Bismillah
Riani Azri
Salam Ustad Saya menemukan status teman dari "Dahnial
Al-Madany" karena panjang beritanya Saya kutip
sebagian : "Sungguh banyak pertanyaan yang Sebenarnya layak
dilemparkan kepada para penganut Syiah Rafidhah. Fondasi
agama yang rapuh membuanya mirip dengan Kristen, setiap satu
kebohoongannya terbongkar, mreka terpaksa menciptakan dusta
baru untuk menutupi kebohongan yang lama, dan demikianlah
seterusnya. Mungkin pertanyaan terbesar adalah masalah Imamah?"
- Mengapa sampai sekarang nas/teks hadits wasiat Rasulullah tentang imamah
Ali tidak ditemukan?
- Jika ada, mengapa Ali membiarkan Abu Bakar, Umar, dan Usman menjadi
Khalifah, Sementara wasiat 'Klaim Syiah menyatakan Ali dan
keluarganya yang lebih berhak?
- Lalu mengapa pula, Sayyiduna Hasan Ibn Ali dengan senang hati
menyerahkan Khilafah kepd Mu'awiyah?
- Mengapa Imam Syiah harus berjumlah 12, atau mengapa hanya dua belas?
- Mengapa pada masa selanjutnya, tidak ada keturunan
Ali yang menjadi Amirul Mukminin?
- Mengapa mreka (keturunan Ali) tidak ngotot menuntut
imamah, karena wasiat tsb. ?
- Setelah Imam ke 11, Hasan al Askari wafat,
dan tidak mempunyai putra siapa yang menjadi Imam ke-12 ?
dll."
ini sebagian koment miriing yang mreka lemparkan distatus mrk
ustad bisa bantu beri pencerahannya Ustad. Salam syukron
Sinar Agama
Salam dan trims pertanyaannya: Sebenarnya sudah banyak
dijelaskan di Catatan tentang hal-hal antum tanyakan ini.
Dan pertanyaan orang tsb,
terlihat Sekali kalau memang tidak pernah belajar
agama sunninya itu sendiri hingga ia berkata seperti itu. Memang,
kalau dicari di pekarangan
rumahnya, sudah pasti tidak akan dapat hadits-hadits tsb. tapi kalau
di kitab-kitab sunni yang ada di perpustakaan
manapun, makapasti dengan mudah bisa didapatkannya. Kalau ada
waktu dan mau, silahkan merujuk kesana. Ringkasnya:
1- Kok bisa hadits tentang penunjukan imam Ali as itu tidak jelas. Saya akan bawakan sebagaiannya saja:
1- Kok bisa hadits tentang penunjukan imam Ali as itu tidak jelas. Saya akan bawakan sebagaiannya saja:
a- Bukan di shahih Bukhari dan Muslimdll-nya,Nabi saww bersabda
kepada imam Ali as:
"Tidakkah kamu -Ali- rela bahwa kamu disisiku seperti Harun disisi Musa?"
(Shahih Bukhari, kitab: Bid-u al-Khalq; Muslim, kitab Fadhaailu al-Shahaabah fi baab Fadhaailu 'Ali bin Abi Thaalib; Ibnu Maajah, hal. 12; Musnad Ahmad bin Hanbal, 1/174; Musnad Abu Daaud, 1/28; al-Nasaai, dalam Khashaaishnya, hal. 15-16; Turmudzi, 2/301; Mustadraku al-Shahiihain, 2/337....dll yang seambrek)
b- SEjak awal tablighnya Nabi saww kepada keluarga beliau saww, Nabi saww menjamu Qurasy dan Setelah mengajak kepada agamanya dan bersabda siapa yang bersedia untuk menjadi mentrinya/waziir dalam agamanya itu. Lalu tidak ada yang menjawab kecuali imam Ali as. Dan Nabipun saww bersabda di hadapan para tetamu Qurasy itu:
"Dia ini -Ali- adalah saudaraku, penerima washiatku dan khalifahku kepada kalian semua, maka dengarkanlah kata-katanya dan taatilah"
Lalu orang-orang tertawa meninggalkan majils jamuan itu dan berkata kapada Abu Thaalib:
"Kamu telah memerintahmu untuk taat pada Ali (anakmu)"
(Kanzu al-'Ummaal, 6/397; Taariikh Thabari, 2/62; dan hadits-hadits yang senada bisa diliaht di: Thabaqaatu Ibnu Sa'ad, 1/124; Kanzu al-'Ummaarl 6/392, 6/155; al-Ishaabah, 1/217; al-Riyaadhu al-Nadharah, 2/163; Tafsiir al-Durru al-Mantsuur Suyuuthii ketika manafsirkan ayat "Allahumma isyrah lii shadrii" yang ada di awal2 ayat dari surat Thaahaa; Nuuru al-Abshaar, hal. 70; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika manafsir ayat "innamaa waliyyukumullaahu wa rasuuluhu" yang ada di surat al-Maaidah; .............dst)
c- Bahkan Nabi saww bersabda kepada imam Ali as:
"Kamu dari aku dan aku dari kamu"
(shahih Bukhari, bab: Kaifa yaktub dan bab 'Umratu al-Qodhoo'; Baihaqi dan Sunannya, 8/5; Nasaai dalam Khashaaishnya, hal. 51; Musnad Ahmad bin Hanbal, 1/98; Mustadraku al-Haakim, 3/120; Taariikh Baghdaad, 4/140.....dan semakna dengan ini di: Shahih Turmudzi, 2/297, 2/299; Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/437; Mustadraku Haakim, 3/110 .....dll yang seambrek lagi).
