Salam. Semoga Ustadz selalu diberkahiNya. Amiin.
Mau tanya.
Fatwa Rahbar :
Hal-hal yang membatalkan puasa:
a. Makan dan minum;
b. Jima' (bersetubuh);
c. Istimna' (onani atau masturbasi);
d. Berbohong dengan mengatasnamakan Allah, Rasul saw dan para Ma'sumin as (baca: Imam Ahlulbait as) (berdasarkan ihtiyath wajib);
e. Sampainya debu tebal (berdasarkan ihtiyath wajib);
f. Memasukkan seluruh kepala ke dalam air (berdasarkan ihtiyath wajib);
g. Tetap dalam keadaan janabah, haid dan nifas hingga adzan Subuh;
h. Imalah (memasukkan cairan) ke dalam tubuh;
i. Muntah dengan sengaja.
(Istifta' dari Kantor Rahbar, Bab Puasa, masalah 10)
Mau tanya.
Fatwa Rahbar :
Hal-hal yang membatalkan puasa:
a. Makan dan minum;
b. Jima' (bersetubuh);
c. Istimna' (onani atau masturbasi);
d. Berbohong dengan mengatasnamakan Allah, Rasul saw dan para Ma'sumin as (baca: Imam Ahlulbait as) (berdasarkan ihtiyath wajib);
e. Sampainya debu tebal (berdasarkan ihtiyath wajib);
f. Memasukkan seluruh kepala ke dalam air (berdasarkan ihtiyath wajib);
g. Tetap dalam keadaan janabah, haid dan nifas hingga adzan Subuh;
h. Imalah (memasukkan cairan) ke dalam tubuh;
i. Muntah dengan sengaja.
(Istifta' dari Kantor Rahbar, Bab Puasa, masalah 10)
Di poin f "Memasukkan seluruh kepala ke dalam air (berdasarkan ihtiyath wajib)", kalau kita melakukan wudlu irtimasy dengan tidak membenamkan seluruh kepala kita (jadi hanya seukuran wajah saja) yang dibenamkan ke dalam air, apakah berarti boleh dan tidak bermasalah ketika berpuasa ?
Syukron
Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1272883409491780
0 comments:
Post a Comment