Saturday, December 24, 2016

on Leave a Comment

Tentang TAQDIR, Nabi sudah memberitahukan tentang syahidnya Imam Husein as bukankah ini takdir?

Link : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1089682267811896


Salam. Usstaz ana mau tanyak masalah takdir. Penjelasan antum pada kawan di fb bahwa takdir nasib manusia itu tidak ada kalau pun ada bertengtanga dengan agama Gimana denga riwayat, di saat imam husen as lahir nabi sww menagis karna mengutahui imam as akan dibunuh denga tragis. Nah pengetahuan nabi aww bahwa imam husein as akan di bunuh karna Allah yang memberi tahu beliau,karna Allah itu maha tahu,ke tika penyampaiyan nabi sww kepada kelurganya bahwa imam husein as akan dibunuh beliau menitipkan segumpal tanah beliau mengatakan spabila tanah ini berubah menjadi merah maka imam husein as sudah terbunuh.disaat nabi sww menyampaikan hal itu pembunuhan belum terjadi. Begitu juga ada riwayat pernah sna baca bahwa nabi sww memberi tahu imam ali as akan terjadi perseteruan dengan mertus nya aisyah. Hal itu juga belum terjadi. Nah ketika semua itu terjadi apakah bukan merupakan takdir atau ketetapan Allah bagi mereka,? Karna kalau di katakan itu ihtiyar imam husein memilih di bunuh dan Allah mengijinkan ihtiyarnya,begitu juga dengan aisyah.ketika ber ihtiar menentang imam ali as Allah mingijinkan nya,nsmun disaat nabi sww menyanlmpaikan itu pada kelurga nya semua itu belum terjadi. Mohon penjelasan nya ustaz. Syukran.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Antum sendiri kan sudah mengatakan bahwa semua kejadian itu DIKETEHUI SEBELUM KEJADIAN. Nah, pengetahuan Allah yang disampaikan kepada Nabi saww dan dari beliau saww kepada Ahlulbait as atau kepada umat, adalah pengetahuan, bukan ketentuan.

Yakni Allah swt tahu apapun yang akan diikhtiari manusia sejak sebelum alam ini diciptakan. Allah tahu siapa yang memilih iman, taqwa, syahid, bejat, maksiat, zhalim, membunuh, masuk surga, masuk neraka, berhasil, bangkrut, jadi pejabat, jadi rakyat, dan seterusnya. Semua diketahui Allah.

Dan yang diketahui itu lengkap, yaitu diketahui pilihan dan hasilnya serta ikhtiarnya. Dengan demikian, pengetahuan Tuhan ini adalah ilmu yang akan datang, bukan penentuan nasib. Perhatikan QS: 6:59:

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

"Dan di sisiNya terdapat kunci-kunci keghaiban yang tidak diketahui keculai olehNya sendiri, dan Dia tahu apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tidak ada daun yang jatuh kecuali Dia mengetahuinya, dan tidak pula biji (yang jatuh), di kegelapan bumi, dan tidak pula ada yang basah dan kering kecuali -semuanya- ada di kitab yang jelas (Lauhu al-Mahfuuzh)."

Dengan memperhatikan ayat di atas, maka jelas bahwa yang ada di kitabullah atau Lauhu al-Mahfuuzh itu adalah ilmuNya, yaitu ilmu ghaib, yaitu ilmu terhadap seluruh kejadian. Jadi, bukan tulisan penentuan nasib melainkan tulisan tentang pengetahuan dan ilmuNya itu.

Sinar Agama Mursalin Mursal, sudah dijelaskan di atas bahwa Tuhan itu mengetahui secara pasti apa yang akan dipilih manusia. Karena itu pengetahuannya adalah pasti. Dan kepastian tidak berubahnya pilihan manusia ini adalah pilihan manusianya itu sendiri, bukan pengetahuanNya. Karena itu yang memilih maksiat, maka sudah pasti tidak akan bisa menjadi taat. Dan pilihan pasti manusia ini yang diketahuiNya secara pasti pula. Jadi, ada dua pasti. Pastinya pilihan manusia, dan pastinya ilmu Tuhan terhadap pilihan pastinya manusia itu. Nah, kalau manusia yang memilih taat atau maksiat secara pasti, maka sudah pasti ia akan berlaku secara pasti. Tapi bukan karena kepastian ilmu Tuhan, melainkan kepastian pilihannya sendiri.

Sinar Agama Antum bisa merujuk ke seri Android (dapat diambil di PlayStore) yang baru 6 jilid, tentang Taqdir ini di catatan-catatan nomor: 46; 47; 92; 112; 126; 244; 256; 262; 265; 285; 312; 354; 380; 446; 453; 485; 503; 507 dan 596.






0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.