Saturday, October 24, 2015

on Leave a Comment

Bismillaah: Duka ke Dua di Majlis ke Dua

link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=829871907126268&id=207119789401486

Bismillaah: Duka ke Dua di Majlis ke Dua
Biasanya di malam atau hari ke dua Muharram, dalam setiap majlis duka, setelah pembahasan keilmuan seperti akidah, fiqih dan kebangkitan imam Husain as, di bagian kidung dukanya, selalu bertabarruk dengan para sandra dari Ahlulbait as dan Syahidah Sayyidah Ruqayyah as. Untuk itu, ijinkan saya bertabarruk walau sudah rada terlambat:
Salam padamu ya Husain. Salam pada dukamu ya Husain.
Salam pada perihnya dadamu ketika mengalir di atasnya air mata Sukainah dan Zainab ya Husain. Salam pada langkah-langkah mundurmu menjauhi kemah di perpisahan terakhirmu dengan mereka ya Husain. Salam pada gelisahnya hatimu pada setiap pertempuranmu hingga terus menerus menoleh ke arah kemah para wanita dan anak-anak itu ya Husain. Salam pada gelisahmu pada mereka dalam setiap sabetan dan tombakan panah musuh yang mengenaimu ya Husain. Salam padamu, salam padamu ya maulana Husain.
Sebagaimana diketahui bahwa imam Husain as adalah yang terakhir syahid dari para syuhadaa' Karbala. Sore itu, imam Husain as telah roboh ke tanah dengan puluhan luka pedang dan tancapan anak-anak panah dan tombak. Dan Syimrunpun duduk dengan jumawa di atas dada imam Husain as sebelum kemudian menggorok leher cucunda kesayangan Nabi saww dan Ahlulbait yang makshum itu.
Dari arah kemah para anak-anak dan wanita, semuanya menjerit melihat peristiwa itu. Putus asa semakin menyeruak di hati mereka, karena sudah tidak ada lagi lelaki yang bisa membela dan membentengi mereka.
Zainab dan Sukainah, tak henti-hentinya menjerit dan memanggil-manggil imam Husain as. Yang satu memanggil "Ya Husain saudara malangku....!" Yang lainnya menjerit "Wahai ayah malangku....!"
Mata-mata lawan yang tadinya beringas ingin segera menumpas cucu-cucu kesayangan Nabi saww itu, kini setelah puas berpesta darah dan menendangi kepala-kepala suci setelah dipotong dari badan mereka (ada 23 orang cucu-cucu Nabi saww yang syahid di Karbala dan semua kepalanya dipotong untuk dibawa ke Yazid agar mendapatkan hadiah besar), mata beringas mereka beralih pada kemah-kemah para keluarga imam Husain as dan keluarga para syahid dari shahabat imam Husain as.
Mereka para pemberingas itu menyerbu bagai ombak hitam ke arah kemah-kemah di sore yang sudah mulai menggelap itu. Hadhrat Zainab as berusaha membentengi mereka. Tapi apa daya, beliau as hanya seorang wanita dan sendirian lagi. Sambil berteriak "Celaka kalian para musuh Allah....!" beliau as berusaha menghadang. Akan tetapi, banjir keberingasan dari puluhan atau belasan ribu tentara Yazid itu, mana bisa mendengar teriakan putri kesayangan hadhrat Faatimah bintu Nabi saww.
Ketika bagai tsunami hitam datang menghujam kemah, maka para anak-anak dan wanita dari keluarga para syahid itu morat marit tidak tahu arah demi menyelamatkan diri. Para penyerbu itu, mamasuki kemah-kemah dan merampas apa saja yang ditemuinya di dalam tanpa peduli bahwa kemah-kemah itu adalah kemah-kemah dari cucu-cucu kesayangan Nabi saww.
