Monday, May 1, 2017

on Leave a Comment

Makna Tasawuf ? apa yang salah dengan ajaran tasawuf ?

Ali Asytari ke Sinar Agama
26 Maret
Salam ustadz,
1.Apakah betul bahwa tasawuf itu asal katanya bukan dari bahasa arab atau quran dan hadits ?
2.Apakah orang yang sudah melaksanakan fikih keseluruhan sudah cukup dan tidak perlu pada irfan lagi,dan sudah mencakup dalam fikih ?
3.Amalan apa saja yang ada dalam ajaran tasawuf yang menyimpang atau bukan bersumber dari Islam,dan tolong disebutkan satu dua amalan itu...?
Trimakasih sebelumnya ustadz.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Tidak betul. Tashawwuf adalah bahasa Arab yang artinya bisa dua macam: Pertama, pemakai baju dari kulit hewan seperti domba. Ke dua, bisa bermakna suci. 


Tapi makna pertama yang lebih cocok karena tidak ada pemaksaan dan sesuai dengan apa adanya. Artinya, tidak perlu ditakwil-takwilkan seperti yang dilakukan pada makna ke dua. 

2- Iya sudah cukup. Dan untuk Indonesia yang kehidupan kesehariannya kelam dengan maraknya pacaran dan perzinahan serta maksiat-maksiat lainnya, maka sudah super cukup. Tapi bagi yang mau sampai ke tingkat tinggi, bisa mempelajari Irfan dan mengamalkannya akan tetapi tetap dalam keadaan ketat dalam fiqih sebagaimana sudah sering dijelaskan.

3- Sudah sering dijelaskan tentang Tashawwuf dan Thariqat ini, bahwa:

a- Ada makna yang benar dan ada makna yang salah. Yang salah ini yang tidak diperbolehkan. 

b- Yang salah adalah yang:

b-1- Memaknai Wahdatu al-Wujud secara salah, yaitu yang mengatakan bahwa hanya Allah swt yang ada dan selainNya tidak ada dalam arti:

b-1-a- SelainNya adalah Dia seperti seseorang yang mengaku Allah. 

b-1-b- SelainNya adalah tidak ada sama sekali alias khayal dalam khayal. 

b-2- Yang meyakini bahwa ketika seseorang sudah sampai ke tingkat Thariqat atau apalagi Haqiqat, sudah tidak perlu lagi kepada syari'at (fiqih).

b-3- Yang meyakini bahwa orang yang sudah suci hatinya, dimasuki Tuhan yang biasa diistilahkan dengan Huluul (masuknya Tuhan ke dalam manusia yang sudah mensucikan diri dari segalanya selain Allah swt) dan/atau meyakini bahwa orang yang sudah suci bisa bersatu dengan Allah yang biasa diistilahkan dengan Ittihaad atau menyatu dengan Allah swt. 

b-4- Yang meyakini bahwa bahwa dunia harus ditinggalkan secara fisik dan karenanya harus memakai baju yang paling jelek yaitu kulit domba (hingga karenanya disebut shufi atau pemakai kulit domba atau bulu domba) dan pergi menyepi di gunung-gunung dan goa-goa (walhasil menyendiri).

b-5- Yang meyakini bahwa Dunia yang wajib dihindari di dalam perintah Qur an, adalah apa yang ada di dunia ini yakni harta, istri, jabatan dan semacamnya. 

c- Yang benar adalah yang:

c-1- Yang memaknai Wahdatu al-Wujud secara benar, yaitu bahwa yang ada itu hanya Allah swt dan selainNya adalah tajalli atau manifestasiNya. Artinya, bukan ada akan tetapi juga bukan tiada. Tajalli Allah swt jelas bukan Allah swt.

c-2- Meyakini bahwa Syari'at adalah dasar dari semuanya, yaitu beramal ketat dalam fiqih. Ketika seseorang naik ke Thariqat disebabkan Syari'at, maka kalau syari'at ditinggalkan, maka orang tersebut akan jatuh kembali. Begitu pula yang telah sampai ke Haqiqat sekalipun. Karena itulah Nabi saww bersabda:

"Syari'at adalah penjelasanku, Thariqat adalah perbuatanku (dalam mengamalkan syari'at dan maqam-maqam lainnya), dan Haqiqat itu adalah capaianku."

d- Yang meyakini bahwa maksiat wajib dihindari dengan hati dan fisik, sedang yang bukan maksiat akan tetapi selain Allah swt, maka wajib dihindari dengan hati tapi tidak dengan fisik. Karena itu mesti tetap aktif di tengah-tengah masyarakat dan tidak harus berpenampilan miskin.

e- Yang meyakini bahwa Dunia itu adalah Cinta Dunia, bukan materi dunianya, bukan hartanya, bukan wanitanya, dan/atau bukan pula jabatan sosialnya. 

f- Catatan: Yang benar di atas, biasa diistilahkan sebagai Irfan ('Irfaan) dan yang salah biasa diistilahkan sebagai Shufi. Akan tetapi kadang Irfan juga disebut Shufi akan tetapi dengan makna keyakinan dan amalan yang sudah dijelaskan. Karena itu, penamaan Irfan dengan Shufi adalah majazi atau pinjam istilah saja, bukan hakikat makna shufinya yaitu yang memakai baju bulu atau kulit domba (sebagai konsekuensi keyakinan mereka yang harus meninggalkan selain Allah secara hati dan fisik).



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1209485809164874





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.