Saturday, September 10, 2016

on Leave a Comment

Jika satu sholat subuhmu qadha, maka meskipun seluruh dunia menjadi emas dan kau mempersembahkannya di jalan Allah, ia tidak akan mampu menggantikannya.

Link : https://web.facebook.com/shadra.hasan/posts/1064049990311573

Salam,
Konon ada riwayat dari imam Ja'far seperti berikut: 'Jika satu sholat subuhmu qadha, maka meskipun seluruh dunia menjadi emas dan kau mempersembahkannya di jalan Allah, ia tidak akan mampu menggantikannya.'
Mohon syarahnya.
Trims ust Sinar Agama
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Amirah LayLa ...? Nyimak

Salewangang Ilmu Maros Salam... maaf Shadra Hasan.. di mana dtemukan jawaban2 dr pertanyaan2 yg diajukn ke ust sinar agama??

Sasando Zet Hma Salam... iya.. Bahkan saya pernah baca riwayat.. Bahwa sholat sunah dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari Dunia dan seisinya...

Hirwan Bahri Salam. Nyimak.

Akmal Askari Salam menunggu jawaban dr ust

Andika Salam..

Bagir Alhussaini Kapan batas waktu subuh berakhir ?
Kira kira berapa lama waktu shalat subuh dari dimulai - akhir waktunya ? Mohon di jawab ust Sinar Agama & Shadra Hasan

Akuy Junior bagaimana kalau bangunnya kesiangan melulu?

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Maaf kalau telah lama membuat antum semua tidak tercukupi hak-haknya dari ana, mohon dimaafkan diridhai. Beberapa hari ini saya ada halangan.

2- Saya cari-cari secara cepat dalam beberapa kitab belum mendapatkan, tapi masa pencarian itu bertemu hadits yang serupa dari Imam Ja'far as sebagai berikut (kalau hadits di atas disebutkan alamatnya lebih mudah bagi saya untuk memberikan komentar):
وصلاة فريضة يعدل عند الله ألف حجة وألف عمرة مبرورات متقبلات ولحجة
عنده خير من بيت مملوء ذهبا، لا بل خير من ملء الدنيا ذهبا وفضة ينفقه في سبيل الله
عزوجل. والذي بعث محمدا بالحق بشيرا ونذيرا لقضاء حاجة امرئ مسلم وتنفيس كربته أفضل من حجة وطواف، وحجة وطواف، حتى عقد عشرة ثم خلا يده وقال: اتقوا الله ولا تملوا من الخير ولا تكسلوا، فان الله عزوجل و رسوله صلى الله عليه وآله غنيان عنكم وعن
أعمالكم وأنتم الفقراء إلى الله عزوجل وإنما أراد الله عزوجل بلطفه سببا يدخلكم به
الجنة

"Dan shalat faridhah itu di sisi Allah menyamai seribu haji dan seribu umrah yang mabrur dan diterima. Dan untuk satu haji di sisiNya lebih baik dari rumah dipenuhi dengan emas, tidak, bahkan lebih baik dari dipenuhinya dunia dengan emas dan perak yang diinfakkan di jalan Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa. Demi Yang Mengutus Muhammad dengan haq sebagai pemberi kabar bahagia (bagi yang taat) dan peringatan/ancaman (kalau tidak taat), sesungguhnya membantu satu hajat seorang muslim dan melepaskan bebannya, lebih afdhal dari haji dan thawaf, lebih afdhal dari haji dan thawaf -diulang sampai sepuluh kali, kemudian membuka tangannya dan terus berkata- bertaqwalah kalian kepada Allah dan jangan berpaling dari kebaikan dan jangan malas, sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa dan RasulNya saww, tidak memerlukan kalian dan dari amal-amal kalian melainkan kalianlah yang memerlukan Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa. Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa sesuai dengan keMahaLembutanNya, dengannya (amal/taqwa) hanya ingin memberikan jalan/sebab bagi kalian untuk memasuki surga."