Tak cukup merampas yang ada di kotak-kotak barang dan uang, mereka juga menarik apapun yang ada di badan para wanita itu. Karena berebutan takut kedahuluan yang lainnya, maka para penyerbu itu dengan hati tanpa kasih sama sekali, sesukanya menarik perhiasan yang ada di leher dan telinga para wanita lemah itu.
Setelah puas merampasi apapun yang ada dan sudah tidak tersisa, maka giliran kemah-kemah mereka dibakar. Karuan saja, para wanita yang sudah tidak ada tempat berlindung itu, semakin papa dan semakin melas terasa.
Kejadiannya tidak cukup di situ. Ketika para pemberingas terhadap kelaurga Nabi saww itu, mau kembali ke Kufah dan mau melaporkan hasilnya kepada Yazid di Suriah, para wanita itu, dijadikan tawanan. Tidak cukup jadi tawanan, mereka bahkan dirantai dengan rantai besi.
Hadhrat Zainab yang protesnya tidak digubris, akhirnya berkata kepada mereka bahwa beliaulah as yang akan merantai para wanita itu agar tidak tersentuh tangan-tangan biadab dan musuh dari keluarga Nabi saww (Aalu sayyidinaa Muhammad) itu. Akhirnya para wanita itu terselamatkan dari tangan-tangan kasar pemberingas. Namun apa daya ketika sampai pada giliran perantaian diri beliau as sendiri, maka beliau as hanya bisa pasrah disentuh kasar oleh tangan-tangan kasar dan beringas itu.
Tidak cukup sampai di situ. Iring-iringan bala tentara hitam itu, yang menyandra puluhan wanita dan anak-anak yang di antaranya banyak sekali dari keluarga Nabi saww itu, tidak puas kalau tidak menghiasi iring-iringannya dengan sekitar 24 kepala dari cucu-cucu Nabi saww. Semua kepala dari imam Husain dan 23 lainnya dari keluarga imam Husain as, yang telah dipotong pada pembantaian Karbala, ditancapkan di atas tombak-tombak dan dijadikan tontonan kepada masyarakat agar jadi contoh supaya jangan sesekali menentang Yazid. Persis seperti Khalid bin Walid yang membakar hidup-hidup beberapa shahabat di depan umum ketika menjadi panglima dari tentara Abu Bakar ketika menyerang satu suku besar dari shahabat Nabi saww yang bernama Bani Tamiim.
Yang telalu malang dan membuat kita menangis air mata darah adalah, para wanita itu harus melihat terus menerus sepanjang jalan pada kepala-kepala tertancap itu. Mereka harus melihat dalam seluruh perjalanan dari Karbala Iraq, ke Kufah Iraq sebelum kemudian ke istana Yazid di Suriah.
Bayangkan saja, kalau anak-anak wanita dan istri-istri kita yang tertawan dan mesti melihat pada kepala-kepala kita yang ditancapkan di atas tombak, apa jadinya? Inilah yang selalu digelisahkan imam Husain as ketika berperang di akhir kalinya sebelum syahid. Sebab imam as tahu apa yang akan terjadi pada keluarga dan anak-anak wanita beliau as dan anak-anak wanita dan para istri shahabat beliau as yang syahid setelah syahidnya beliau as.
Terlalu banyak sejarah tragis yang bisa dikisahkan dalam perjalan itu, namun karena keterbatasan berbagai hal, saya hanya ingin melengkapinya dengan syahidnya Hadhrat Ruqayyah as.
