Salam
Fatwa Rahbar
Fatwa Rahbar
Syarat-syarat Keabsahan Puasa Terdiri dari:
a. Islam;
b. Beriman;
c. Berakal;
d. Tidak dalam keadaan pingsan atau tak sadar;
e. Tidak dalam perjalanan;
f. Tidak dalam keadaan haid dan nifas;
g. Tidak ada bahaya;
h. Ada niat;
i. Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa; j. Tidak memiliki puasa wajib (tentunya ini merupakan syarat bagi mereka yang ingin melakukan puasa mustahab).
a. Islam;
b. Beriman;
c. Berakal;
d. Tidak dalam keadaan pingsan atau tak sadar;
e. Tidak dalam perjalanan;
f. Tidak dalam keadaan haid dan nifas;
g. Tidak ada bahaya;
h. Ada niat;
i. Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa; j. Tidak memiliki puasa wajib (tentunya ini merupakan syarat bagi mereka yang ingin melakukan puasa mustahab).
Perhatian:
Puasa yang dilakukan oleh seseorang akan menjadi sah ketika dia telah memenuhi seluruh persyaratan di atas. Oleh karena itu puasa yang dilakukan oleh orang kafir, Syiah selain dua belas imam (menurut pendapat masyhur), orang gila, tak sadarkan diri atau pingsan, dalam keadaan musafir, haid dan nifas, puasa yang membahayakan bagi pelakunya, tidak berniat, atau melakukan salah satu dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan sengaja, demikian juga puasa mustahab yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki puasa wajib, keseluruhannya dihukumi tidak sah.
(Ajwibah al-Istifta'at, no. 738, 740, 742, 743, 746, 751, 752, 753, 755, 757, 758, 772, 773, 774, 824, dan 633)
Puasa yang dilakukan oleh seseorang akan menjadi sah ketika dia telah memenuhi seluruh persyaratan di atas. Oleh karena itu puasa yang dilakukan oleh orang kafir, Syiah selain dua belas imam (menurut pendapat masyhur), orang gila, tak sadarkan diri atau pingsan, dalam keadaan musafir, haid dan nifas, puasa yang membahayakan bagi pelakunya, tidak berniat, atau melakukan salah satu dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan sengaja, demikian juga puasa mustahab yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki puasa wajib, keseluruhannya dihukumi tidak sah.
(Ajwibah al-Istifta'at, no. 738, 740, 742, 743, 746, 751, 752, 753, 755, 757, 758, 772, 773, 774, 824, dan 633)
Pertanyaannya.
Apakah berarti, kalau sedang puasa, kemudian pingsan (tidak sadarkan diri), maka secara otomatis, puasanya batal ?
Syukron.
Apakah berarti, kalau sedang puasa, kemudian pingsan (tidak sadarkan diri), maka secara otomatis, puasanya batal ?
Syukron.
Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1257367454376709
0 comments:
Post a Comment