Wednesday, December 6, 2017

on Leave a Comment

Penjelasan tentang hadis : Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi..... (H.R. Muslim, no. 6925)

Salam ustad
Bagaimana memurut antum tentang hadits:"semua anak adam telah di tetapkan waktu berzinanya(mata,hati,kemaluan)
Sedangkan taqdir tidak menentukan ruang gerak manusia/semua kelakuan manusia(nasib) di tentukan oleh mereka sendiri bukan Tuhan, lalu bagaimana dgn hadits itu?
Terimah kasih
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
Komentar

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas22 November pukul 23:09
Kelola

Sinar Agama Salam dan terimakasih pertanyaannya: Sebelum saya jawab, tolong sebutkan dimana hadits itu berada?
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas23 November pukul 15:37
Kelola

Bung Marhaen Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim, no. 6925)

terimah kasih
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas23 November pukul 16:07
Kelola

Asri Rasjid salam...
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas23 November pukul 18:14
Kelola

Sinar Agama Yusril Crow,:

1- Hadits itu sangat bertentangan dengan semua isi Qur an yang mengatakan bahwa apapun kebaikan dan keburukan manusia itu dilakukan dengan ikhtiarnya sendiri dan akan dimintai tanggung jawab. Kalau sudah ditulis dalam arti ditaqdirkan, m
aka sudah pasti tidak perlu hisab dan adzab. Wong Tuhan kok yang menaqdirkan.

2- Kalau semua dikatakan semua manusia ditaqdirkan berzina, maka semua anbiyaa' (para nabi dan rasul as) juga ditaqdirkan demikian. Na'udzhubillah. Apalagi kalau para nabi dan rasul as itu contoh bagi umat, maka semua wajib mencontoh untuk berzina sampai sebelum kemaluan. Yakni dimulai dari zina mata sampai zina tangan dan kakinya.

3- Sekalipun hadits itu oleh orang Sunni bisa dikatakan shahih karena ditulis di shahih Muslim, akan tetapi matannya atau kandungannya, tidak bisa dianggap shahih karena sangat bertentangan dengan akal, Qur an dan hadits-hadits yang lain. 

Apalagi Tuhan mengatakan yang baik dari Tuhan dan yang buruk dari kamu (QS: 4:79):

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

"Apa-apa yang baik yang menimpamu maka itu dari Allah dan yang apa-apa yang jelek menimpamu maka hal itu dari diri kamu sendiri."

Setidaknya dalam hal keburukan, dari manusia sendiri, bukan dari ketentuan Tuhan. Sedang yang baik maka sudah pasti dariNya akan tetapi bukan melalui ketentuan dan penaqdiranNya, melainkan dari DiriNya yang merupakan sumber kebaikan seperti ilmu, fiqih, hukum, hidayah, pertolongan dan semacamnya. Manusia layak ditolong atau tidak, maka tergantung bagaimana dia menggunakan akal dan ikhtiarnya.

Dengan demikian jelas hadits di atas bertentangan dengan Qur an dan tidak boleh dipakai sebab Nabi saww sendiri yang mengatakan bahwa apapun yang datang dari beliau saww yakani yang diriwayatkan dari beliau saww akan tetapi kalau bertentangan dengan Qur an, maka pasti bukan dari diri beliau saww. Karena itu, hadits tersebut sama sekali tidak bisa dipakai. 

4- Lagi pula haditsnya berbunyi seperti ini:

6925 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا أَبُو هِشَامٍ الْمَخْزُومِىُّ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلُ بْنُ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ ».

"Telah dituliskan ke atas anak-anak Adam bagiannya dalam zina .....dst"

Hadits ini, walau sudah dikatakan tidak shahih dengan alasan di atas, masih bisa ditakwilkan kepada yang shahih atau setidaknya rada shahih, misalnya:

a- Dalam hadits itu tidak dikatakatan: "Telah dituliskan kepada seluruh anak Adam", tapi hanya dituliskan: "Telah dituliskan ke atas anak-anak Adam." Begitu pula, dikatakan dalam hadits itu: "nashiibuhu minazzina" atau "bagiannya dari zina". 

Kedua kalimat di atas, bisa menunjukkan bahwa tidak pada semua anak-anak nabi Adam, melainkan hanya pada orang-orang yang mengambil bagian dari zina tersebut, baik zina mata, tangan, kaki dan seterusnya. 

b- Kutiba yakni dituliskan. Dan saya sudah menjelaskan di atas dan di berbagai tempat bahwa yang dituliskan Allah itu adalah ilmu Allah tentang apa saja termasuk tentang ikhtiar dan perbuatan manusia. Jadi, penulisan itu bukan penaqdiran dan penasiban, melainkan ilmu Allah swt yang tahu sebelum kejadian. Jadi, yang dituliskan adalah: "Anak-anak Adam yang mengambil bagian dari zina DENGAN IKHTIARNYA SENDIRI, baik zina mata, tangan, kaki dan seterusnya."

c- Kalau mau diartikan penulisan tanpa bisa ditolak yang sebagai taqdir, dan terhadap semua perkara manusia, maka mengapa di bagian zina kemaluan dikatakan: "Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” Di sini mengapa Tuhan tidak menuliskan apakah kemaluannya membenarkan hingga dia zina kemaluan, atau mengingkari hingga tidak melakukan zina kemaluan walaupun telah melakukan zina-zina yang lainnya?

Dengan demikian maka hadits itu tidak bisa dipakai, dan kalau mau dipakaipun maka mesti ditafsirkan dengan yang sesuai Qur an dan akal sehat. Karena itu, hadits itu anggap saja benar, maka artinya bukan penaqdiran melainkan ilmu Tuhan yang dituliskan di Lauhu al-Mahfuuzh terhadap manusia-manusia yang mengambil bagian dari zina sesuai dengan ikhtiarnya sendiri. Dan karena ilmu Allah itu pasti benar, maka Nabi saww mengatakan (anggap haditsnya benar): "..dan hal itu pasti terjadi tanpa keraguan...."

Jadi, kepastian itu bukan karena dituliskan Allah swt, melainkan karena Allah tahu secara pasti kepastian pilihan dan ikhtiar manusia yang mengambil bagian dari zina tersebut. Semoga dapat menerangi kegelapan yang berabad, amin.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas
3
24 November pukul 15:30
Kelola

Orlando Banderas Syukron Ustadz.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Balas25 November pukul 7:44




Sumber : https://www.facebook.com/sinaragama/posts/1437332106380242




0 comments:

Post a Comment

Andika Karbala. Powered by Blogger.