Ketika dengan lusuh dan baju yang morat marit serta penuh lelah dan sedih sepanjang jalan yang sangat panjang itu, dan setelah dipertemukan dengan raja para pemberingas si Yazid, mereka diletakkan di reruntuhan bangunan yang tidak beratap selama tiga hari di Suriah.
Ya Allah, hanya Engkau yang dapat membalas setimpal dengan apa yang dilakukan para pengganas dan pemberingas terhadap cucu-cucu NabiMu itu.
Dalam pada waktu tiga hari itu, Sayyidah Ruqayyah as bermimpi bertemu ayahandanya, imam Husain as. Terhentak di malam yang sunyi itu, yang pada kelelapan karena terlalu lelahnya itu, dengan tanginsan lengking Hadhrat Ruqayyah as.
Semua bangun dan kebingungan serta saling bertanya apa yang terjadi. Karena Hadhrat Ruqayyah as sambil menangis dengan lengkingan, beliau as yang masih berumur 4 tahun itu, memanggil-manggil ayahnya. Karena semua bujukan tidak bisa meredakan tangisnya, maka akhirnya kepala imam Husain as diserahkan padanya.
Seakan lupa apa yang terjadi, beliau as dengan tercengang menerima kepala ayahnya yang berlumur darah kering dan pasir-pasir Karbala itu. Sambil mengusap-usap dan membersihkannya beliaupun as mengucapkan berbagai kata duka yang sudah pasti kita tidak sanggup mendengarnya. Kalau boleh saya lantunkan dengan beberapa butir puisi bebas semampunya, dan atas ijin beliau as untuk mewakilinya, maka saya akan menulis:
Ayah, mengapa engkau tinggalkan aku sendiri
Ayah, megapa hanya kepalamu yang datang ke mari
Ayah, mengapa kau diam saja dan tak menyahuti
Ayah, lihatlah apa yang diperbuat mereka pada diri ini
Ayah, aku ditendangi, dipukuli dan tidak dihargai
Ayah, aku sering kali dipecuti hingga jatuh di bumi
Ayah, badanku bermemaran dan kaki tanganku diratai-i
Ayah, tangan dan kakiku luka karena dirantai besi
Ayah, mengapa engkau diam saja dan tak menyahuti
Ayah, bantulah, tolonglah dan jangan hanya berdiam diri
Ayah, bukankah aku putrimu yang sangat kau sayangi
Ayah, aku sudah tak sanggup lagi menanggung semua ini
Ayah, bawalah, bawahal aku pergi
Ya Allah....begitu seterusnya Hadhrat Ruqayyah berkata-kata sampai akhirnya beliaupun as, jatuh tak sadarkan diri. Hadhrat Zainab as dan yang lainpun memeriksanya, sambil semuanya yang ada di sana bertangisan dari sejak awal mengiringi tangisan Hadhrat Ruqayyah as. Dan ternyata, Hadhrat Ruqayyah as telah berpulang ke rahmat Allah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
Semoga para penzhalim, pengganas dan pemberingas terhadap keluarga Nabi saww itu, mendapatkan balasan setimpal kelak di akhirat, dan semoga kita dijauhkan dari perbuatan seperti itu dan semacamnya, serta semoga kita bahkan menjadi pembela keluarga Nabi saww yang biasa disebut dengan Aalu sayyidinaa Muhammad itu hingga mendapat ridha Tuhan dan syafaat mereka as di dunia dan di akhirat nanti, amin. Wassalam.
Anda, Fatimah AliErba Syam, dan 70 orang lainnya menyukai ini.
Komentar
Fatur Khan 23 cucu nabi..siapa sajakah mereka..