3- Kalau melihat hadits di atas, maka shalat wajib itu bukan hanya lebih afdhal dari satu dunia emas yang diinfaqqan di jalan Allah swt, melainkan seribu kalinya. Kalau mau dikalkulasi secara awam, maka satu shalatnya lebih afdhal dari 200 kali sedunia emas yang diinfaqqan di jalan Allah swt.
Lihat Terjemahan

Sinar Agama .

4- Kalau boleh meraba, maka dengan melihat hadits-hadits yang lainnya, seperti (nuklan maksud dan yang ada di ingatan):

"Shalat itu tiang agama"

"Shalat itu pemisah antara iman dan kufur"

"Kalau shalat diterima maka diterimalah amal lainnya dan kalau tidak diterima maka yang lainnya juga tidak diterima."

maka dapat dipahami atau setidaknya diraba bahwa semua fadhilah di atas itu karena shalat memang memiliki tempat sebagai pondasi dan dasar. Beda dengan muslimin sosialis yang biasa bersyi'ar dengan Islam itu ada di tengah-tengah penderitaan rakyat.

Memang sosial itu penting, tapi dasarnya lebih penting. Karena itu di hadits di atas, walau terdapat penekanan pada sosial, tapi sosial yang dibangun di atas shalat.

5- Jadi teringat guruku (semoga Tuhan menjaganya) kalau mengajarkan tafsiran "Aqiimu al-shaalaat" atau "tegakkan shalat", beliau hf selalu menekankan seperti ini:

"Perhatikan, Tuhan tidak mengatakan 'Lakukan shalat', melainkan 'tegakkan shalat'. Hal itu karena yang dimaksudkan itu adalah shalat yang ditegakkan dalam segala kehidupan yang dimulai dari rukuk dan sujud sampai pada sosial, budaya, ekonomi, politik dan apa saja yang menyangkut kehidupan manusia ini."

6- Orang-orang muslim sosialis, melihat agama hanya dari dimensi sosialnya karena pintu ini yang memang menjanjikan komunis untuk menvirusi muslimin. Karena itu dipakailah ayat-ayat dan hadits-hadits sosial dan politik. Tapi mereka sengaja tidak sengaja, melupakan dasar dari semua itu, yaitu iman dan shalat.

7- Ada tokoh Sunni yang menjadi Syi'ah dan kun fayakun (langsung) menjadi tokoh Syi'ah juga di detik yang sama (tidak terlihat kerendahan hatinya secara profesional walau teramat tawadhu' secara awam). Ketika sudah menjadi Syi'ah pernah berlawat ke Timur Tengah dan katanya menyampaikan pidatonya di depan para pelajar Syi'ah yang intinya berkata seperti ini:

"Islam tidak mewajibkan kita mewujudkan negara Islam, tapi mewajibkan kita menegakkan keadilan."

Karena yang diceramahi para pelajar yang sungkan atau keder (Allahu A'lam), maka mereka diam saja tanpa komentar.

Wahai penceramah (semoga antum sempat membaca tulisan ini sebelum ajal tiba dan bertaubat kepada Allah swt):

a- Pertama bahwa apa yang antum katakan itu sudah jauh menyalahi banyak sekali firman Allah swt seperti (QS: 5:44):

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

"Dan barang siapa yang tidak menghukum dengan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir."

b- Anggap keadilan yang diinginkan Islam. Tapi keadilan dalam apa? Dan keadilan dengan apa? Kalau dalam ekonomi, lalu apakah hanya ekonomi? Lalu dengan keadilan ala apa dalam ekonomi itu yang bisa dipakai?

c- Kalau keadilan dalam semua hal, maka dengan keadilan apa? Kalau dengan keadilan Islam, maka berarti semua aspek kehidupan itu mesti dihukmi atau disesuaikan dengan hukum Islam.

d- Nah, kalau sudah diwajibkan dengan hukum Islam, maka bisakah tanpa sebuah negara? Bukankah semua bidang itu termasuk ekonomi, budaya, pemerintahan, ketentaraan, peperangan, ekonomi, ilmu, tata busana, ibadah, rumah tangga, pertanian, kelautan, udara dan antariksa, dan seterusnya dan seterusnya???!!

e- Ketahuilah ya ustadz dan semua teman-teman, bahwa Islam itu mewajibkan kita mencintai dan mendirikan negara Islam, akan tetapi Islam tidak memaksa siapapun dan tidak mengijinkan siapapun untuk memaksa siapapun lainnya. Ini bedanya Syi'ah dari para teroris.

