Islam Sebagai Jalan yang Lurus
Jack Marshal:
Salam, ustad. Saya selama ini beragama mengikuti kyai di kampung, sekarang
tertarik sama grup ini. Tidak mungkin langsung paham semua. bagaimana Saya
dalam bermuamalah, pastinya ada yang beda dalam fiqihya.
Sinar Agama :
Salam dan trims pertanyaannya:
Saya masih kurang paham terhadap maksud Sebenarnya pertanyaan anda. Kalau
bisa tolong dirincikan. Terutama apa yang dimaksudkan antum dengan mu'amalah.
karena ia mengandungi makna ganda. Afwan.
Jack Marshal :
Maaf karena kebodohan Saya sehingga tidak bisa pakai kata kata yang tepat.
Masud Saya termasuk sholat, bersuci, halal haramnya makanan dll.
Sinar Agama
:
Anda tidak perlu sungkan bertanya apa saja, asal kita bisa menjawabnya,
maka sudah kewajiban menjawabnya. Tadi Saya ragu karena takut yang berarti
bisnis, karena mu'amalah juga dipakai untuk makna bisnis atua jual beli.
Untuk fikih-fikih yang detail dan rinci itu, maka sudah tinggal mengambil
di site-site yang ada, seperti yang berjudul, Fikih Praktis, atau Pelajaran
fikih untuk pemula. Karena hari ini Saya kurang tdiur sangat, maka Saya belum
berminat mencarikannya. Mungkin nanti sehabis istrirahat. Afwan. Tapi anda bisa
coba-coba dulu cari. Dan kalau ada teman-teman yang tahu, tolong tuliskan
alamat sitenya atau judul yang tepatnya disini.
Jack Marshal :
Terima kasih atas sarannya ustad. Bertanya lagi, apa orang muslim harus
memilih kelompok atau mazhab, kalau iya, pertimbanganya apa dan bagaimana
muslim menjadi anggota kelompok tersebut, apa ada baiat khusus?
Sinar Agama :
@Jack: Sebenarnya Islam itu ya... Islam itu. Tidak lebih dan tidak kurang. Masalahnya,
Islam yang sekarang ada di tangan kita ini dari siapa?? Seandainya dari
kaset-kaset rekaman video pengajaran-pengajaran Nabi saww, maka bisa dikatakan
terjamin. Karena yang sampai ke kita langsung nukilannya dan bukan pahamannya.
Akan tetapi, yang sampai ke kita ini bukanlah rekaman video-video itu, tapi
bahkan diriwayatkan oleh berbagai orang dan ribuang orang dari generasi ke
generasi dimulai dari generasi shahabat Nabi saww, lalu tabi'iin (shahabatnya
sahabat Nabi saww), lalu ke tabi'iinnya tabi'iin ...dst sampai ke kita.
Memang kita wajib berterima kasih kepada generasi sebelum-sebelum kita itu
karena mereka telah bersusah payah menukilkan hadits-hadits itu dan ikut
menjaga Qur an sampai sekarang (karena penjaga asli Qur an adalah Allah sendiri
hingga dijamin tidak ada perubahan).
Akan tetapi kalau kita lihat semua generasi-generasi pengestafet Islam itu,
maka kita akan mengigit jari ketakutan atau khawatir. Karena disamping mereka
meriwayatkan dengan kepahaman mereka, mereka juga saling berperang satu sama
lain dan saling berbunuh-bunuhan. Salah satu contohnya, ketika imam Ali as
menjadi khalifah, diperangi dengan shahabat-sahabat lain yang dipimpin 'Aisyah
dimana korban yang jatuh pada waktu itu sekitar 110.000 orang shahabat dan tabi'iin.
Nah, padahal ini baru satu peperangan saja, Sementara peperangan antar
shahabat, atau antar tabi'iin ..... dst itu banyak Sekali. Begitu juga Setelah
munculnya wahabi yang sok anti madzab itu tapi membuat orang wajib mengikutinya
dalam bentuk madzhab baru dengan nama anti madzhab dan menghalalkan darah semua
pemeluk mazhab dan membantainya sampai ribuan dalam sepanjang sejarahnya dimana
samapai sekarangpun masih menjajah Madinah dan Makkah.
Bayangkan, ketika Rasulullah saww wafat saja, sudah tidak terkubur sampai 3
hari. Karena shahabat-sahabat pergi ke tempat lain (balairung Saqifah) untuk
berebut kekhalifaan, padahal sudah ditentukan Allah sebelumnya. Karena itulah,
maka dibuatlah sejarah palsu yang mengatakan bahwa wafatnya Nabi saww itu tepat
di hari lahirnya. Dan bumbui dengan bahwa hal itu adalah mu'jizat Nabi saww.