Andika Karbala Ilahi Aamiinn.. Allahumma bihaqqi Muhammad wa Aali Muhammad.. Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad.. Semoga Allah melaknat Yazid dan semua pembelanya dari awal hingga akhir.. Labbaika Ya Huseiinn..

Saprullah Syukur Labbaik ya Husain!, kullu yaumin asyura wa kullu ardhin Karbala.
Cau Ambon Labaik ya hussen..... ajaran syiah emang koplak ya.
ya syiah ya guoblok haha


Sinar Agama Cau, labbaik itu untuk pemenuhan panggilan, bukan hanya untuk Allah. Dalam bahasa Arab, kalau dipanggil siapapun yang terhormati, jawabannya "Labbaik", bukan hanya "Na'am".

Nah, imam Husain as menyeru di Karbala "Adakah yang mau membantuku?"


Kita semua menjawab beliau as "Labbaika Ya Husain" yakni "Aku akan menolongmu ya Husain".

Cau Ambon Aku akan menolongmu ya husain dgn cara menghianatimu dan kabur meninggalkanmu di bunuh dgn cara sadis ya husain hahahaha......
itu lah syiah si koplak, mereka membiarkan husain di bunuh, tp setelah husain mati mereka seolah olah menyesalinya maka muncu
lah hari berkabung setiap tahunnya memperingati hari kematian husain dgn cara menyiksa diri sendiri karna mungkin suatu bentuk penyesalannya mungkin. haha lucu tp sesat.

Tulis balasan...
Muhamad Taqi Allahuma an dholimin dholama haqqon muhamad wa ali muhamad

Boedy Tirta Klo boleh.sy ingin mengetahu istri hingga cucu imam Husain As yg turut dalam peristiwa karbala.Agar makin cinta kpd para ahlul baith.Dan menambah keimanan.

Neo Nomadian Ya Allah laknatlah yazid dan semua pembelanya dari awal hingga akhir zaman

Hendy Laisa para syuhada Karbala dari keluarga Rasulullah Saww:

- Imam Husain bin Ali, cucunda Rasulullah Saw, pemimpin kafilah.

- Abbas bin Ali, saudara Imam Husain, pemimpin pasukan. Putra Imam Ali dari Ummul Banin. Pembawa bendera Karbala. 
- Ali Akbar bin Husain, putra Imam Husain dari Ummu Laila. Syahid pada usia 18 tahun.
- Ali Asghar bin Husain, dikenal dengan gelaran “Abdullah” (Imam Husain adalah “Abu Abdillah”), usia enam bulan, putra Imam Husain dari Rubab binti Imra al-Qays.
- Umar bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
- Ja’far bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
- Abu Bakar bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
- Abu Bakar bin Hasan, keponakan Imam Husain. Putra saudaranya Imam Hasan as.
- Qasim bin Hasan, keponakan Imam Husain.
- Qasim bin Abbas bin Ali, putra Abbas.
- Fadhl bin Abbas bin Ali, putra Abbas (Abbas dikenal sebagai “Abul Fadhl”).
- Abdullah bin Hasan bin Ali, keponakan Imam Husain.
- ‘Aun bin Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah Zainab sa.
Muhammad bin ‘Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah Zainab sa. Kedua putra - Sayyidah Zainab syahid di hadapannya. Imam membawa mereka ke dalam tenda. Semua keluarga menangis dan menjerit, kecuali Sayyidah Zainab. Ia berkata: “Aku tidak ingin Husain melihatku berduka. Hari ini aku bahagia dengan anak-anakku.”
- Abdullah bin Muslim bin ‘Aqil, putra Muslim, saudara sepupu Imam Husain as.
- Muhammad bin Muslim bin ‘Aqil.
- Muhammad bin Sa’id.
- Abdurrahman bin Aqil.
- Ja’far bin Aqil bin Abi Thalib.


Sinar Agama B.T dan teman-teman lainnya. Terimakasih atas semua jempol dan komentarnya.

1- Untuk sejarah syahid Karbala, dari sisi jumlah kadang ada perbedaan, baik yang dari keluarga imam Husain as atau dari yang shahabat beliau as. 


Ada yang meriwayatkan bahwa semua yang syahid di Karbala berjumlah 72 dan ada yang meriwayatkan lebih dari 80 orang syahid. 

Btw, untuk sementara ini, saya bawakan 18 orang syahid dari keluarga imam Husain as, yaitu:

- Dari putra imam Ali bin Abi Thalib as, syahid 6 orang yaitu: 'Abbas, 'Abdullah, Ja'far, 'Utsman, 'Ubaidullah dan Abu Bakar. 

- Dari putra imam Husain as, syahid dua orang yaitu: 'Ali bin Husain dan 'Abdullah yang masih menyusu dan syahid dengan ditembus panah.

- Dari putra imam Hasan as, syahid tiga orang yaitu: Qaasim, Abu Bakar dan 'Abdullah.

