Friday, October 23, 2015

on Leave a Comment

RIWAYAT PERGILAH KE TANAH IRAQ DI KUFAH SESUNGGUHNYA KEBERKAHAN ADA DI SANA

Link : https://www.facebook.com/sang.pecinta.90/posts/900803726636201

Salam.
Mohon syarahnya.
Ada seorang lelaki mendatangi abu abdillah alaihissalam. dia berkata ” sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh hartaku, emas dan perak, aku telah menjual barang-barangku, aku katakan bahwa aku akan pergi ke mekkah. Namun abu abdillah menjawab ” Jangan ! sesungguhnya pemduduk mekkah telah kafir secara terang-terangan. aku katakan lagi, bagaimana kalau aku Pergi ke tanah haram Rasulullah dan keluarganya (Madinah)? abu abdillah menjawab : penduduk madinah lebih buruk daripada penduduk mekkah. Aku berkata ” kalau begitu kemana sebaiknya aku pergi? beliau menjawab : Pergilah ke tanah iraq di Kufah, sesungguhnya keberkahan ada disana, sejauh 12 mil begini dan begitu, disebelahnya terdapat kuburan, tak ada orang yang mengalami kesusahan dan kesedihan apabila mendatangi kuburan tersebut melainkan Allah Hilangkan daripadanya. [Wasa’ilussyi’ah oleh hur al amili juz 14 hal 443].
Trims ust Sinar Agama
Suka   Komentari   
Komentar
Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Ini haditsnya:


43 ـ باب استحباب سكنى الكوفة
((19560)) 1 ـ محمد بن الحسن بإسناده عن أبي القاسم جعفر بن محمد، عن حكيم بن داود، عن سلمة بن الخطاب، عن إبراهيم بن محمد بن علي ابن المعلى، عن إسحاق بن داود قال: أتى رجل أبا عبدالله (عليه السلام) فقال له: إني قد ضربت على كل شيء لي من فضة وذهب وبعت ضياعي، فقلت: أنزل مكة، فقال: لا تفعل إن أهل مكة يكفرون بالله جهرة، فقلت: ففي حرم رسول الله (صلى الله عليه وآله)؟ قال: هم شر منهم، قلت: فأين أنزل؟ قال: عليك بالعراق الكوفة، فإن البركة منها على اثني عشر ميلاً، هكذا وهكذا، وإلى جانبها قبر ما أتاه مكروب ولا ملهوف إلا فرج الله عنه.
أقول: وتقدم ما يدل على ذلك (1).

2- Hadits di atas, berada di bab 43 dimana sudah didahului dengan bab-bab lainnya seperti bab 16 berikut ini:

16 ـ باب وجوب احترام مكة والمدينة والكوفة، واستحباب سكناها، والصدقة بها، وكثرة الصلاة فيها، والاتمام سفرا بها
((19386)) 1 ـ محمد بن يعقوب، عن عدة من أصحابنا، عن أحمد بن محمد، عن علي بن الحكم، عن سيف بن عميرة، عن حسان بن مهران قال: سمعت أبا عبدالله (عليه السلام) يقول: قال أمير المؤمنين (عليه السلام): مكة حرم الله، والمدينة حرم رسول الله (صلى الله عليه وآله) والكوفة حرمي لا يريدها جبار بحادثة إلا قصمه الله.

{{ Bab: 16: Bab Wajibnya Menghormati Makkah, Madinah dan Kufah dan kesunnahan untuk bertempat tinggal di dalamnya, dan bersedekah serta memperbanyak shalat dan shalat penuh/tamaam sekalipun musafir. 

Hadits: 1 (dalam bab ini dengan nomor hadits dari keseluruhannya: 1986): Muhammad bin Ya'quub, dari beberapa orang shahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ali bin al-Hakam, dari Saif bin 'Umairah, dari Hassaan bin Mihraan, ia berkata:

"Aku mendengar Abu Abdillah as berkata: 'Berkata Amiru al-Mukminiin as bahwa Makkah adalah Haramullah, Madinah adalah Haramnya Rasulullah saww dan Kufah adalah Haramku. Tidak berbuat zhalim seorang penguasa di dalamnya kecuali dihancurkan Allah."

3- Dengan dua mukaddimah di atas dapat dipahami (setidaknya diraba) bahwa maksud hadits yang antum tanyakan itu jelas sekali, yaitu:

a- Bukan mau mencela Makkah dan meninggikan Kufah. 

b- Tekanan dari anjuran imam Ja'far as itu jelas bahwa karena pada waktu itu penguasa Makkah dan Madinah, yaitu Khalifah Bani Umayyah (kalau di awal-awal keimamahan imam Ja'far as) atau Khalifah Bani Abbas, sangat kejam dan aniaya.

c- Karena yang dimaksudkan adalah penguasa, maka jelas Makkah sebagai tempat, tetap mulia dan lebih afdhal dari yang lainnya. 

d- Karena yang dimaksudkan adalah penguasa dan antek-anteknya, maka orang lain yang tidak sejalan dengan penguasa terlebih orang-orang mukmin dan taqwa, sama sekali tidak tercakupi oleh hadits yang antum tanyakan itu. 

e- Dengan jawaban-jawaban di atas, maka jelas bahwa imam Ja'far as, ingin para pengikutnya tetap bisa hidup lebih aman agar para Syi'ah tidak putus dalam keberlanjutannya. 

f- Tinggalnya imam Ja'far as sendiri di Madinah dan syahidnya beliau as di kota tersebut, merupakan kenyataan yang lebih terang dari matahari di siang bolong, bahwa maksud hadits di atas, bukan maksud mencela tempatnya, melainkan penguasanya. 

g- Hadits di atas itu, bisa juga bertujuan (selain tujuan-tujuan di atas) agar umat muslim dan terkhusus Syi'ah 12 imam as, mengetahui bahwa ada tempat-tempat lain yang juga penuh berka, seperti Kufah dan Karbala. 

h- Dengan semua itu, maka jelas sekali dapat dipahami bahwa imam Ja'far as, bukan bermaksud melarang untuk pergi haji, melainkan melarang untuk bertempat tinggal di Makkah dan, sudah tentu (kurang lebihnya) dengan alasan-alasan di atas itu.
Lihat Terjemahan

Sinar Agama .

Tambahan:

Kalaulah hadits itu shahih, maka jelas bahwa maksud haditsnya adalah pada waktu diucapkan, bukan selamanya. Karena itu, kapan situasinya berubah, maka anjurannya juga akan berubah. 

Lagi pula, larangan Imam Ja'far as itu, bukan larangan fiqih dan hukum Tuhan, melainkan hanya berupa saran adar poin-poin di atas itu bisa terjangkau. Allahu A'lam. Wassalam.


Sinar Agama .

Tamnbahan Lagi:

Sebagaimana telah sering diuraikan bahwa Kafir dalam Syi'ah, seperti di hadits yang antum tanyakan itu, adalah Kafir dalam Imamah, bukan Kafir terhadap Allah dan RasulNya saww. Dan para kafirin dari imamah ini, jelas masih muslim.


0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.