Monday, February 12, 2018

on Leave a Comment

Catatan Kecil Tentang Imam Mahdi as, seri tanya jawab, Ferry Yudho dengan Sinar Agama.


Catatan Kecil Tentang Imam Mahdi as, seri tanya jawab, Ferry Yudho dengan Sinar Agama.



Ferry Yudho:
ass..ustz..semoga dalam lindungan ALLAH swt..
mau nanya ustaz..tolong ustz beri sedikit ilmu mengenai Imam Mahdi?terima kasi ustz..Salam..

Sinar Agama:
Quote:
Salam dasn trims pertanyaannya:

Tentang imam Mahdi as maka beberapa point berikut ini penting diperhatikan:

(1). Adanya imam Mahdi as ini merupakan kesepakatan syi'ah dan sunni dilihat dari riyawat2 yang ada dan bahkan dari para pengikutnya.

(2). Periwayatan di sunni bermacam-macam:

(a). Ada yang menyebutkan tanpa nama seperti akan adanya 12 imam Setelah Nabi saww yang semuanya dari Quraisy (seperti di Shahih Bukhari, bab Kitab Ahkaam dan Shahih Muslim, bab Kitaab al-Imaarati, dan seambrek yang lainnya).

(b). Ada yang berupa penyebutan namanya Sebagai salah Penghulu Surga. Nabi saww bersabda:

"Kami anak-anak 'Abdu al-Muthallib adalah penghulu penghuni surga, aku, Ali, Ja'far, Hamzah, Hasan, Husain dan al-Mahdi." (Mustdarak Hakim, jdl. 3, hal. 211; Thabari dalam al-Riyaadhu al-Nadhratu, jld. 2, hal. 209; Shahih Ibnu Maajah, bab Khuruuji al-Mahdi as, hal 309; Taariikh Baghdaad, jld. 9, hal. 434; Shawaa'iqu Ibnu Hajar, hal. 96 dan hal. 140).

(c). Ada yang menyebutkan namanya, Sebagai yang sama dengan nama Nabi saww, dan yang akan mengegakkan keadilan di seluruh dunia dimana Tuhan akan memanjangkan kiamat walau sudah tinggal sehari, kalau ia belum keluar. Nabi saww bersabda:

"Dunia ini tidak akan kiamat (dalam hadits lain dikatakan: Kalaupun umur dunia ini tinggal sehari, maka akan dipanjangkan Tuhan hingga ....) hingga dikuasai oleh Ahlulbaitku yang namanya sama dengan namaku."

(Riwayat-ayat semacam ini bisa dilihat di: Shahih Muslim, bab Kitaab al-Fitan; Shahih Turmudzi, jld. 2, hal. 36; Shahih Abu Daud, bab Kitaab al-Mahdi, jld. 27; Hiliyyatu Abu Na'iim, jdl. 5, hal. 75; Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 1, hal. 376, 377, 430 dan 448; Taariikh Baghdaad, jld. 4, hal. 388; Kanzu al-'Ummaal, jld. 7, hal. 188; Dzakhaairu al-'Uqbaa, hal. 136; ..dll).

(d). Ada yang enyebutkan namanya Sebagai al-Mahdi as dan Sebagai imam shalat yang dimakmumi nabi Isa as. Nabi saww bersabda:

"Ketika nabi Isa as turun, rambutnya seakan meneteskan air. al-Mahdi as berkata kepadanya: 'Majulah dan shalatlah dengan umat!'. Ia -Isa as- berkata: 'Sesungguhnya shalat ini telah diiqomati untukmu.' Karena itu ia -Isa as- melakukan shalat di belakang lelaki dari sulbiku."

(Riwayat semacam ini banyak, seperti: Shawaaiqu al-Muhriqah, hal. 97; Shahih Ibnu Habbaan, bab Imaamatu al-Mahdi; Kanzu al-'Ummaal, jld. 7, hal. 187; Faidhu al-Qadiir, jld. 6, hal. 17; Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 3, hal. 345 dan hal. 384; dll.)

