Thursday, April 13, 2017

on Leave a Comment

Bumi ini datar atau bulat menurut agama?

Rahmat ke Sinar Agama
27 Februari
Salam, izin bertanya ustadz
1.Bumi ini datar atau bulat menurut agama?
2.Apakah arah kiblat antara kedua teori ini berbeda?
Suka
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Dulu saya sudah pernah mengatakan bahwa waya malu membahas hal ini. Karena dia adalah kalau bukan isu wahabi yang dulu mengharamkan sepeda karena kendaraan syaithan (walau sangat menghalalkan bom-bom kafir untuk dibeli dan dipakai di berbagai penjuru dunia seperti di Yaman sekarang). Atau isu zionist yang ingin memundurkan terus muslimin supaya tidak seperti Iran yang telah mengejar mereka setelah merdeka belum lengkap 40 tahun yang lalu. 

Agama itu bukan ilmu bumi, bukan ilmu kesehatan, bukan ilmu politik, bukan ilmu filsafat dan seterusnya WALAU semuanya ada di dalamnya. Tapi agama itu ilmu hidayah yang ingin menyelamatkan manusia dari kesesatan kepada hidayah, kezhaliman kepada keadilan dan semacamnya, bukan mau mengajari teknologi sekalipun banyak memuat teknologi.

Jadi, untuk urusan keseharian, Tuhan telah menyerahkan kepada manusia, seperti ilmu falak, ilmu alam, kimia, kedokteran, matematika, filsafat, dan semacamnya. Semua itu tidak penting bagi keselamatan dunia-akhirat, sebab yang penting itu hidayah penggunaannya. Semua itu adalah alat yang bisa dipakai untuk taat atau maksiat. Ini pentingnya agama.

Jadi, jangan sesekali mengukur kesehatan dan ilmu falak dan semacamnya dengan agama sekalipun agama menyinggungnya. Sebab tujuan penyinggungan agama tentang semua itu adalah agar manusia sadar dari kesesatannya menuju hidayah, bukan supaya mengejar teknologi. 

Teknologi itu penting, tapi dalam mengatasi kehidupan di dunia ini, seperti bagaiman kita cari makan, bertani, mempertahankan diri, mengatur sosial, budaya, politik dan seterusnya. Semua diserahkan kepada manusia. Agama hanya mengarahkan bagaimana menggunakan semua itu untuk taat dan juga agar apa yang akan kita buat dalam mengatasi hidup kita itu (teknologi dan semacamnya itu) tidak beresensi zhalim pada diri sendiri, keluarga dan orang lain. Karena itulah agama kadang menyebut masalah ekonomi (seperti haramnya riba), politik (seperti tidak boleh menjadikan kafir sebagai pemimpin), budaya (seperti wajib tutup aurat) dan seterusnya. 

Jadi agama itu memiliki dua dimensi:

- Pertama, memberikan batasan-batasan kepada manusia agar dalam mencari solusi hidup, baik teknologi atau sosial secara umum, tidak bersistem zhalim pada diri dan lingkungannya. 

- Ke dua, agar menggunakan semua ciptaan dan temuan yang telah dilakukannya itu, di jalan taat kepada agama. Dengan kata lain, harus digunakan dalam jalan yang benar sesuai yang dibimbingkan oleh agama. 

Dengan semua penjelasan itu, maka jangan tanyakan bumi itu datar atau bulat kepada agama. Jangan tanyakan vitamin c itu untuk apa menurut agama. Jangan tanyakan apakah matahari itu memiliki vitamin menurut agama. 

Ciri Wahabi yang sok agama, adalah ingin mengembalikan semua urusan dunia yang agama sendiri menyerahkan kepada manusia, kepada agama dengan sok sucinya. Dan mereka memang berhasil, karena itu membantai bangsa Yamanpun atas nama ibadah diterima oleh dunia (yang sudah zhalim secara mayoritas). Kirim dollar dan teroris seluruh dunia ke Iraq dan Suriahpun, dunia pada bungkam. Moncong senjata yang dibeli dari Kafirin Amerika yang diarahkan ke muslimin Suriah dan Iraq, sementara Zionist berada persis di belakangnya, dunia muslim juga menerimanya. Bahkan jihadis Indonesia mengatakan bahwa hal itu ada jihad yang perlu di doakan sekalipun di demo-demo terbuka di Jakarta. 

Wahami dengan sengaja membodohi muslimin dunia mengajak semua orang yang tidak pernah sekolahpun kepada Qur an dan Hadits dan mengajak menjauhi ulama dan taqlid pada ulama karena yang wajib itu mengikuti Qur an-Hadits. He he ... emangnya ulama tidak ikut Qur an-Hadits? Jangankan memahami wahyu Ilahi, memahami buku-buku yang untuk kelas mahasiswa saja tidak akan bisa dipahami anak SMP. 

Tapi lucunya, ketika umat sudah mau mengikuti Qur an-Hadits, lah penafsirannya wajib ikut penafsiran mereka. 

Dengan semua itu, maka gerakan Wahabi itu memang sengaja mau mendengungkan agama dan kesoksucian, sementara tujuannya adalah menghancurkan muslimin lewat muslimin, bukan menghancurkan kafirin lewat muslimin dan persatuan Islam. 

Jawaban Soal:

1- Dari dulu sudah saya katakan bahwa jangankan agama, ratusan tahun sebelum lahirnya nabi Isa as sekalipun dikatakan bahwa semua planet itu bulat. Mengapa hal mudah ini mau dikembalikan kepada bangsa yang menjadikan dirinya kerajaan yang Islamnya hanya tersimbulkan lewat gamis dan cingkrangannya sementara selain dari itu tidak tahu apa-apa kecuali buat atau membali alat pembunuhan untuk membantai muslimin sendiri dengan alasan murtad, sementara Zionist dan Kafirin dijadikan labih dari sekedar shahabat melainkan rujukan dan tuan besar dalam segala bidangnya seperti politik, teknologi, ekonomi dan persentaan dan semuanya?

Allah swt juga menyuruh kita terbang ke langit kalau mampu. Lihat QS: 55:33:

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ 

"Hai kaum jin dan manusia, jika kalian bisa menembus (melintasi) penjuru pangit dan bumi, maka lintasilah, kalian tidak akan bisa menembusi kecuali dengan kemampuan."

Nah, bumi bulat atau datar itu, tinggal di lihat dari langit, baik pakai apolo atau satelit. Iran sekarang sudah bisa naik ke angkasa, selain kafir yang duluan, atau satelit kita bisa melihatnya semua. Kan tinggal dilihat saja, bumi itu bulat apa datar.

2- Bisa berbeda. Jelas sekali. Sebab kalau yang mengatakan datar (wallaahi primitif sekali), maka sekali pergi ke arah timur dari Ka'bah, maka selamanya akan mengkiblatkan diri ke barat. Tapi kalau yang orang normal, yang mengatakan bumi itu bulat, maka ketika sampai ke perut bumi bagian yang sedataran atau segarisbujuran dengan Ka'bah, maka Kiblatnya bisa ke barat dan ke timur. Begitu melewati garis bujurannya yang sebujur dengan Ka'bah itu, maka kiblatnya akan menjadi ke timur. Jadi, mengkiblat ke barat hanya manakala belum melewati garis bujur yang sedataran/sebujuran dengan Ka'bah.

Rahmat Terima kasih ustadz




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1184627898317332




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.