Monday, May 1, 2017

on Leave a Comment

Bismillaah: Hari Kesyahidan Imam Musa Al-Kaazhim as


Bismillaah: Hari Kesyahidan Imam Musa Al-Kaazhim as
Ikut mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas syahidnya Imam Musa al-Kaazhim as yang diracun oleh Ma'mun, raja dari kerajaan Bani Abbas, pada tanggal 25 Rajab tahun 183 H.Q, setelah dipenjarakan begitu lama (kurang lebih 8 tahunan) dan dipindah-pindahkan dari penjara Bashrah ke Baghdad dan ke penjara lainnya, kepada kanjeng nabi besar Muhammad saww, kepada Ahlulbait terutama Imam Mahdi as, kepada para wali terutama wali besar dan walinya para wali yaitu putri beliau as sendiri Hdh Faathimah al-Ma'shuumah as (dimakamkan di Qom, yang jauh-jauh sebelum lahirnya sudah dikabarkan oleh Imam Ja'far as, lihat hadits berikut), kepada seluruh ulama dan maraaji' terutama Rahbar tercinta hf, kepada seluruh mukminin dan mukminat terutama teman-teman facebook yang dimuliakan Allah swt.
Semoga duka yang mendalam kita dikarenakan tersyahidkannya Imam Musa as yang berarti tersyahidkannya Qur an-Hadits, menjadi pengikat kita semua kepada tali-tali Allah swt, baik yang diam (Qur an-Hadits) atau yang naatiq/berbicar yaitu para Imam Makshumin as, dan baik di dunia ini atau di akhirat kelak, amin.
Dua Hadits:
a- Dari Imam Ja'far as:
عن الصادق عليه السلام إن لله حرما وهو مكة، ولرسوله حرما وهو المدينة، ولامير المؤمنين حرما وهو الكوفة ولنا حرما وهو قم، وستدفن فيه امرأة من ولدي تسمى فاطمة من زارها وجبت له الجنة
"Allah memiliki Haram, yaitu Makkah. Rasul saww memiliki Haram yaitu Madinah. Imam Ali as memiliki Haram, yaitu Kufah. Dan kami memiliki Haram, yaitu Qom. Di sana akan dikuburkan seorang wanita dari keturunanku yang bernama Faathimah, yang barang siapa menziarahinya, maka dia akan mendapatkan surga." (Bihaaru al-Anwaar, 48/317 dan lain-lainnya).
Catatan Hadits:
- Karena Imam Ja'far as tidak mengatakan "Dan kami HANYA memiliki Haram, yaitu Qom", akan tetapi mengatakan "Dan kami memiliki Haram, yaitu Qom", maka jelas keharaman Qom itu bukan satu-satunya Haram para imam makshum as.
- Hadits di atas, secara rabaan, ingin menyampaikan bahwa kedudukan hdh Faathimah as di sisi Allah swt teramat tinggi hingga layak dijadikan simbol syi'ar bagi para Makshumin as dan syi'ar Islam yang agung serta bisa dijadikan alat tawassul atau berwasilah kepada Allah swt.
- Untuk menguatkan poin 2 di atas, Imam Ridha as mengatakan bahwa: "Yang menziarahinya, sama dengan menziarahi aku."
- Begitu hebatnya imam makshum as hingga dengan ijin Allah swt, sudah tahu jauh-jauh sebelum kelahiran dari manusia akan siapa yang akan lahir dan di mana derajat ketaqwaannya.
b- Dari Imam Ja'far as:
قال الصادق عليه السلام: كل مسلم بين مسلمين ارتد (1) عن الاسلام، وجحد محمدا صلى الله عليه وآله نبوته وكذبه، فإن دمه مباح لمن سمع ذلك منه، وامرأته منه باينة، ويقسم ماله على ورثته، وتعتد امرأته عدة المتوفى عنها زوجها، وعلى الامام أن يقتله ......
"Kalau ada seorang muslim di antara dua muslim menjadi murtad dari Islam, menyangkal kenabian nabi Muhammad saww dan membohongkan beliau saww, maka darahnya menjadi mubah bagi siapa saja yang mendengar hal itu darinya, wanitanya mesti dipisahkan darinya, hartanya mesti dibagi kepada ahli warisnya, istrinya disuruh melakukan iddah kematian dari suaminya itu (yang murtad itu, sekalipun belum dihukum bunuh), DAN BAGI IMAM UNTUK MENGHUKUMNYA DENGAN BUNUH ...." (Al-Kaafii, hadits ke: 11156, dan lain-lainnya).
