Sunday, May 7, 2017

on Leave a Comment

Apa bedanya adab dengan ahlak

Apa bedanya adab dengan ahlak
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Pertanyaan antum ini sebenarnya merupakan salah satu bagian dari problem yang ana hadapi dalam menghadapi liku-liku dakwah di Indonesia. 


2- Poin (1) itu disebabkan meratanya peristilahan akhlak di kalangan ilmuan dan umum/umat yang diartikan sebagai adab. Padahal adab di mana dan akhlak di mana.

3- Secara umum Akhlak itu adalah:

a- Subyek bahasannya adalah keilmuan dan keilmiahan. Yakni tidak berhubungan langsung dengan anjuran ini dan itu dalam perbuatan manusia sehari-hari, sebagaimana yang ada dalam adab.

b- Obyek bahasannya adalah manusia atau jiwa/ruh manusia. 

c- Ringkasan definisinya (akhlak) adalah: Kebiasaan atau karakter dari kejiwaan/ruh manusia.

d- Bahasan-bahasannya sangat luas, dimulai dari yang paling dasar, yaitu tentang definisi manusia, definisi ruh, filsafat keduanya, hubungan keduanya dengan badannya sendiri, rumah tangga, lingkungan, alam semesta, Tuhan, agama, Nabi saww, Imam Makshum as, dan apa saja yang berhubungan dengan keduanya (ruh dan karakter manusia), baik langsung dan tidak langsung; sampai kepada lanjutan dari dasar tersebut, seperti membahas tentang potensi ruh, sifat-sifat dasarnya, ilmu, pengertiannya terhadap Tuhan, agama, dirinya, lingkungannya dan semacamnya. Begitu pula pembahasan tentang proses pembentukan sifat-sifat baru bagi ruh, sampai kepada pembentukan karakter (sifat yang menjadi terbiasa), dan semacamnya. 

Begitu pula pembahasan tentang apa sasaran ruh dan sifat-sifat yang semestinya, apa bahaya-bahaya yang akan dihadapinya, bagaimana menghindari sifat dan apalagi pembentukan karater (akhlak) yang buruk, dan apa itu sebenarnya yang dikatakan keburukan. Termasuk juga membahas tentang bagaimana memupuk sifat yang rentan menjadi buruk agar dapat menjadi baik, mempertahankan sifat yang pada dasarnya sudah baik, memupuk yang baik, mengembangkan kebaikan dan seterusnya sampai kepada pembentukan akhlak/karakter tersebut. 

e- Secara garis besarnya Akhlak adalah ilmu yang sangat tinggi yang membahas tentang manusia/ruh/jiwa untuk mengenali dirinya dan sifat-sifatnya, lalu memembuatnya mengerti dan terarah kepada yang baik, membuatnya mengerti dan menghindari yang tidak baik, sampai yang terakhir yaitu menjadikannya berakhlak atau berkarakter dengan baik. 

f- Akhlak inilah yang sebenarnya merupakan kitab amal masing-masing manusia. Jadi, kitabnya itu adalah ruhnya, tulisannya itu adalah karakternya. Karena itu, kalau kita alim sekalipun, akan tetapi ilmunya belum diamalkan sampai ke tingkat karakter alias kebiasan yang tidak bisa ditinggalkan lagi, maka semua ilmu bisa sirna. Karena itulah sealim apapun kita/manusia, tetap saja talqin itu tetap disunnahkan. Padahal isi talqin adalah hal-hal yang paling sederhana yang anak kelas 1 SD-pun mengetahuinya, seperti Allah adalah Tuhan kita, Muhammad saww adalah nabi kita, Qur an adalah kitab suci kita dan seterusnya dari hal-hal yang terdapat dalam kandungan talqin. 

Kalau antum masih ingat tulisan-tulisan saya sebelumnya, sering saya katakan bahwa selama Ilmu itu masih Ilmu Hushuli (ilmu pahaman dan argumentatif), dan belum manjadi Hudhuri (mematri dalam ruh setelah proses amal dan terbentuknya karekter dari kandungan ilmunya itu), maka jangankan ke akahirat atau kuburan, selagi di dunia saja bisa mudah sekali hilang. Yaitu ketika lupa, atau apalagi sampai ke tingkat pikun di masa tua. Lalu apa yang mau dibawa ke hadhiratNya, kalau ilmu-ilmu tauhid, makrifat, fiqih dan semuanya itu hilang sebelum masuk liang lahat? Semoga kita semua menjadi pemilik ilmu yang diamalkan dengan benar dan ikhlash sampai dijemput maut, amin. 

g- Intinya Akhlak itu bukan anjuran ini dan itu seperti yang ada dalam adab. 

h- Memang para ilmuan yang memang sudah pandaipun sering menggunakan kata akhlak dalam makna adab. Akan tetapi, kalau mereka membahas sesungguhnya tentang akhlak, maka akan menjelaskan seperti yang saya jelaskan di atas. 

i- Karena itulah, maka kalau ada orang berkata dahulukan akhlak di atas fiqih, maka dia sama sekali tidak mengerti kedua-duanya. Yakni tidak mengerti sama sekali tentang Akhlak dan apalagi Fiqih. 

j- Fiqih itu adalah ajaran Tuhan demi tertepisnya akhlak/karakter yang buruk dan teramalkannya perbuatan baik sampai berbentuk akhak/karakter yang baik pada manusia, hingga manusia yang akan pulang ke sisiNya kelak, adalah manusia yang telah terproses dengan segala ajaranNya di dunia (akidah dan fiqih) tersebut. 

Kan jadi lucu mana kala dikatakan: 

"Dahulukan karakter dari fiqih yang membuat karakter yang baik (fiqih)." 

Sebab akan ditanyakan: "Karakter yang mana yang mau didahulukan, kalau cara membuat karakter yang baik (fiqih) diabaikan."

Atau tetap lucu sekalipun mau dikatakan seperti ini:

"Dahulukan karakter yang baik dengan meninggalkan arahan baik dari Tuhan tentang pembentukan karakter yang baik."

Sebab dua baik di atas menjadi pertanyaan: Baik di potongan pertama (dahulukan akhlak yang baik) itu apa, dan baik di potongan ke dua (cara membuat karakter yang baik) itu apa?

Kalau mau mendakwa kebaikan pada yang pertama tanpa kebaikan dari Tuhan (fiqih), lalau kebaikan apa yang mau dipakainya? Kalau kebaikan ala diri kita sendiri, lalu apakah itu kebaikan sebenarnya? Dan apa Tuhan akan menerimanya sementara sudah jelas-jelas menolak jalan selain jalan hidup yang dibuatNya (syari'at)?

Wassalam
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
1
14 April pukul 12:23

Ali Syaban terimakasih syukron
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas15 April pukul 9:32



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1229041290542659




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.