Saturday, September 10, 2016

on Leave a Comment

Sering dizalimi suami kemudian istri membalas bagaimana hukumnya? suami mendiamkan istri lebih dari 3 hari ketika ditanyakan malah diludahi?


Link : https://web.facebook.com/shadra.hasan/posts/1069605413089364


Salam.
1. Ust, bila suami sering meludah sm istri apa hukumnya? dan bila sang istri yang sdh gak tahan krn selama ini sabar aja setiap diludahin kali ini membalas meludah,apa tetap salah sang istri?
2. bgm hukumnya suami yang mendiami istri lebih dari 3 hari dan sang istri sdh mencoba menanyakan sebab didiamkannya dia, malah sang suami meludah sm dia?
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Tergantung keadaan. Kadang meludahnya itu keringanan dari pukulan. Misalnya karena menolak dikumpuli. Bisa juga balasan akhlak istri yang sama sekali tidak lembut dan ceria. Kadang baru disentuh saja sudah cemberut seperti suaminya mengemis jimak dan merasa dirinya memberi jimak sementara jimak itu hak suaminya dan kalau menolaknya maka si istri itu tidak tidur sampai pagi kecuali dengan laknat para malaikat.

Tidak ada suami gila hingga tidak ada apa-apa langsung meludah. Sudah pasti ada sebabnya. Tapi memang, apakah meludah itu sudah layak menjadi hukuman istri atau tidak, maka hal itu perlu adanya pembahasan lebih lanjut yang lengkap.

Kadang meludahnya itu sudah puncak dari kurang perhatian si istri sebab main HP melulu dan chating sana sini. Dan ribuan sebab yang bisa diperkirakan dalam kejadian tersebut.

Apalagi sebagian istri-istri sekarang merasa setara dengan suaminya, sungguh sudah sulit dikendalikan. Melihat suami bagai teman tidur dan serumah saja. Tidak dimuliakan sebagaimana mestinya. Kesalahan suami selalu dijadikan alat untuk mengecilkan dan tidak menghormatinya. Dalam keadaan seperti ini, maka suami tidak mampu lagi menerangkan kesalahan istrinya. Karena istrinya sudah di ubun-ubun suaminya.

Saran saya, koreksi diri baik-baik dan pelajari apa yang tidak disukai suaminya dan apa yang disukai. Apa yang lazim bagi seorang istri sekalipun bukan kewajiban istrinya seperti membuat teh/kopi. Berakhlak baik kepada suami, sekalipun dalam hal-hal yang bukan kewajiban seperti jimak, akan tetapi tetap dianjurkan agama. Misalnya, menyambutnya dengan senyuman ikhlash di pintu ketika suaminya pulang kerja, memberikan minuman yang disukai suaminya walau tidak diminta, berpakain seksi di dalam kamar ketika mau tidur dan berdandan dengan baik sekalipu super lelah kerja di kantor atau kerja di rumah.

Jangan melihat keburukan suami yang tidak sampai ke tingkat haram sebagai poin yang mengurangi rasa cinta, hormat dan berlembut kepadanya.

Saya tulis semua ini karena saya tidak mendengar dari kedua belah pihak, karena itu saya tidak ingin menghakimi, tapi mencarikan jalan keluar dengan meraba-raba cara hidup kita di masa sekarang ini dan mencoba memberikan jalan keluar menuju kemesraan yang sejati dan Islami yang sama sekali tidak disukai syaitan dan para hidung belang.

2- Diamnya suami itu pasti ada alasannya. Yaitu ingin segera istrinya mencari kesalahannya. Janganlah istrinya terus merasa tidak bersalah. Karena itu, kalau merasa tidak bersalah dan apalagi sampai bertanya apa salahku, maka kadang suaminya memuncak dan karenanya meludah. Periksalah baik-baik apa tingkah yang pernah dilakukan sebelum tiga hari itu. Tekanan saya di jimak. Sebab kadang istri sama sekali tidak tahu hak istri dan laknat yang akan menghujani istri manakala menolak diajak tidur. Kadang mau tapi cemberut atau tidak berdandan dan semacamnya. Menganggap remeh tanggung jawab yang satu ini karena suaminya tidak pernah memintanya berdandan. Padahal suami pasti senang dan mungkin karena harga diri atau sudah selayaknya diketahui istri maka tidak pernah memintanya berdandan.

Istri yang menganggap dirinya setara dengan suaminya, sering menjadi biang perkelahian dan perceraian. Memang kita semua setara sebagai manusia, akan tetapi dalam urusan rumah tangga maka suami adalah pemimpin yang mesti dicintai, dihormati dan ditaati istri dengan baik dan sungguh-sungguh, bukan karena sok merasa mengerti hak hingga memandang suaminya pengemis hak tersebut. Berikan hak itu sesuai dengan yang diinginkan Allah swt, yaitu dengan manis, hormat dan sungguh-sungguh di dalam hati.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.