Saturday, April 14, 2018

on Leave a Comment

Tuhan menciptakan alam semesta tidak secara langsung/bertahap. Tapi kenapa Tuhan selalu mengatakn Kun Fayakun?


Salam ustad
Tuhan menciptakan alam semesta tidak secara langsung/bertahap. Tapi kenapa Tuhan selalu mengatakn Kun Fayakun?
Terimakasih
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Ini sekedar rabaan tapi ilmiah, artinya saya tidak mau memastikan bahwa tafsiran seperti ini sudah pasti benar walau saya yakini benar:

1- Kun Fayakuun, arti leterleksnya adalah, Tuhan berkata: "Jadi, maka jadilah 
dia."

2- Perkataan itu, dikatakan ketika Tuhan berkehendak. Karena itu ayatnya berbunyi: 

"Kalau Tuhan menghendaki sesuatu, maka berkata kepadanya: 'Jadilah!', maka jadilah dia."

3- Nah, yang jadi pertanyaan itu adalah:

a- Siapa dia yang diperintah Allah itu? Kalau dia tidak ada, maka mengapa diperintah untuk ada? Kalau ada, mengapa juga diperintah untuk ada, wong sudah jadi kok?

b- Yakuun dalam bahasa Arab bisa sekarang dan bisa yang akan datang. 

c- Lalu apakah Tuhan memerlukan bahasa Arab dengan berkata pakai kalimat Arab atau apa saja yang semakna dengan "Kun", atau "Jadilah" ? Apakah Tuhan itu materi hingga perlu berbicara pakai bahasa yang memerlukan pada udara untuk dijadikan gelombang suaraNya? 

d- Lalu yang disuruh Kun itu apanya? Hanya wujudnya, atau dengan segala kaitan-kaitannya? 

4- Jawaban Soal:
Dengan semua mukaddimah di atas itu, maka makna ayat tersebut, dapat diraba sebagai berikut:

a- Yang disuruh ada oleh Tuhan itu adalah ilmu yang ada di dalam DiriNya, bukan sesuatu yang tidak ada di kenyataan dan bukan pula yang sudah ada. Jadi, keberadaannya masih di dalam Ilmu Tuhan. Nah, yang diketahui Tuhan bahwasannya kewujudannya itu memiliki hikmah untuk diri si makhluk itulah yang diperintahkan ada. Seperti pelukis yang sudah memiliki gambaran lukisan, maka dia melukis.

Nah, bedanya pelukis dengan Tuhan adalah kalau pelukis memakai proses untuk mewujudkan lukisannya dan juga sebenarnya bukan mewujudkan lukisan, melainkan merakit warna hingga jadi lukisan. Tapi kalau Tuhan memang mewujudkan dari sebelumnya yang tiada walaupun sebagiannya dari rakitan seperti pembentukan manusia yang darakit dari tanah atau mani dan ovum. Akan tetapi, semua rangkapan atau bahan rakitannya itu, Allah swt sendiri yang menciptakannya, tidak seperti penulis yang pada akhirnya mengambil dari warna-warni ciptaanNya atau kertas putih yang juga diambil dari ciptaanNya. 

b- Karena yang disuruh ada oleh Allah itu adalah ilmuNya tentang makhluk dan sesuai dengan kehendakNya pula (idzaa araada syai-an = kalau menghendaki sesuatu), maka sudah tentu sesuai dengan kehendakNya. Jadi, bisa saja kehendaknya itu tanpa proses waktu, dan bisa juga dengan proses waktu. 

Misalnya ketika Tuhan mau mencipta wujud-wujud non materi seperti Akal-satu, Akal-dua dan serterusnya sampai ke Akal-akhir, atau bahkan alam malakuut/barzakh, maka di sana tidak perlu proses waktu kanena wujud-wujud non materi itu tidak terikat dengan ruang dan waktu. 

Materi itu terikat dengan ruang dan waktu, karena substansi atau hakikatnya adalah bervolume. Jadi, volumenya itulah yang membatasinya. Dan karena materi bergerak, baik dalam dirinya atau dari tempat ke tempat, dalam kesubstansiannya yang bervolume itu, maka karena itulah materi menjalani volume gerak atau volume proses. Nah, volume proses atau gerak inilah yang dikatakan dengan waktu.

Sedang wujud-wujud non materi, karena tidak terikat dengan volume, maka mereka tidak terikat pula dengan waktu hingga dalam kejadiannya, memerlukan pada proses waktu. 

Jadi, kehendak Tuhan pada penjadian non materi, maka tanpa proses gerak dan waktu. Tapi kehendak Tuhan pada pewujudan materi, maka jelas kehendaknya berkaitan dengan seluruh sistem materi yang dibuatNya sendiri. Karena itulah sebelum mencipta manusia, maka perlu jutaan tahun lamanya mencipta galaxi-galaxi lalu menjadi tata surya kita lalu ada bumi dan baru ada tanah dan barulah mencipta nabi Adam as dari tanah. 

Begitu pula di pewujudan-pewujudan yang lainnya, seperti mewujudkan manusia dari mani dan ovum, mewujudkan pohon padi dari biji padi, dan seterusnya. Wassalam.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas1m

Aaku Syukron ustad penjelasannya
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas1m

Galih 1-b-->2-->2-->serterus-->seterusnya
2-b-->2-->4-->kanena-->karena
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas1m

Sinar Agama Galih, syukran adikku. Abang sekali lagi mengucapkan terimakasih, semoga diterimaNya, amin.
Kelola
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas1m


Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1570390989741019


0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.