Sunday, February 28, 2016

on Leave a Comment

Penjelasan tentang perkataan Imam Khumaini

Link : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=164770137218625&id=207119789401486

Komentar

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Seingatku, saya sudah pernah menajwab hal ini. Coba tunggu Shadra menukilkannya walaupun saya sudah lama kehilangan dia dalam penukilan ini.

Shadra Hasan Isinya tentang apa ust, terjemahanya?

Sinar Agama Shadra, bukan. Tapi tentang penjelasan maksud gagalnya kanjeng Nabi saww dimana kegagalan yang disebabkan umat beliau saww sebagaimana para nabi as dan rasul as sebelumnya.

Jadi, kegagalan sosial antara pemimpin dan yang dipimpin, tidak mesti disebabkan oleh pemimpinnya. Sebab bisa saja pemimpinnya baik seperti para nabi as dan rasu as serta para imam makshum as, akan tetapi umatnya yang tidak baik.

Pemimpin yang baik yang dipilih Allah itu bagai matahari dan umat bagai bumi. Mataharinya tidak pernah mengeluarkan selain cahaya. Tapi bumi akan bercahaya kalau dia menghadap padanya. Kalau membelakangi, maka bumi akan gelap gulita.

Bukti kegagalan Nabi saww yang disebabkan umat beliau saww seperti perang Uhud. Menjelang wafatnya beliau saww saja umatnya sudah lantang mengatai beliau saww dengan meracau dan mengigau atau ngawur. Beliau saww belum dikubur saja, umat sudah meninggalkan beliau saww hingga di riwayat Sunni dikatakan bahwa beliau saww baru terkubur 3 hari dan dua malam.

Kubur beliau saww belum kering, rumah Ahlulbait beliau saww sudah diserang dan dibakar.

Kubur beliau saww belum kering, shahabat beliau saww sudah perang satu sama lain dan saling bunuh. Misalnya perangnya Abu Bakar dengan para shahabat Bani Tamiim. Bantai membantai antar shahabat ini berkelanjutan. Di Perang Jamal saja, shahabat dan tabi'in yang terbunuh, paling sedikitnya yang diterima Sunni adalah 18.000 orang.

Belum lagi perpecahan umat secara akidah dan fiqih. Adanya madzhab-madzhab dan perbedaan serta saling menyalahkan sampai hari ini, adalah salah satu dalil dari kegagalan beliau saww. AKAN TETAPI, penyebabnya bukan beliau saww melainkan umat beliau saww sendiri.

Itulah mengapa beliau saww di Shahih Bukhari dan Muslim bersabda pada shahabat bahwa shahabat akan menjadi murtad dan akan memburu dunia.

Jadi, sebaik apapun nabi dan rasul yang diutus, maka dia akan gagal kalau tidak disambut umatnya, atau tidak disambut secara utuh. Hal ini, SAMA SEKALI bukan kesalahan para nabi dan rasul itu, melainkan salah umat itu sendiri.

Kalau nabi Nuh as dan Luth as bahkan gagal mendidik keluarga mereka as, SAMA SEKALI, bukan kesalahan mereka as, melainkan kesalahan yang dididik mereka as itu.

Jadi, gagal tidaknya seorang pemimpin, tidak sama dengan seorang programer komputer dan robot. Sebab yang ditangani pemimpin adalah JUGA manusia yang memiliki ikhtiar, tidak seprti komputer dan robot. Karena itu, kegagalan pemimpin bisa karena umatnya. Tapi kalau kegagalan programer, sudah pasti karena dirinya sendiri, bukan komputer dan robotnya.

He he he...akhirnya kujawab juga nih. Wassalam.

0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.