Saya tidak mengerti apanya yang mu'jizat? Aneh memang, tapi hebatnya apa? Yang
benar adalah, bahwa mereka itu ingin menutupi sejarah pahitnya kewafatan Nabi
saww dengan cara tidak memperingatinya sama Sekali. Karena itu, maka tidak ada
peringatan Haul untuk Nabi saww dan yang ada hanya peringatan Maulud Nabi saww.
Walhasil, dari semua itu, maka sudah pasti, dapat diyakini bahwa mereka
akan mencuatkan hadits-hadits palsu untuk mendukung diri dan golongannya,
hingga tidak disalahkan siapapun ketika mengafirkan dan membunuh shahabat lain,
tabi'iin lain ....dst sampai ke muslimin lain. Nah, disitulah hiruk pikuk
hadits-hadits palsu.
Tapi alhamdulillah, Nabi saww sudah mengatakan sebelumnya bahwa apapun
hadits, kalau bertentangan dengan Qur an, maka harus diabaikan. Karena itu,
Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengukur hadits-hadits itu apakah palsu
atau tidak.
Allah juga dengan keMaha Segala-galaNya itu, telah pula membantu kita untuk
terhindar dari semua itu. Karena itu Ia memerintahkan shalat yang mana wajib
membaca fatihah dan dimana dalam fatihah itu, selain ada ajaran tauhid dan
kenabian serta hari akhiratnya, juga mengandungi cara pemilihan jalan-jalan
Setelah NabiNya saww. Yaitu tentang jalan lurus atau shiratulmustaqim.
Jalan lurus itu, Allah sendiri sudah mensifatinya dengan tiga sifat dimana
sifat terakhirnya adalah bahwa jalan itu tidak memiliki kesalahan sedikitpun
(wa laa al-dhaalliin).
Karena itu sangat memudahkan kita mencari ajaran islam asli diantara
islam-islam yang sudah bercampur dengan berbagai kecamuk peperangan dan
perubahan. Yaitu dengan mencari adanya orang maksum yang ilmu Islamnya lengkap
seratus persen dan benar seratus persen dimana inilah yang dikatakan jalan
lurus itu. Karena itu, maka tinggalkanlah aliran apapun yang mengingkari
keberadaan imam-imam maksum as Setelah Nabi saww ini, karena jelas ia menentang
jalan lurus yang diwajibkan Tuhan memintanya itu.
Dengan berbagai argument ini dan itu, baik Qur an, hadits-hadits sunni
sendiri dan akal, maka dalam Islam dan Qur an, memang Allah sudah mengabarkan
kepada kita adanya orang-orang maksum itu yang dikenal dengan Ahlulbait as.
Nah, inilah ajaran Islam murni yang kemudian dikenal oleh sejarah Sebagai
syi'ah, dan dicemooh oleh lawan-lawan pesaiangnya dengan Rafidhah dimana tidak
tangung-tanggung, memakai hadits-hadits Nabi saww dan imam Ali as sendiri. Tapi
sudah jelas, melalui stensilan pengikut-pengikut mu'awiyyah dan bani umayyah
yang sekitar 40 tahun mewajibakn melaknati imam Ali as di mimbar-mimbar Jum'at
di jaman pemerintahan mereka.
Nah, kalau kamu sudah meyakini akan adanya imam-imam 12 yang maksum ini
(tentu ditambahi dengan argument lain dari tulisan ini), maka kamu Sebenarnya
muslim murni itu atau setidaknya yang berusaha mencapai kemurnian dan jalan
lurus tersebut. Bukan dari orang-orang yang meminta jalan lurus tapi tidak
meyakini akan adanya jalan lurus karena meyakini tidak ada maksum Setelah Nabi
saww.
Ketika kamu sudah mengimani imam 12 yang maksum as, maka iman kamu itu
adalah baiatmu. Artinya, tidak perlu adanya baiat, kecuali kalau nanti imam ke
12, yaitu imam Madi as sudah keluar dengan ijin Allah.
Wassalam.
Khommar Rudin Allah humma shalli alla muhammad wa alli muhammad
January 2 at 1:16pm · Like · 2
Muhammad Wahid Allahumma shalli'ala Muhammad wa aali Muhammad.
January 26 at 4:38am · Like
0 comments:
Post a Comment