(e). Ada yang menyerbut Sebagai imam yang dibantu nabi Isa as untuk melawan Dajjal. Nabi saww bersabda:

"Dajjal keluiar dalam situasi dimana agama jadi tertekan dan ilmu dijauhi ... lalu datanglah Isa bin Maryam as, lalu shalat telah diiqomati dan dikatakan kepadanya: 'Majulah -menjadi imam shalat- wahai Ruhullah!' Ia as menjawab: 'Sudah semestinya imam kalian yang mengimami shalat.' " (Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 3, hal. 367; dll.)

(f). Ada yang menerangkan Sebagai imam yang dibanggakan karena walaupun nabi Isa as turun, akan tetapi ia as berimamah kepada imam muslimin. Nabi saww bersabda:

"Bagaimana kalian -tidak bangga- ketika turun nabi Isa bin Maryam as diantara kalian, akan tetapi imam -yang wajib ditaati- adalah dari kalian."

(contoh periwayatan seperti ini dapat dilihat seperti di: Shahih Bukhari, bab Kitaab Bid-i al-Khalq; Shaih Muslim, bab Kitaab al-Iimaan, bab Bayaan Nuzuuli 'Iisaa as; Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 2, hal. 336).

(g). Ada yang menyebut Sebagai Ahlulbait Nabi saww dan dari keturunan Faathimah as (tentu selain hadits-hadits di atas yang teleh menyebutnya Sebagai Ahlulbait as). Nabi saww bersabda:

"Kalau umur dunia ini tidak tersissa kecuali sehari, maka ia akan dipanjangkan umurnya oleh Allah sampai dikuasai oleh lelaki dari Ahlulbaitku yang -juga- menguasai gunung Dailam dan Qisthanthaniyyah."

Atau Nabi saww bersabda:

"Al-Mahdi dari kami Ahlulbait yang dijadikan Allah Sebagai pembenah dalam sehari (kiasan terhadap makna cepat Sekalimembenahi dunia)."

(Hadits-hadits yang semakna dengan ini, yakni bahwa imam Mahdi as itu dari Ahlulbit -yang maksum tentunya- banyak Sekali di sunni, seperti: Shahih Ibnu Maajah, bab al-Jihaad dan bab Fitan; Hilyatu al-Auliyaa', jld. 3, hal. 177; Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 1, hal. 84, Tafsir al-Durru alm-Mantsuur karya Suyuuthii, di penafsiran Surat Muhammad; Shaih Abu Daud, jld. 27, bab Kitaab al-Mahdi; Mustadrak Hakim, jld. 4, hal. 557, 558; Usudu al-Ghaabah, jld. 1, hal. 259; Kanzu al-'Ummaal, jld. 6, hal. 44, jld. 7, hal. 186; .....dan seambrek yang lainnya yang ada di sunni).

(h). Ada yang menyebutnya Sebagai Ahlulbait yang diserahi bendera revolusi dari timur (yang diyakini banyak orang sebgai revolusi Iran sekarang, karena di hadits-hadits lain dikatakan sebgai bendera2 dari Khurasaan, yakkni Iran dalam penyebutan sekarang) untuk memimpin dan meneruskan sampai menuntaskannya ke seluruh dunia. diriwayatkan dari Abdullah berkata:

Ketika kamu Sedang bersama Rasulullah saww, datang beberapa orang anak kecil dari Bani Hasyim. Ketika Nabi saww melihatnya, beliau saww memperhatikannya dan mata dan wajahnya menjadi berubah. Aku bertanya kepada beliau saww:

"Kami melihat di wajahmu adanya sesuatu yang tidak kamu sukai."

