ustadz, masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya, kalau peristiwa berikut ini bisa dianggap bahwa untuk di indonesia secara umum bukan hanya di Makasar sudah bisa berlaku taqiyah keamanan atau tidak ustadz? Sebenarnya saya ingin melampirkan videonya tapi saya ga bisa caranya kalau lampirkan di halaman ini tanpa ada linknya.
Syukron
PSA
PSA
Kronologis
Pendiri Lentera Negeri Dr Syahid Arsyad MT yang juga pengurus KAHMI Kota Makassar menceritakan kronologis kejadian tersebut:
Pada Kamis 13 April 2017 pukul 19.00 wita, mereka melaksanakan diskusi. Temanya "Once Upon a Time in Karbala and Irak."
Syaharuddin Abbas SS yang juga alumni University of Al-Ma'had, Al-Islaamy Al-Aly, Karbala, Irak, tampil sebagai narasumber.
Syaharuddin juga adalah pengajar di Pesantren Nurul Junaidiyah Luwu Timur. Pesantren ini diasuh Ketua NU Luwu Timur (Lutim) sekaligus pengurus MUI setempat.
Sesuai tema, diskusi ini membahas bagaimana proses mendapatkan beasiswa, pengalaman saat berangkat kuliah dan beradaptasi di luar negeri.
Saat diskusi baru berlangsung sekitar 30 menit, tiba-tiba datang sekelompok orang tak dikenal. Mereka membubarkan paksa kegiatan diskusi karena dianggap menyebarkan paham sesat.
Narasumber dan peserta diskusi digiring ke masjid untuk diinterogasi. Dalam perjalanan ke mesjid, narasumber dan beberapa peserta lainnya mendapatkan pukulan.
Selama proses interogasi di masjid, tas dan laptop diperiksa. Mereka dipaksa mengaku beraliran syiah.
“Padahal kami semua tidak ada yang syiah. Jika syiah-pun, tidak dibenarkan jadi alasan ormas tertentu untuk boleh main hakim sendiri,” tegasnya. (*)
Syaharuddin Abbas SS yang juga alumni University of Al-Ma'had, Al-Islaamy Al-Aly, Karbala, Irak, tampil sebagai narasumber.
Syaharuddin juga adalah pengajar di Pesantren Nurul Junaidiyah Luwu Timur. Pesantren ini diasuh Ketua NU Luwu Timur (Lutim) sekaligus pengurus MUI setempat.
Sesuai tema, diskusi ini membahas bagaimana proses mendapatkan beasiswa, pengalaman saat berangkat kuliah dan beradaptasi di luar negeri.
Saat diskusi baru berlangsung sekitar 30 menit, tiba-tiba datang sekelompok orang tak dikenal. Mereka membubarkan paksa kegiatan diskusi karena dianggap menyebarkan paham sesat.
Narasumber dan peserta diskusi digiring ke masjid untuk diinterogasi. Dalam perjalanan ke mesjid, narasumber dan beberapa peserta lainnya mendapatkan pukulan.
Selama proses interogasi di masjid, tas dan laptop diperiksa. Mereka dipaksa mengaku beraliran syiah.
“Padahal kami semua tidak ada yang syiah. Jika syiah-pun, tidak dibenarkan jadi alasan ormas tertentu untuk boleh main hakim sendiri,” tegasnya. (*)
Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/246527365819643
0 comments:
Post a Comment