- Dari putra 'Abdullah bin Ja'far bin Abu Thaalib, syahid dua orang yaitu: Muhammad dan 'Aun.

- Dari putra 'Aqiil, syahid tiga orang yaitu: 'Aun, Ja'far dan 'Abdurrahmaan.

- Dari putra Muslim bin 'Aqiil, syahid dua orang yaitu: 'Abdullah dan 'Ubaidullah.

2- Sebenarnya juga ada riwayat yang mengatakan bahwa semua kepala para syahid di Karbala itu, semuanya dipotong dan dibawa ke istana Yazid. Dalam suatu periwayatan dikatakan bahwa semua ada 84 syahid.

a- 23 kepala dibawa oleh suku Kindah/Kandah yang dikepalai oleh Qais bin al-Asy'ats.

b- 20 kepala dibawa suku Hawaazin yang dikepalai Syimr bin Dziljausyan. 

c- 17 kepala dibawa oleh suku Tamiim.

d- 6 kepala dibawa oleh suku Bani Asad.

e- Kepala-kepala lainnya dibawa oleh orang-orang lain.


Sinar Agama .

3- Ada juga yang meriwatkan selain jumlah di atas seperti yang ditulis oleh Sayyid Ridha al-Husaini dalam majalah Turaatsunaa. Meriwayatkan dari hadits riwayat Fadhl bin Zubair yang merupakan shahabat imam Baqir as dan imam Shadiq as, bahwa jumlah k
eluarga dan kerabat imam Husain as yang syahid bersama beliau as adalah 20 orang dan dari shahabat beliau as berjumlah 87 syahid hingga semuanya berjumlah 107 syahid. 

Ada juga yang meriwayatkan lain dari jumlah di atas. Btw, yang 18 orang di atas itu, adalah pasti dari sisi nama dan jumlahnya.


Sinar Agama Hendy, ahsantum dan semoga diterimaNya, amin.

Affendri Fen Ilahi Aamiinn.. Allahumma bihaqqi Muhammad wa Aali Muhammad.. Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad.. Semoga Allah melaknat Yazid dan semua pembelanya dari awal hingga akhir.. Labbaika Ya Huseiinn..

Cau Ambon Pret jgn percaya syiah, mereka bohong aja di halalkan.

Bali Tours Jiddah
سلام الله على قلبك حبيبي يا حسين
Lihat Terjemahan

Sinar Agama Cau, katanya tidak mau ngomong tanpa dalil. Nah, dalilnya mana kalau bohong dihalalkan Syi'ah?/

Boedy Tirta Tak usah mencaci maki keyakinan orang lain.Berpegang teguhlah pada keyakinan masing".Zaman sdh jauh.kita hanya bisa membaca sejarah.Andai saya hidup pada zaman itu,Saya akan ikut membela Rasul hingga keturunannya.Selain itu sy tdk akan percaya kpd sahabat yg telah memusuhi rasul dan keturunannya.

Sinar Agama Boedy, ahsantum. Agama kita memang bukan Agama cacian kecuali yang sudah melampuai batas dimana penentu pelampauannya itu hanya Allah dan Nabi saww.

Akan halnya membantu Nabi saww dan Ahlulbait as, maka hal itu merupakan kewajiban kita sampai pada har
i kiamat. Kok ada membela kebenaran Nabi saww dan Ahlulbait as hanya pada waktu jaman mereka? Agama ini diturunkan sampai hari kiamat. Karena itulah Nabi saww bersabda bahwa halal dan haramnya, adalah halal dan haram sampai hari kiamat. Begitu pula nilai-nilai sosial politiknya seperti wajibnya membantu Nabi saww dan Ahlulbait as. 

Tentu saja bentuk pembelaannya berbeda antara bantuan fisik dan ajaran. Kalau di jaman Nabi saww dan Ahlulbait as mestilah membantu mereka dalam bentuk ke duanya, yakni membantu fisik dan ajaran mereka as. Tapi sekarang dimana fisiknya belum ada, karana Imam Mahdi as belum keluar, maka bantuan ajarannya tidak terputus. 