Nabi saww menjawab:

"Allah swt telah memilihkan akhirat untuk kami para Ahlulbait dari dunia. Sesungguhnya Ahlulbaitku akan menjumpai Setelahaku, bala dan bencana, pengusiran dan penolakan (tidak ditolong) sampai datang suatu kaum/umat dari arah timur yang membawa bendera2 hitam dimana mereka itu menuntut kebaikan (hak kebebasan dengan mengamalkan agama dalam segala bidang di dunia), tetapi tidak diberikan. Lalu mereka bangkit berperang -melawannya- dan mendapat kemenangan, lalu apa yang diminta mereka itu akan diberikan, tetapi mereka malah menolaknya. Begitu seterusnya sampai mereka menyerahkan -bendera itu- kepada lelaki dari Ahlulbaitku, lalu ia memenuhi dunia dengan keadilan sepertimana telah dipenuhi dengan kebatilan -sebelumnya. Kalau kalian ada yang mendapati masa itu, maka datangilah -ikutlah rombongan pejuang itu- walau harus merangkak di atas salju!"

(Shahih Ibnu Maajah, bab al-Fitan; Thabari dalam Dzakhaairu al-'Uqbah-nya, hal. 17; Tafsir al-Durru al-Mantsuur, ketiak menafsirkan ayat yang berbnyi: "Fahal Yanzhuruuna illaa al-Saa'atu an Ta'tii Bahgtatan.").


Dari Ummu Ummu SaLamah ra berkata:

Aku mendengar Nabi saww bersabda:

"al-Mahdi itu dari Itrahku (salah satu penyebutan dari Ahlulbait) dari keturunan Faathimah."

(Shahih Abu Daud, jld. 27, hal. 134; Mustadrak Hakim, jld. 4, hal. 557; Miizaanu al-I'tidaal Dzahabi, jdl. 2, hal. 24; Tafsir Suyuuthii dalam menafsirkan surat Muhammad dimana iapun berkata bahwa Abu Daud, Ibnu Maajah, Thabrani dan Hakim juga meriwayatkannya dari Ummu Salamah ra.).


Catatan:

(1). Ahlulbait itu adalah keluarga Nabi saww yang maksum sesuai dengan ayat Thathhir, QS: 33: 33:

"Sesungguhnya Allah hanya ingin membersihkan kalian Ahlulbait dari segala kekotoran/dosa, dan membersihkan kalian sebersih bersihnya."

Sebab turunnya ayat ini adalah ketika Nabi saww bersama dengan hdh Fathimah as, imam Ali as, imam Hasan as dan imam Husain as. dimana Nabi saww berdoa: "Ya Allah mereka-mereka ini adalah Ahlulbaitku, maka bersihkanlah mereka dari dosa sebersih bersihnya." Lalu turunlah ayat itu. Dan Ummu Salamah ra Sebagai istri Nabi saww yang ada pada waktu itu, memohon pada Nabi saww untuk menjadi salah satu Ahlulbait, akan tetapi Nabi saww menolaknya, tetapi beliau saww mengatakan: "Akan tetapi kamu adalah termasuk orang-orang yang baik."

(2). Kelima orang tersebut bukan satu2nya Ahlulbait. Karena kemaksuman itu salah satu keharusan dari imam yang wajib ditaati dan harus ada Sebagai pengemban jalan lurus yang tidak salah sedikitetapiun (wa laa al-dhaalliin) dimana kalau tidak ada orang maksum, maka mustahil akan adanya shiratulmustaqim itu dan kalau demikian halnya, maka bermain-mainlah Tuhan menyuruh kita tiap hari memintanya dalam shalat ketika membaca surat alfatihah (Sebagaimana sudah sering diterangkan sebelum ini). Jadi, adanya imam 12 itu sudah pasti maksum. Karena taat pada yang tidak maksum itu dilarang agama (QS: 76: 24). Saya sudah sering menjelaskan hal ini, Tolong lihat semua tulisan2 yang bersangkutan sebelum ini.

(3). Ditambah lagi dengan penegasan Nabi saww bahwa imam ke 12 ini juga disebut sebgai Ahlulbait, maka sudah jelas, bahwa kelima orang pertama itu, hanyalah Sebagai penyebab turunnya ayat, karena pada waktu itu yang ada di dunia ini baru kelima orang tsb as.