Catatan Hadits:
- Adalah menjadi tekanan di sini, bahwa kita tidak boleh sembarangan mengambil kesimpulan hukum bagi yang bukan mujtahid.
- Maksud penukilan dua hadits di atas adalah untuk bahan perenungan dan bukan memberikan fatwa, baik fatwa sunnah, wajib atau yang lainnya.
- Yang saya ingin sampaikan di sini adalah satu poin saja dari berbagai poin yang ada dalam kandungan hadits di atas, yaitu yang saya terjemahkan dengan tulisan balok itu, yaitu: "DAN BAGI IMAM UNTUK MENGHUKUMNYA DENGAN BUNUH".
- Ayatullah Jawadi Omuli hf yang dalam pengajaran Bahtsu al-Khaarijnya yang dipancarkan ke seluruh dunia secara langsung melalui internet dimana kami juga menyimaknya, yaitu yang telah disampaikan baru kemarin tanggal 22-4-2017, beliau hf mengatakan (nukilan bebas):
"Perhatikanlah kalimat: 'Dan bagi imam untuk membunuhnya'. Di dalam kalimat ini terdapat pengertian pemerintahan. Yaitu bagi imam makshum untuk membunuhnya, yakni menegakkan hukum Islam baginya yaitu hukum bunuh. Ini berarti bahwa Imam itu bukan maqam batin yang hanya mengurusi urusan-urusan keagamaan murni/pribadi saja, melainkan juga sebagai pemimpin dan penguasa pemerintahan sebagai aplikasi dari penerapan hukum-hukum Islam. Jadi, imam itu adalah pemegang kekuasaan pemerintahan (politik) di samping pemegang kekuasaan keagamaan murni (pribadi)."
- Saya kemarin senyum-senyum sambil menyimak suara beliau hf dari internet, sebab menjadi teringat kepada buku terbid'ah yang mengatasnamakan Syi'ah itu buku SMS. Terbid'ah karena telah mengarang-ngarang sendiri dengan membedakan arti imamah dan khilafah, secara substansial.
- Meneruskan poin 2 di atas, saya ingin mengatakan bahwa bahaya rongrongan dari dalam itu, jauh lebih besar pengaruhnya dari rongrongan dari luar seperti Wahabi, sekalipun yang dari dalam itu anggap saja merupakan keteledoran atau kelengahan atau hal-hal lainnya (apalagi kalau memang kesengajaan). Sebab rongrongan dari dalam berupa sanjungan, tapi rongrongan dari luar berupa serangan. Karena itu, akan teramat sulit membedakannya bagi kebanyakan orang, terutama bagi umat mustabshirin (yang menjadi Syi'ah, bukan Syi'ah dari lahir dan bukan yang hidup dalam lingkungan yang sudah sangat kokoh keilmuan dan aplikasinya).
- Dalil kepemimpinan Makshumin as dalam pemerintahan itu, teramat banyak dan bisa dikatakan berjuta-juta dalil, baik dari ayat atau riwayat atau akal dan dalil-dalil lainnya. Jadi, penukilan hadits di atas itu, menjadi menarik kali ini, hanya karena baru disyarahinya oleh wali besar masa kini yang seakan tahu permasalahan yang terjadi di negara kita. Sebab kalau tidak, maka semua hadits tentang kepemimpinan pemerintahan para imam makshum as dari ayat dan riwayat, semuanya sangat menarik dan sangat indah disamping teramat kokoh. Wassalam.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
1 Komentar
Komentar

Akmal Askari Allahumma Shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad 
Allahumma Shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad 
Allahumma Shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa ajjil farajahum



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1239765209470267





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.