Jadi, kita mesti membantu Nabi saww dan Ahlulbait as secara ajaran sampai hari kiamat. 

Dan bantuan pada ajaran mereka as itu, tidak terbatas pada maknawiah saja atau ajaran teorinya saja, melainkan juga mesti dengan fisik. Yakni bantuan agama yang non fisik yang mesti diberikan kepada mereka as itu, tidak hanya berupa non fisik dari kitanya, melainkan juga dengan fisik. 

Kalau membantu fisik dan ajaran pada mereka as, tidak terbatas pada ajaran dari sisi kitanya, tapi juga mencakupi materi, seperti uang, tenaga dan bahkan nyawa. Nah, dalam membantu ajaran mereka yang non fisik inipun, dari kitanya mesti dari dua sisi, yakni fisik dan non fisik. 

Karena itu, kita mesti membantu mereka dari sisi ajaran dengan cara menyebarkan dan menerangkan dengan baik dan argumentatif serta tanpa paksa. Bantun terhadap ajaran mereka as ini, yakni dalam menyebarkan ajaran mereka dengan cara yang benar ini, bisa berupa pikiran non fisisk, seperti ilmu, juga bisa berupa fisik seperti harta atau bahkan nyawa manakala diperlukan. 

Intinya, membantu Nabi saww dan Ahlulbait as, mesti secara ajaran dan fisik sampai hari kiamat. ITULAH MENGAPA:

a- Tuhan mewajibkan kita shalawat tiap hari pada Nabi saww dan Aaalu sayyidinaa Muhammad (Ahlulbait as). Shalawat artinya meminta Tuhan mensejahterakan mereka as. Bagaimana mungkin kesejahteraan mereka as bisa terjadi kalau agamanya di muka bumi ini tidak ada yang membelanya dan penderitaan umatnya tidak mendapatkan bantuan dan pembelaan dari siapapun?

b- Tuhan mewajibkan kita terus menerus membaca Ihdinaa al-shiraata al-Mustaqiim, yakni jalan lurus. Jalan lurus yakni jalan Islam seratus persen secara ilmu dan amal, yakni makshum. Itu artinya, kita diwajibkan Tuhan untuk terus mencari dan menunggu Imam Mahdi as. Dan, sudah tentu, mencari dan menunggu ini, bukan dengan duduk di tempat, melainkan terus menerus melakukan pencarian dan pembelaan ilmu (ajaran), baik dengan teori ilmu itu sendiri atau dengan fisik dan materi, seperti mendirikan pengajian, sekolah, Husainiyyah dan seterusnya. 

Penutup:
Semua perbelaan dan perjuangan di atas itu, semua dan semuanya, mesti dengan cara yang benar. Yaitu dengan cara ilmiah, santun, tidak memaksa dan tidak memastikan kenerakaan golongan lain walau bisa menyalahkannya dengan bahasa yang baik dan argumentatif. Hal itu, karena yang masuk neraka itu bukan yang salah, melainkan yang menyengaja salah atau malas mencari yang benar sekalipun mudah didapatkannya dan sudah tahu kalau dirinya salah atau setidaknya punya masalah atau bermasalah.

Itulah mengapa mayoritas marja' dan Ulama Syi'ah, baik yang hanya mahir dalam fiqih dan ushulfiqih, atau yang juga mahir ilmu Kalam, Filsafat dan bahkan Irfan, semua dan semua, mengharamkan pengejekan pada simbol-simbol agama dan madzhab lain. Apalagi pelaknatan yang merupakan rutusan di atas makna ejekan. 

Hal itu di samping hal-hal di atas itu, juga karena para nabi dan rasul as serta para imam makshum as, tidak pernah ada yang mengajarkan seperti itu dan bahkan melarangnya.