d- Bahkan Nabi saww sendiri mengakan bahwa imam Ali as itu adalah diri Nabi saww sendiri. Hal ini bisa dilihat di: Mutadraku al-Shahihain, 2/120; Kanzu al-'Ummaal, 6/405; Shawaaiqu al-Muhriqah, 75; Tafsiir al-Kasysyaaf, ketika menafsir ayat "Yaa ayyuha al-ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binabain fatabayyanuu"; Nasaai dalam Khashaaishnya, 19; Thabari dalam Riyaadhu al-Nadhrahnya, 2/164; Majma'u al-Haitsami, 7/110; Kanzu al-'Ummaal, 6/400; al-Istii'aab, 2/464............)
e- Di depan sekitar 120.000 shahabat mengangkat tangan imam Ali as sambil besabda:
"Siapa yang menjadikanku Sebagai pemimpin, maka Ali ini juga adalah pemimpinya."
(lihat di: Shahih Turmudzi, 2/298; Shahih Ibnu Maajah, hal.12; Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/281, 6/154; Mustadrak Haakim, 2/1293/109, 3/116, 3/371, 3/110, 3/533; Kanzu al-'Ummaal, 1/48; Nasaai dalam Khashaaishnya, 22; Usdu al-Ghaabah, 1/308; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika manafsir ayat "Yaa ayyuha al-rasuul balligh maa unzila ilaika min rabbika..."; ...dll yang juga seambrek).
f- Abu Bakar dan Umar berkata Setelah pembaitan di Ghadir Khum di point "e" itu:
"Slamat kamu ya Ali karena kamu telah menjadi pemimpin bagi semua mukminin dan mukminat"
(lihat di: Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/281; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika menafsir ayat "Yaa ayyuha al-rasuul balligh maa unzila ilaika min rabbika...."; Taarikh Baghdaad, 8/290; Faidhu al-Ghadiir, 6/217; Thabarii dalam Dzakhaairu al-'Uqbaa-nya, 68; Shawaaiqu al-Muhriqah, 107; al-Riyaadhu al-Nadhrah, 2/170; ............dll).
.......................dan masih banyak lagi dalil-dalil terhadap keimamahan imam Ali as ini baik di kitab-kitab hadits sunni atau tafsir2nya serta sejarahnya.
"Tidakkah kamu -Ali- rela bahwa kamu disisiku seperti Harun disisi Musa?"
(Shahih Bukhari, kitab: Bid-u al-Khalq; Muslim, kitab Fadhaailu al-Shahaabah fi baab Fadhaailu 'Ali bin Abi Thaalib; Ibnu Maajah, hal. 12; Musnad Ahmad bin Hanbal, 1/174; Musnad Abu Daaud, 1/28; al-Nasaai, dalam Khashaaishnya, hal. 15-16; Turmudzi, 2/301; Mustadraku al-Shahiihain, 2/337....dll yang seambrek)
b- SEjak awal tablighnya Nabi saww kepada keluarga beliau saww, Nabi saww menjamu Qurasy dan Setelah mengajak kepada agamanya dan bersabda siapa yang bersedia untuk menjadi mentrinya/waziir dalam agamanya itu. Lalu tidak ada yang menjawab kecuali imam Ali as. Dan Nabipun saww bersabda di hadapan para tetamu Qurasy itu:
"Dia ini -Ali- adalah saudaraku, penerima washiatku dan khalifahku kepada kalian semua, maka dengarkanlah kata-katanya dan taatilah"
Lalu orang-orang tertawa meninggalkan majils jamuan itu dan berkata kapada Abu Thaalib:
"Kamu telah memerintahmu untuk taat pada Ali (anakmu)"
(Kanzu al-'Ummaal, 6/397; Taariikh Thabari, 2/62; dan hadits-hadits yang senada bisa diliaht di: Thabaqaatu Ibnu Sa'ad, 1/124; Kanzu al-'Ummaarl 6/392, 6/155; al-Ishaabah, 1/217; al-Riyaadhu al-Nadharah, 2/163; Tafsiir al-Durru al-Mantsuur Suyuuthii ketika manafsirkan ayat "Allahumma isyrah lii shadrii" yang ada di awal2 ayat dari surat Thaahaa; Nuuru al-Abshaar, hal. 70; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika manafsir ayat "innamaa waliyyukumullaahu wa rasuuluhu" yang ada di surat al-Maaidah; .............dst)
c- Bahkan Nabi saww bersabda kepada imam Ali as:
"Kamu dari aku dan aku dari kamu"
(shahih Bukhari, bab: Kaifa yaktub dan bab 'Umratu al-Qodhoo'; Baihaqi dan Sunannya, 8/5; Nasaai dalam Khashaaishnya, hal. 51; Musnad Ahmad bin Hanbal, 1/98; Mustadraku al-Haakim, 3/120; Taariikh Baghdaad, 4/140.....dan semakna dengan ini di: Shahih Turmudzi, 2/297, 2/299; Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/437; Mustadraku Haakim, 3/110 .....dll yang seambrek lagi).
