Sunday, April 23, 2017

on Leave a Comment

Mau tanya filsafat nya Hidayah? Mengapa para ulama masih banyak yg menolak kebenaran?.

Saja Zaenal ke Sinar Agama
13 Maret
Salam.
Mau tanya filsafat nya Hidayah?
Mengapa para ulama masih banyak yg menolak kebenaran?.
Suka
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Hidayah itu petunjuk atau jalan atau cara menuju/kepada obyek kebenaran.


2- Obyek kebenaran itu bermacam-macam dan bergradasi, seperti: 

a- Kebenaran mutlak dan tidak terbatas, yaitu Tuhan Pencipta Alam.

b- Kebenaran berikutnya adalah Sifat-sifat MuliaNya dan tersucikanNya dari segala sifat jelek dan/atau sifat baik akan tetapi terbatas.

c- Kebenaran berikutnya adalah apa saja yang diajarkanNya, dari kitab-kitabNya, makhluk-makhlukNya yang perlu diketahui seperti malaikat dan jin, nabi-nabi dan rasul-rasulNya as, para washi/imam makshumNya as, akhiratNya, surga-nerakaNya, fiqihNya, tuntunan akhlakNya, dan seterusnya.

d- Kebenaran tentang rumus dan susunan ciptaanNya dari yang paling global dan sangat besar seperti alam semesta ini, sampai kepada unsur paling kecil seperti susunan atom dan DNA.

e- Kebenaran tentang kejadian-kejadian alam, baik yang alami seperti gunung meletus, banjir alami, planet dan semacamnya, atau yang ada campur tangan makhluk seperti binatang dan manusia (seperti penggundulan hutan atau penyumbatan air sungai hingga banjir, atau maksiat besar yang bisa menurunkan adzab).

Catatan:

- Poin a-c, langsung bersentuhan dengan keimanan dan perbuatan serta pembentukan karakter manusia yang konsekuensinya juga berhubungan dengan keakhiratan. 

- Poin d-e, berhubungan dengan dunia yang bisa dijadikan alat untuk dua hal: 

--- Pertama keduniaan itu sendiri, seperti menyenangi dan menyintainya apalagi kalau sampai berjuang karenanya. Ini yang dikatakan cinta dunia. Jadi, istilah dunia yang jelek dan harus dihindari itu, bukan dunianya, melainkan suka dan cinta dunianya.

--- Ke dua, keakhiratan. Yakni menggunakan segala kebenaran dunia ciptaan itu sebagai alat untuk mengabdi kepada kebenaran mutlak yang tidak terbatas yaitu Allah swt dan agamaNya. Di sini, sekalipun obyeknya sama-sama dunia materi seperti tentang kimia yang sama-sama diteliti di laboratorium, akan tetapi karena niatnya untuk mengabdi kepada Allah saja dan tidak untuk kimianya itu sendiri atau pamrih lain yang juga dunia, maka ketekunannya dan penemuannya di laboratorium itu sudah bukan lagi dikatakan "dunia" yang mesti dihindari, melainkan sudah menjadi "akhirat" itu sendiri. Karena itulah agama mengatakan "Sesungguhnya amal (yang baik) itu tergantung niatnya." Artinya sekalipun sama-sama baik, akan tetapi tidak mesti mendapatkan pahala dan fadhilah serta keutamaan nilai kemanusiaan dan surga. Hal itu karena tergantung pada niatnya. Kalau niatnya untuk dunia, maka Tuhan akan memberikannya dan kalau untuk akhirat, maka Tuhan akan memberikannya pula.

3- Ulama itu jamak dari alim. Alim artinya yang tahu. Tahu tentang apa? Tentang apa saja dari kebenaran-kebenaran di atas. Sekalipun lebih banyak dipakai pada alim tentang Tuhan dan agamaNya. 

4- Jawaban Soal:

a- Jawaban Membalik.
Soalan antum itu bisa dijawab dengan cara membalik pertanyaan. Misalnya:

"Bukankah antum juga memiliki ilmu tentang banyak hal seperti bahwa dosa itu haram dilakukan dan membuat masuk neraka, bahwa shalat malam itu baik dan bahkan teramat baik, bahwa khusyu' itu syarat batin bagi diteimanya shalat, bahwa tidak banyak bicara kalau tidak perlu itu adalah bagian dari kebaikan, bahwa tiap hari mesti belajar agama dan tidak menyia-nyiakan waktu, bahwa tiap saat selalu berdzikir itu adalah baik, bahwa tidak terlalu memusingkan orang lain dan harus memusingkan diri sendiri kecuali yang bersangkutan dengan kita dan kalaulah memikirnyapun tidak mesti sampai terlalu meruwetkannya karena terlalu merugikan dunia dan akhirat kita, bahwa hanya menyintai Allah swt itu adalah kebaikan yang melebihi harga dunia dan seisinya, bahwa syahid itu adalah manis, bahwa menderita karena agama itu adalah indah dan lezat, bahwa suka dan apalagi cinta dunia itu adalah racun, bahwa olah raga yang rutin itu adalah baik untuk menjemput Imam Mahdi as, bahwa makan yang sehat walau sederhana itu adalah baik untuk kesehatan badan yang tujuannya untuk mengabdi pada Allah swt, bahwa ini dan itu (baca: dan seterusnya)?????"

Pertanyaannya: "Apakah antum melakukan semua itu?"

Apapun jawaban antum tentang pertanyaan di atas, adalah jawaban bagi pertanyaan antum tentang mengapa ulama banyak yang tidak terima hidayah. 

b- Jawaban Rinci:

b-1- Antum kok tahu ulama itu tidak menerima hidayah? Apakah antum sudah memastikan bahwa jalan kepada kebenaran itu sudah sampai dengan benar kepada mereka lalu mereka tolak?

b-2- Ulama itu tahu tentang jalan dan obyek kebenaran. Apakah benar ulama yang antum pertanyakan itu sudah tahu jalan kebenaran yang antum maksudkan itu?

b-3- Ulama itu tahu jalan dan obyek kebenaran. Nah, siapa yang benar-benar bisa menilai bahwa ulama yang antum maksudkan itu sudah benar ilmu tentang kebenaran dan ilmu tentang jalan kebenarannya?

b-4- Ulama itu tahu jalan dan obyek kebenaran. Nah, anggap sudah benar yang dia ketahui tersebut, tapi obyek apa dan seluas apa? Misalnya, Qur an itu terdiri dari enam ribu lebih ayat, dia tahu berapa ayat daripadanya? Lalu apakah yang dia tahu itu dia tolak hingga antum katakan menolak kebenaran?

b-5- Anggap sudah tahu obyek kebenaran yang antum maksudkan dan ulama tersebut menolaknya, maka hal ini tidak mustahil sama sekali sebagaimana kita tahu banyak tentang hukum Tuhan atau tentang kebenaran (apa saja) akan tetapi masih melanggarnya seperti yang sudah dirinci pada jawaban pembalikan di atas.

Jadi, tahu kebenaran itu sama sekali bukan dalil bagi teraplikasikannya dalam kehidupan yang tahu tersebut. Karena itulah dibuatkan penjara dan neraka. Sebab keduanya dibuat terkhusus kepada yang tahu akan tetapi melanggarnya. Atau juga bagi yang tidak mau tahu (tidak mau belajar) hingga melanggarnya.



Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1197805913666197





0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.