Tuesday, November 29, 2016

on Leave a Comment

Bagaimanakah seorang yang sudah berumur dan memiliki utang qodha sholat dan puasa yg bgt banyak?


Link : https://web.facebook.com/sinaragama/posts/1062764733836983


assalamu alaikum ustads. semoga kebaikan dan rahamat Allah SWT tetap tercurah padamu dan sahabat2 sekalian di FP ini. sya mau nanya ustads. 1. bagaimanakah seorang yang sudah berumur dan memiliki utang qodha sholat dan puasa yg bgt banyak. ia memiliki alasan karena dlunya sangat sibuk mencari nafkah untuk keluarganya dan ia bukan seorang syiah juga bisa dikata bukan sunni. apakah yang harus ia lakukan? apakah harus tetap melaksanakan qadhanya yg tdk thtung lagi atau bagaimana. 2. saya terkadang tdk bsa tdr di waktu malam dan kadang tdk mendapatkan sholat subuh. apakah saya berdosa ustads.?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Kalau dia Syi'ah, maka wajib mengqadhaa'nya. Diqadhaa' tiap hari secara perlahan, misalnya setiap shalat lakukan dua kali. Yang pertama untuk kewajiban sekarang dan yang ke dua untuk qadhaa'nya yang dulu-dulu. Tapi pelajari dulu fiqih dengan baik sebelum melakukan qadhaa' sebab kalau salah nanti wajib qadhaa' lagi, pelajari tentang taqlid, najis-najis, wudhu' dan mandi besar dan shalat.

2- Kalau tahu tidak bisa bangun shalat dan tidak berusaha seperti pakai baker/jam/hp untuk membangunkan, maka bisa saja dosa karena tidak berusaha dan bisa masuk meringankan kewajiban shalat. Apalagi tiap hari. Karena itu, mesti berusaha tidur secara normal dan tidak begedang. Karena dia bisa merusak otak dan cara berfikir. Karena kurang tidur malam, maka syaraf-syaraf di leher dan kepala bagian belakang menjadi tegang dan nanti akan sangat mengurangi kecerdasan dan juga sangat mudah emosi. Btw. Hindari lingkungan yang kurang baik dan mencobalah untuk berfikir bahwa kalau kita mati, maka tidak ada teman manapun yang ikut menyertai kita ke kuburan/akhirat. Jadi, mesti berjuang sendiri, bangkit sendiri dan membuat budaya/kebiasaan yang baik secara sendiri pula.

Btw, secara umum, bangun kesiangan yang tidak sengaja, tidak terhitung dosa. Tapi kalau meringan-rigankan dan mengentengkan, bisa masuk dosa dari sisi ininya.

Arifuddin Syam terima kasih ustads atas jawabannya. tentang org tua itu, seperti sy jelaskn bukanlah seorang syiah dn sebnrnya dia juga tdk thu apa itu syiah ataupun sunni. dn dia juga tdk thu masalah dibolehknnya qadha u sholat dan puasa yg trtinggal. dnn apakah jika kewajiban satu2nya adlah menqadhanya maka harus brp lama ustads. krn puasa dn sholatnya yg trtinggal sdh tdk thtung lagi.

Sinar Agama Arifuddin Syam, kalau anak lelaki tertuanya memang Syi'ah, maka wajib mengqadhaa'nya. Yaitu sebanyak yang ditinggalkannya, misalnya seumur hidup orang tuanya sejak baligh. Tapi kalau orang tuanya dalam meninggalkan kewajibannnya itu karena tughyaan/menentang, maka tidak wajib qadhaa'. Nanti saya masih konfirmasi lagi batasan penentangan tersebut.

Arifuddin Syam iya ustads. trima kasih jawabannya dn u konfirmasi selanjutnya








0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.