d- Bahkan Nabi saww sendiri mengakan bahwa imam Ali as itu adalah diri Nabi saww sendiri. Hal ini bisa dilihat di: Mutadraku al-Shahihain, 2/120; Kanzu al-'Ummaal, 6/405; Shawaaiqu al-Muhriqah, 75; Tafsiir al-Kasysyaaf, ketika menafsir ayat "Yaa ayyuha al-ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binabain fatabayyanuu"; Nasaai dalam Khashaaishnya, 19; Thabari dalam Riyaadhu al-Nadhrahnya, 2/164; Majma'u al-Haitsami, 7/110; Kanzu al-'Ummaal, 6/400; al-Istii'aab, 2/464............)
e- Di depan sekitar 120.000 shahabat mengangkat tangan imam Ali as sambil besabda:
"Siapa yang menjadikanku Sebagai pemimpin, maka Ali ini juga adalah pemimpinya."
(lihat di: Shahih Turmudzi, 2/298; Shahih Ibnu Maajah, hal.12; Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/281, 6/154; Mustadrak Haakim, 2/1293/109, 3/116, 3/371, 3/110, 3/533; Kanzu al-'Ummaal, 1/48; Nasaai dalam Khashaaishnya, 22; Usdu al-Ghaabah, 1/308; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika manafsir ayat "Yaa ayyuha al-rasuul balligh maa unzila ilaika min rabbika..."; ...dll yang juga seambrek).
f- Abu Bakar dan Umar berkata Setelah pembaitan di Ghadir Khum di point "e" itu:
"Slamat kamu ya Ali karena kamu telah menjadi pemimpin bagi semua mukminin dan mukminat"
(lihat di: Musnad Ahmad bin Hanbal, 4/281; Tafsiir Fakhru al-Raazii, ketika menafsir ayat "Yaa ayyuha al-rasuul balligh maa unzila ilaika min rabbika...."; Taarikh Baghdaad, 8/290; Faidhu al-Ghadiir, 6/217; Thabarii dalam Dzakhaairu al-'Uqbaa-nya, 68; Shawaaiqu al-Muhriqah, 107; al-Riyaadhu al-Nadhrah, 2/170; ............dll).
.......................dan masih banyak lagi dalil-dalil terhadap keimamahan imam Ali as ini baik di kitab-kitab hadits sunni atau tafsir2nya serta sejarahnya.
2- Saya sudah menjawab
sebelumnya, bahwa imam Ali as itu diwasiati Nabi saww untuk sabar
kalau tidak dibantu sedikitnya 40 orang. Bisa merujuk
ke Catatan tsb.
3- Saya sudah menjelaskan bahwa imam Hasan as itu hanya karena ditinggalkan bala tentaranya sandiri hingga terpaksa berdamai dan menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa untuk Sementara Mu'awiyyah yang jadi khalifah tapi Setelah itu tidak boleh diwariskan ke anaknya dan harus dikembalikan lagi ke Ahlulbait yang maksum.
Kalau orang mengerti Sejarah terjadi perjanjian damai itu, maka demi Allah tidak akan pernah mengatkaan bahwa imam Hasan as dengan senang hati menyerahkan kekhalifaan kepada mu'awiyyah. Karena jelas semua itu keterpaksaan Setelah dalam kesiapan perang itu, imam Hasan as ditinggalkan oleh bala tentaranya yang pada menerima sogokan mu'awiyyah itu.
