Friday, July 14, 2017

on Leave a Comment

Puisi mega merah, kenangan......dan sepertinya akan terus terulang. Jadi, kenangan yang akan terus menjadi fakta nyata hingga akhirnya akan terus segar sebagai nasihat antar sesama.

Andika membagikan catatan dari Sinar Agama.
27 Mei
Bismillah:
Keluh Mega Merah:
Aku adalah si Mega Merah
Soroti langit di seluruh arah
Setiap hari tanpa merasa lelah
Terpampang jelas tanpa taqiah
Tanpa mendung di barat, aku tak tercegah
Lalu mengapa manusia pongah
Hingga membahasku bagai falsafah
Aku, aku, aku di langit memerah
Disaksikan sejuta mata berfitrah
Aku, aku............. si Mega Merah
Mengenalku sebegitu sulitkah??!!
Mencariku sebegitu buatmu lelah??!!!
Aku, tersinggung pada manusiah (logat khusus)
Yang mempersulit mengenalku si Mega Merah
Kan tinggal melotot sajalah??!!
Asal mendung barat tak menjarah??!!
Asal mendung tebal tak di tengah???!!
Mengenalku, sebegitu sulitkah???!!!
Mencariku, sebegitu buatmu lelah????!!!
Tapi kalau membahasku, tak pernah lelah??!
Tapi kalau memfitnahku, tak pernah resah??!
Kalau katakan tak melihatku, tak m'rasa bersalah??!
Oh manusia, mengapa sebegitu pongah??!
Padahal puasa dan maghribmu, tergantung aku si Mega Merah
Oh manusia, sudah sebegitu parahkah???!!
Aku yang setiap hari di langit merekah
Di hadapan jutaan mata fitrah
Tetap tak bisa jadi hakim penengah???!!
Oh manusia, sementara kamu merasa ahli fikrah
Lebih cerdas dari yang tak seakidah
Membahas hakikat keterbatasan makhluk Allah
Tapi membahas dirimu, hampir tidak pernah
Hingga kau jadikan aku alat pemecah belah
Ini aku loh ... yang slalu duduk manis di langit nan memerah
Yang tinggal diplototin aje kala mendung barat tak menjarah
Kok bisa jadi sebegitu parah??!!
Apa, apa, apa yang membuatmu jadi jengah??!
Hingga tanpa bukti, kamu slalu berceramah??!
Oh ...kasihan kamu si penceramah
Oh ...lebih kasihan lagi yang mendapat ceramah
Ini aku yang bahlul atau siapakah??!
Mengapa kalian ngumpet kala langit memerah
Tapi sok meru'yat kala mendung menjarah??!!
Oh manusia, sebegitu sulitkah??!!
Aku sih, sepertinya tahu mengapa jengah
Aku sih, sepertinya tahu mengapa pongah
Karena dirimu sendiri adalah
mendung paling tebalku sepanjang sejarah
Hanya pada Tuhan aku pasrah
Setidaknya di makhsyar kubebas bertuah
Menjadi saksi nyata bagi yang pongah
Bagi yang menanggung puasa-puasa yang tak syah
Bagi yang menanggung maghrib-maghrib yang tak syah
Disanalah giliranku berceramah
Sebagai demoku dan baraa-ah
Ya Allah, setidaknya aku terlihat merah
Sampai 45 menit setelah adzan ahlussunnah
Dan aku akan, tetap pasrah
Walau diingkari mata-mata pongah
Yang tidak pernah takut pada Allah
Karena kalau takut, mestinya, cari aku dengan mata fitrah
Yang tanpa kepentingan dan rasa jengah
Yang tanpa kepentingan dan rasa pongah
Oh manusia, mengapa kamu pada bertingkah??!
Mencariku, kewajiban kamu semuah (logat khusus)
Mengapa kamu dalam diam tak pernah lelah
Padahal siapapun tak boleh taqiah
Pada diri sendiri dan pada Allah
Tak ada yang menanggungmu di barzakh
Walau berhala terbesarpun di duniah (logat khusus)
Setidaknya, kamu semua punya fitrah
Carilah aku, karena hal ini adalah
tiada taklid apalagi pada yang jengah
yang kalau melihat orang berbuka 45 setelah
slalu protes dan marah-marah
walau kini, ia menampakkan diri terjarah
padahal ia, si diktator pemusnah
bagi potensial iman nan fitrah
Slamatkan dirimu sajalah
Dengan cari aku tanpa jerah
Tak perlu pusingi si jengah
Biar dia kita serahkan pada Allah
S'moga belum lambat ke fitrah
Sebelum datangnya kematian yang meresah
Mega Merah
CC : Ustad Sinar AgamaShadra Hasan

Sinar Agama menerbitkan sebuah catatan.
22 Januari

Bismillaah: Surat Untuk Anggelia dan Mengenang Kembali (edit juga) Puisi Keluh Mega Merah
Sinar Agama:
(11-7-2013)
Bismillah: Surat Untuk Anggelia Sulqani Zahra:
Salam. Tadi ana mengunjungi antum untuk menulis pesan di dinding antum untuk menulis harapan dan permohonan, supaya antum tidak berhenti membuat dokumen. Tapi karena kolom statusnya tidak tersedia, maka ana tulis disini.
...

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar
Andika .. dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.. (Al Baqoroh :187)

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas27 Mei pukul 19:20
Manage
Sinar Agama Ansantum, kenangan......dan sepertinya akan terus terulang. Jadi, kenangan yang akan terus menjadi fakta nyata hingga akhirnya akan terus segar sebagai nasihat antar sesama. Semoga.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas28 Mei pukul 13:36
Manage
Andika Ilahi amin.. Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum..

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas28 Mei pukul 14:22

Sumber : https://www.facebook.com/andika.yudhistira.505/posts/1522586511138003




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.