(4). Imam Mahdi as ini adalah putra imam ke 11, imam Hasan al-'Askari as. Karena orang maksum jelas tidak akan bisa menjadi maksum dengan belajar ke orang lain yang tidak maksum. Jadi, kalau tidak lahir, maka disamping jalan lurus itu tidak ada sekarang ini dan permintaan dalam shalat dalam surat alfatihah itu menjadi sia-sia, disamping semua itu, maka ia akan mendapat didikan dari orang yang ilmunya tentang Islam tidak lengkap seratus persen dan tidak pula ada jaminan kebenarannya seratus persen dari yang dimilikinya itu. Jadi, beliau as, sudah lahir, yaitu di tahun 250 Hijriah Qamariah.

(5). Disamping dalil akal yang diambil dari ayat dan riwayat itu, juga terdapat banyak bukti akan kelahiran beliau as itu (al-Mahdi as). Seperti pengakuan dan kesaksian para ulama sunni, seperti:

(a). Pengakuan Ulama Nasab, seperti: Abu Nashr al-Bukhari (abad 4 H), dalam kitabnya, Sirru al-Silsilati al-'Alawiyyati, hal. 39; Al-Sayyid al-'Amri (abad 5 H) dalam kitabnya, al-Mujada Fi Ansaabi al-Thaalibin; Fakhru al-Roozii (abad 6 H) dalam kitabnya, al-Syajaratu al-Mubaarakatu fi Ansaabi al-Thalabiyyati, hal. 78-79; ...dll- yang banayk Sekali).

(b). Pengakuan ulama2 sunni, seperti: Abu Bakar Muhammad bin Harun al-Ruyani (abad 3 H); Ibnu Atsiir (abad 5 H) dalam kitabnya, al-Kaamilu Fi al-Taariikh; al-Dzahabii (abad 7 H), dalam kitabnya, al-'Ibaru Fi Khabari Man Ghabara; ...dll.. yang banyakSekali.

(c) Pengakuan ulama sunni tentang kelahirannya dan sebgai anak imam Hasan al-'Askari, tentu disamping semua yang sudah disebut di atas itu, maka masih banyak yang lainnya, seperti: Muhyiddin Ibnu 'Arabi (abad 6 H), dalam kitabnya al-Futuuhaatu al-makkiyatu, bab ke 366, pembahasan ke: 5. (tetapi sayang di kitab-kitab yang sekarng ini sudah terhapus). Tetapi ulama2 sunni menyebutnya, seperti: Abdu al-Wahhaab bin Ahmad al-Sya'raanii al-Syaafi'ii (abad 9) cetakan al-Halabiyyatu, Mesir. dll); Kamaaluddin Muhammad bin Thalhah al-Syaafi'ii (w th 652 H), dalam kitabnya Mathaalibu al-Suaal, jld. 2, hal 79, bab. 12;; Sibtu Bin al-Jauzii al-Hanbalii (w th 654 H), dalam kitabnya, Tadzkiiratu al-Khawaash, hal. 363; Muhammad bin Yusud al-Ganji, (w th 658 H), dalam kitabnya, al-Bayaanu Fi Akhbaari Shaahibi al-Zamaani; ..dll dari semua ulama madzhab sunni dari berbagai cabangnya seperti Malikih, Hanbali, Hanafi dan Syafi'ii.

(6). Setelah adanya semua bukti itu, apalagi di sunni saja diriwayatkan dari puluhan shahabat seperti hdh Faathimah, as, imam Ali as, umar bin khaththab, Abu Dzar, utsman bin 'affan, thalhah, 'Aiysah, Anas bin Maalik ....dst sampai lebih dari 50 orang shahabat (dimana kalau 9 saja sudah dihukumi Mutawatir), maka sudah tidak lagi menjadi masalah bagi seorang mukmin yang mengimani keKuasaan Allah, tentang panjangnya umur beliau as dimana sampai sekarang sudah sekitar 1200 tahun. Karena tidak ada hal yang luar biasa bagi Allah untuk memanjangkan umur seseorang, seperti:

- QS: 29: 14:

"Kami telah mengutus Nuh pada umatnya, kemudian ia bersama mereka seribu tahun kecuali lima puluh tahun..." (disini, masa tabligh nabi Nuh as saja, 950 th, belum lagi umurnya).