4- Saya juga sering menjelaskan bahwa jumlah imam 12 itu ada di shahih Bukhari dan Muslim. Dan mengapa 12 belas karena hanya merekalah yang mencapai derajat maksum itu. Karena imam harus maksum karena mereka yang bertugas untuk menjaga Islam seratus persendalam pemahaman, kelengkapan ilmu dan pengamalan, hingga jalan-lurus yang tanpa salah sedikitpun itu bisa bertahan sampai hari kiamat hingga layakn dan tidak bodo2 (kata orang pasaran) dimintanya dalam setiap shalat kala membaca fatihah.
Jadi, tanyakan kepada Nabi saww kalau tidak puas tentang mengapa beliau saww di shahih Bukhari dan Muslim serta seambrek kitab-kitabsunni lainnya itu, mengatakan hanya 12 imam yang ada Setelah beliau saww.
5- Mengapa tidak ada keturunan imam Ali as yang menjadi imam, maka jawabannya sudah tercukupkan di jawaban 4 di atas.
6- Kata siapa mereka as tidak menuntut. Silahkan baca Sejarah, maka semua mereka menuntut. Salah satu contoh terbesarnya adalah tragedi Karbala. Jadinya lucu amat mengatakan tidak menuntut Sementara Karbala ada di diepan matanya, bagaimana kepala imam Husain as dijadikan mainan dan diarak dari iraq ke suriah.
11- Hanya orang sok tahu saja yang mengatakan bahwa imam Hasan as tidak memiliki keturunan. kitab-kitab sunni bahkan banyak yangmenulis tentang kelahiran putra beliau as yang bernama Muhammad al-Mahdi as. kitab-kitab sunni terutama ahli syajarah/keturunan kebanyakannya telah menulis kelahiran imam Mahdi as itu.
Penutup: Saya sudah sering menjelaskan hal-hal di atas itu. Karena, bisa merujuk kesana untuk melengkapinya. wassalam.
3- Saya sudah menjelaskan bahwa imam Hasan as itu hanya karena ditinggalkan bala tentaranya sandiri hingga terpaksa berdamai dan menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa untuk Sementara Mu'awiyyah yang jadi khalifah tapi Setelah itu tidak boleh diwariskan ke anaknya dan harus dikembalikan lagi ke Ahlulbait yang maksum.
Kalau orang mengerti Sejarah terjadi perjanjian damai itu, maka demi Allah tidak akan pernah mengatkaan bahwa imam Hasan as dengan senang hati menyerahkan kekhalifaan kepada mu'awiyyah. Karena jelas semua itu keterpaksaan Setelah dalam kesiapan perang itu, imam Hasan as ditinggalkan oleh bala tentaranya yang pada menerima sogokan mu'awiyyah itu.
4- Saya juga sering menjelaskan bahwa jumlah imam 12 itu ada di shahih Bukhari dan Muslim. Dan mengapa 12 belas karena hanya merekalah yang mencapai derajat maksum itu. Karena imam harus maksum karena mereka yang bertugas untuk menjaga Islam seratus persendalam pemahaman, kelengkapan ilmu dan pengamalan, hingga jalan-lurus yang tanpa salah sedikitpun itu bisa bertahan sampai hari kiamat hingga layakn dan tidak bodo2 (kata orang pasaran) dimintanya dalam setiap shalat kala membaca fatihah.
Jadi, tanyakan kepada Nabi saww kalau tidak puas tentang mengapa beliau saww di shahih Bukhari dan Muslim serta seambrek kitab-kitabsunni lainnya itu, mengatakan hanya 12 imam yang ada Setelah beliau saww.
5- Mengapa tidak ada keturunan imam Ali as yang menjadi imam, maka jawabannya sudah tercukupkan di jawaban 4 di atas.
6- Kata siapa mereka as tidak menuntut. Silahkan baca Sejarah, maka semua mereka menuntut. Salah satu contoh terbesarnya adalah tragedi Karbala. Jadinya lucu amat mengatakan tidak menuntut Sementara Karbala ada di diepan matanya, bagaimana kepala imam Husain as dijadikan mainan dan diarak dari iraq ke suriah.
11- Hanya orang sok tahu saja yang mengatakan bahwa imam Hasan as tidak memiliki keturunan. kitab-kitab sunni bahkan banyak yangmenulis tentang kelahiran putra beliau as yang bernama Muhammad al-Mahdi as. kitab-kitab sunni terutama ahli syajarah/keturunan kebanyakannya telah menulis kelahiran imam Mahdi as itu.
Penutup: Saya sudah sering menjelaskan hal-hal di atas itu. Karena, bisa merujuk kesana untuk melengkapinya. wassalam.
0 comments:
Post a Comment