Israel dan barat dan muslimin-muslimin yang naif, semua terarah pada usaha-usaha (langsung dan tidak langsung) perpecahan umat Islam. Caranya begaimana? Itu dia, dengan ejek mengejek, laknat melaknat dan bahkan bunuh membunuh. Itulah mengapa ada Wahabi dan Syi'ah dungu yang sok agamis melakukan pengejekan dan pelaknatan di depan umum seakan mereka lebih pandai dari para rasul dan imam makshum yang tidak pernah melakukannnya. 

Jadi, kalau saya katakan wajib membantu Nabi saww dan Ahlulbait as sampai hari kiamat dengan ajaran dan fisik, bukan berarti saya membenarkan orang-orang yang saling ejek di depan umum, saling laknat di depan umum dan apalagi, saling bunuh baik secara umum atau tersembunyi. 

Semoga kita pada akhirnya dapat menempatkan apapun ajaran Islam sesuai dengan tempat dan waktunya, dan dapat melaksanakan kewajiban kita yang sudah disesuaikan dengan esensi dan seluruh elemennya yang meliputi ruang dan waktunya. 

Semoga pula kita segera lepas dari penjajahan Zionist dan kafirin barat yang bersegitiga dengan pengisap darah Wahabi, baik secara ajaran atau juga fisik, hingga dunia ini diliputi dengan rahmat lil'aalamiin, amin.


Sinar Agama Rahim, mengapa umur anta yang masih tersisa itu tidak diguna untuk mencari kebenaran. Kan sayang sekali. Kita yang Syi'ah ini sudah pernah jadi Syafi'i dan Muhammadiah. Kita alhamdulillah menjadi Syi'ah karene telah memperbandingkan satu sama lainnya. Apa anta tidak takut sabda Nabi saww yang bersabda bahwa yang mengafirkan orang muslim itu maka dia sendiri yang telah kafir?!!

Kalau anta punya dalil kekafiran Syi'ah, maka katakanlah di sini supaya kita menjadi tahu dan kembali lagi ke Sunni atau Wahabi. Tapi mesti dengan bukti yang nyata, jangan hanya berkate-kate sesuka hati sahaja.

Cau Ambon Bahkan ali pun membakar kaum syiah, dan sebagian lagi melarikan diri dari pedang beliau....

SYAIKHUL-Islam ibnu taimiyyah rahihullah mengatakan bahwa "syiah itu buatan kaum zindiq

munafik, yang pada masa ali hidup, beliau telah membakar sebagian dari mereka dan sebagian lagi mabur terbirit dari pedang beliau," [Minhanjus Sunnah
1/11].
apa yg dikatakan oleh ibnu tamiyyah hendaknya sudah jelas dan tegas bahwa syiah sama sekali bukan sekte (atau bagian) dari islam.
ibnu tamiyyah adalah seorang ulama besar yg pernah dipunyai oleh sejarah islam. Siapa meragukan kepasitan beliau secara keislaman dan ilmu?


Cau Ambon Wak waw......... bapa mana bapa wkwkwk

Cau Ambon Aku berlindung kepada allah swt dari fitnah syiah/dajjal yg terkutuk. aamiin

Rahim Rahman Fitnah syiahh mmg dasyat

Rahim Rahman Bodo syiah laknatullah...agama yg di cipta oleh abdullah bin saba...

Sinar Agama Cau, mengapa antum meracau terus saudaraku? Bisa nggak kamu tunjukkan apa sesatnya, nanti kita bahas. Tapi ingat, nukilkan kesesatan Syi'ah itu dari kitab Syi'ah, bukan dari orang lain. Kasian sekali kamu yang hidup di jaman modern ini, masih memakai cara jahiliyyah denga berkata tanpa bukti. Wallahi kamu ini benar-benar mengasihani.
Sinar Agama Rahim, kalau kamu ditanya temanmu sekalipun Sunni:

"Apa yang dimaksud dan dalil dari kesesatan Syi'ah secara ilmiahnya (dari buku Syi'ah) itu?", maka apa yang bisa kamu jawabkan?


Rahim Rahman Jawab soklan aku tu siapa abdullah bin saba

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.