- QS: 18: 25:

"Dan mereka berada di gua mereka itu selama tiga ratus tahun dan diperbanyak sembilan tahun." (yakni Allah mematikan/menidurkan mereka dalam gua itu selama 309 th. Nah, ini baru contoh dari Kuasa Tuhan tentang tidurnya manusia yang ditidurkannya, bukan hidupnya yang tentu bisa lebih panjang dari itu kalau Tuhan menghendaki).

- QS: 37: 143-144:

"Kalau dia -Yunus- bukan dari golongan orang-orang yang suka bertasbih --- Maka akan diletakkan di perutnya -ikan besar yang memaknnya- sampai hari kiamat." (bayangkan saja, kalau Tuhan mau, bisa saja meletakkan seseorang dalam perut ikan dari sejak ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad saww sampai hari kiamat yang entah kapan datangnya, dan dalam keadaan hidup. Apalgi jauh lebih sedikit dari itu dan tidak di dalam perut ikan. Dan, sudah tentu ikannya juga akan hidup sepanjang itu pula.).

Kalau ayat-ayat itu ditambah dengan hadits-hadits yang banyak dari Nabi saww tentang akan ghaibnya imam Mahdi as ini, maka sudah tidak akan ada lagi masalah bagi seorang mukmin sejati yang hatinya telah teruji dengan dalil dan tidak mengikuti khayalan yang tidak ada haditsnya sama Sekali. Jabir bin 'Abdulah al-Anshaari ra berkata:

Nabi bersabda kepadaku:

"Ya Jaabir, pemimpin dan washi Setelah aku adalah Ali, kemudian Hasan, kemudian Husain, kemudian Ali yang dikenal dengan Zainu al-'Abidiin, kemudian Muhammad yang dkenal dengan al-Baqir dimana kamu akan sampai ke masa dia dan kalau kamu menjumpainya, maka sampaikan salamakau padanya, kemudia Ja'far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja'far, kemudian Ali bin Musa, kemudia Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian yang bangkit (al-Qooim) yang namanya seperti namaku dan julukannya seperti julukanku, Muhammad bin Hasan bin Ali, ...... dst -sampai pada- dan dialah yang akan ghaib dari pengikut2nya begitu lama hingga tidak beriman kepada keimamahannya kecuali orang-orang yang hatinya telah diuji Tuhan dengan keimanan ....." (Yanaabii'u al-Mawaddati, hal. 400; dan banyak juga yang dalam bentuk lain yang mengabarkan tentang akan ghaibnya imam Mahdi as tsb).

Penutup:

Semoga Tuhan memaafkan kelemahanku dalam menulis. Betapa tidak, kitab kamus tentang imam Mahdi as ini terlalu panjang. Yang ada di rumah alfakir saja ada, yang bernama Mu'jamu Ahaadiitsi Imaami al-Mahdi as, yang hanya menyebut ayat dan hadits-hadits yang berkenaan dengan imam Mahdi as ini yang ada di kitab-kitab dalam sepanjang sejarah, baik syi'ah atau sunni, berjumlah 8 jilid. Nah, dengan hanya beberapa baris di atas ini, maka sudah sangat perlu untuk memohon ampunan pada Allah swt atas kekurangan tsb. Karena baru beberapa jam menulis saja, sudah kelelahan. Semoga saja, ada mamfaatnya bagi penanya dan yang lainnya, amin, tentu saja, juga bagi alfakir sendiri, amin.

Labbaika ya Husain (as) .....!!!!


Wassalam..



0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.