Tuesday, July 11, 2017

on Leave a Comment

CARA BERZIKIR KEPADA ALLAH

Sin Nun ke Sinar Agama
17 Mei
Assalamu alaikum wr wb
semoga amal ustadz bermanfaat buat kami disini.
Saya mau tanya lagi ustadz
1.Bagaimana cara praktek mengingat alloh setiap saat? apa cukup menyebut namaNYA? atau bagaimana?
Dalam masalah cara ini sy sering merasa serna salah dg berbagai tehnk.Contoh ketika ikut perkumpulan dzikir nafas dan ikut praktek kok terasa ada yg krng pas,ganti masuk ke perkumpulan TAUHID dg tehnik dzikir diam konon katanya yg perlu di ingat itu bkn namaNYA tapi yang punya Nama ,yang laitsa kamitslihi syai'un(tak menyerupai apapun) ,maka kl yg diingat ini dan itu salah.maka bila sdh tahu tak menyerupai apapun cukup mendiamkan pikiran dan perasaan.
Saya coba praktekan agak lama,namun lama2 kok terjadi ketidak nyamanan pada syaraf tertentu.Lalu saya hentika praktek tsb dan keadaan syaraf tubuh kembali normal.Mohon pencerahan ustadz.
Terima kasih
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya:

1- Dzikir itu pengertiannya mudah saja, yaitu ingat. Ingat pada dasarnya adalah dalam pikiran/hati. Ini makna asalnya. Misalnya:


- QS: 39:22:

فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

"Maka neraka bagi mereka yang berhati keras dari dzikir/mengingat Allah."

2- Dzikir juga memiliki makna lisan/pengucapan manakala yang diingat itu diucapkan. Misalnya mengucapkan nama teman kepada teman yang lain. Atau menasihati teman tentang hukum-hukum Tuhan. Semua ini, yakni dzikir lisan ini, sama-sama dipakai dalam Qur an. Misalnya:

- QS: 8:116:

فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ

"Maka makanlah apa-apa (sembelihan) yang didzikirkan/disebutkan nama Allah."

- QS: 50:45:

فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ

"Maka ingatilah dengan Qur an orang-orang yang takut pada pembalasan (di hari kiamat)."

- QS: 87:9:

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى

"Maka ingatilah/nasihatilah seandainya nasihat tersebut memberikan efek (ditanggapi)."

QS: 88:21:

فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ

"Maka ingatilah/nasihatilah karena kamu tidak lain selain pemberi nasihat."

3- Dengan semua penjelasan di atas, maka dapat dengan mudah dipahami bahwa dzikirullah itu bisa dengan hati/pikiran dan juga lisan. Keduanya bukan saja tidak saling bertentangan, melainkan saling mendukung. 

Ingat dalam hati membuat manusia takut kepada Allah, cinta dan beriman kepada Allah, sedang ingat dalam lisan adalah dzikir yang berpahala, baik diucapkan dalam kesendirian atau diucapkan dalam rangka menasihati dan mengingati orang lain. 

4- Metodologi dzikir yang tidak diajarkan Nabi saww, seperti merenung saja dengan catatan menolak atau menyalahkan dzikir lisan, atau dzikir pernafasan dan semacamnya, semua itu adalah bid'ah yang tidak boleh diikuti. Mereka telah mencampurkan urusan yang benar dengan urusan yang salah (tidak diajarkan Islam).

5- Karena itu, ingatlah/dzikirlah Tuhan dengan hati saja atau dengan hati dan lisan, tapi tidak boleh mempertentangkan keduanya, karena keduanya saling mendukung dan diperintah dalam Islam. Jadi, boleh dengan hati saja, atau dengan hati dan lisan, baik dalam kesendirian atau dengan orang lain.

6- Sekali lagi, dzikir hati yang dibarengi dengan dzikir lisan, maka akan mendapatkan dua pahala, dan yang hanya dengan hati, akan mendapatkan satu pahala. 

7- Macam-macam dzikrullah:

Banyak sekali bentuk dzikrullah itu. Dalam arti, tidak mesti hanya mengingat Nama-Nama Allah, melainkan apa saja yang berhubungan denganNya dan kebesaranNya. Karena itu, dzikrullah bisa diklasifikasikan pada beberapa bentuk-bentuk sebagai berikut:

a- Mengingat (mendzikiri) Nama-nama Dzat Allah swt, seperti Dia/Huwa atau Allah.

b- Mengingat Nama-nama Sifat DzatNya, seperti: al-Hayyu (Maha Hidup), al-'Aalimu (Maha Mengetahui), al-Qaadiru (Maha Berkuasa), al-Muriidu (Maha Berkehendak), al-Qadiimu (Tidak Bermula), al-Baaqiyu (Yang Tidak Musnah), al-Qaaimu Binafsihi (Berdiri Sendiri).

c- Mengingat Nama-nama Sifat Perbuatan, seperti: al-Rahmaanu, al-Rahiimu, al-Ghafuuru, al-Razzaaqu dan seterusnya. 

d- Mengingat ayat-ayat dan tanda-tandaNya, seperti: Qur an, alam semesta sehubungan dengan keMaha-anNya, Nabi saww, Imam Makshum as, setiap makhluk sehubungan dengan ke-Maha-anNya, dan semacamnya. 

e- Mengingat ajaranNya, baik untuk dihafal, diajarkan atau diamalkan. Karena itu salah satu dzikir yang paling afdhal disebutkan dalam hadits adalah mengingat Tuhan ketika mau maksiat lalu tidak jadi bermaksiat.

Jadi, dua diantara dzikir yang memiliki posisi hebat yaitu dzikir tidak ada Tuhan selain Allah (tauhid) dan mengingat Allah ketika ingin bermaksiat lalu tidak jadi melakukan maksiatnya. 

f- Karena mengingat hukum-hukum Tuhan termasuk yang sangat dianjurkan supaya tidak maksiat, maka sudah tentu kita mesti punya bahan-bahan yang mau diingat tersebut. Yaitu dengan mempelajari dan memiliki ilmu dari hukum-hukumNya tersebut (fiqih). Sebab kalau tidak punya, lalu apa yang mau diingat/didzikir? Karena itu, kita wajib belajar fiqih (selain akidah) dengan benar dan lengkap, hingga dapat mengingat Allah dengan benar dalam seluk beluk perbuatan kita. Sebab apa arti ingat padaNya kalau melanggar hukum fiqihNya? Apa arti ingat padaNya kalau meremehkan fiqihNya?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
3
18 Mei pukul 10:02

Ali Asytari Hebat ustadz.
Spertinya baru saya tau makna zikir yg sbenarnya.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas29 Mei pukul 5:42


Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1265405143572940




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.