Memang ulama Sunni juga ada yang berpendapat seperti itu, seperti di Ikhawanulmuslimin yang lama sebelum kemasukan Wahabi. Di Ikhawanulmuslimin yang lama, sama sekali tidak memperdulikan madzhab dan aliran pemikiran dalam Islam. Yang penting mencitakan tegakkan negara Islam dan itupun tanpa pemaksaan.

Sinar Agama .

8- Mengapa semua itu perlu dijabarkan? Jawabannya karena Tuhan sudah menjelaskan di ayatNya dan Makshumin as di hadits-hadits mereka as seperti yang telah dinukilkan di atas itu.

9- Kalau ada yang bertanya di mana ayatnya? Jawabannya seperti di QS: 29:45:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

"Dan teggakkanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan dosa dan mungkar."

Dalam salah satu petuah Ayatullah Jawadi Omuli hf,:

"Kalau kita ingin melihat shalat kita sudah diterima atau belum, maka lihatlah, apakah kita masih melakukan dosa atau tidak. Kalau tidak, maka shalatnya sudah diterima, kalau belum maka begitu pula shalatnya belum diterima."

Jadi, sangat nyata kebenaran hadits diterimanya amal tergantung pada diterimanya shalat. Hal itu karena kalau shalatnya belum diterma, sangat mungkin amal lainnya akan dikerjakan secara tidak benar alias masih bercampur dengan kesalahan dan dosa yang, dalam bahasa kita di atas adalah "tidak adil".

10- Dengan semua penjelasan di atas itu, dapat diraba bahwa shalat adalah dasar semua amal setelah iman, bahwa shalat -yang benar/dietrima- penjaga manusia dari salah dan dosa, lalu karena itu maka menjadi penentu diterimanya amal-amal selainnya.

Saran:
Teman-teman dan saya sendiri, mesti belajar dengan rajin dan profesional. Kalau kedokteran mesti belajar ke dokter, dan kalau agama mesti belajar ke ulama. Hati-hati dengan kata-kata yang indah dan menarik, karena biasanya yang tidak punya argumentasi, hanya mengandalkan perasaan. Karena itu, masukkan lewat ilmu-ilmu sastra, sosiologi, sufisme (yang salah tapi umumnya mengaku benar), dan semacamnya. Wassalam.

Sinar Agama Sasando Zet Hma, kita mesti teliti. Perbandingan di hadits itu bukan dengan dunia. Kalau dibandingkan degan dunia, maka bagi hemat saya, satu dzikir yang penuh iman dan tulus, sudah tidak bisa dibandingkan dengan dunia dan bahkan surga sekalipun. Tapi perbandingan di hadits di atas adalah antara shalat kepada Allah swt dan infaq di jalan Allah swt. Yakni infaq emas sedunia di jalan Allah, bukan dengan emasnya.

Sinar Agama Bagir Alhussaini, waktunya sama dengan waktu Sunni, baik awalnya atau akhirnya. Yaitu dari fajar shadiq sampai matahari terbit. Kalau dilihat dengan jam, maka bisa berubah-rubah setidaknya pada tiap musim dan bahkan lebih cepat dari satu musiman sudah berumah walau dalam beberapa detik atau menit.

Sinar Agama Akuy Junior, kalau diistilahkan "melulu", maka dilihat hatinya. Kalau sedih, maka saya yakin tidak akan menjadi "melulu". Sebab akan memprogram tidurnya dan berusaha bangun pakai alat pembangun dengan jam atau bantuan orang. Kalau tidak sedih dan tidak berusaha hingga menjadi "melulu", maka saya khawatir bisa masuk pada yang meremehkan shalat yang dikatakan oleh Makshumin as:

"Syafa'at kami Ahlulbait tidak akan mengena pada orang yang meremehkan shalat."





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.