Salam Ustad,
Saya sudah membaca kembali catatan ustad “Pokok-pokok dan Ringkasan ajaran Syiah” bolak-balik dan berulang, dan yang saya fahami adalah bahwa Syiah meyakini adanya Tuhan yang tidak terbatas yang telah menciptakan alam ini. Karena ketidak terbatasanNya itu Dia selalu ada, tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir. karena ketidak terbatasanNya maka Dia tidak dibatasi ruang dan waktu, maka semua sifat yang di nisbatkan kepadaNya berupa materi, fisik, jasad, rupa, warna dan bentuk bendawi lainnya atau Allah dapat dilihat di dunia maupun diakherat nanti harus dinafikan karena semuanya adalah keterbatasan dan tidak cocok dengan kesempurnaanNya sehingga akan membuatNya menjadi terbatas. Dimana kalau terbatas berarti ada awal dan ada akhir, sebelumnya tidak ada, kalau sebelumnya tidak ada berarti dia diciptakan dan kalau diciptakan berarti bukan tuhan.
Sifat-sifatNya dan AsmaNya adalah cara Tuhan mengenalkan diriNya kepada Mahluk. dan Sifat-sifat itu adalah pemahaman kita tentang Dia dimana Apapun yang kita fahami tentang Dia adalah Mahluk yang diciptakan oleh akal kita yang terbatas dan sama sekali bukan Dia yang sesungguhnya, inilah yang dimaksud dengan Surat Tauhid : Tidak ada sesuatupun yang menyamaiNya. Hal ini karena tuhan tidak terbatas. Sedangkan akal adalah terbatas, yang terbatas tidak mungkin mencapai yang tidak terbatas. Karena keduanya akan saling membatasi yang berarti keduanya terbatas dan keduanya bukan tuhan.
Di Ahlus Sunnah ada Sifat 20 dan 99 Asmaul Husna yang bisa dikatakan wajib untuk difahami. Begitu juga di Syiah ada 1001 Asma Allah dan sifat-sifat Allah, yang teridiri dari Sifat Dzat (Sifat tidak terbatas) dan Sifat Perbuatan (Sifat terbatas). Dikatakan sifat terbatas karena sifat ini ada karena dihubungkan dengan adanya mahluk. Memahami sifat ini adalah dengan mengembalikannya kepada sifat Azalinya yaitu sifat Dzat dimana meskipun tidak ada mahluk, Allah Maha Kuasa dan Maha Mampu untuk berbuat apa saja. Dengan demikian sifat Dzat maupun Sifat Perbuatan adalah hakikat yang sama.
Isykal :
1. Mohon koreksi jika pemahaman saya salah
2. Menurut saya memahami sifat-sifat ini adalah jalan untuk mengenalNya. Saya menganggap bahwa Sifat2Nya ini adalah sisi-sisiNya (sudut pandang kita terhadapNya) Bahwa Allah Maha sempurna dari sisi KuasaNya, maha Hidup, tak pernah berawal, hidup kekal dan tak pernah berakhir dari sisi HayyuNya. Apakah pemahaman saya ini berarti MembagiNya?
3. Mohon penjelasan kembali mengenai “Sifat-sifatNya adalah hakikat yang sama”.
4. Mohon penjelasan mengenai Khutbah 1, Imam Ali bin Abi Thalib a.s. dalam kitab Nahjul Balaghah berikut ini. Apa yang dimaksud kata Mengakui sifat-sifatNya berarti telah MenduakanNya:
1. Mohon koreksi jika pemahaman saya salah
2. Menurut saya memahami sifat-sifat ini adalah jalan untuk mengenalNya. Saya menganggap bahwa Sifat2Nya ini adalah sisi-sisiNya (sudut pandang kita terhadapNya) Bahwa Allah Maha sempurna dari sisi KuasaNya, maha Hidup, tak pernah berawal, hidup kekal dan tak pernah berakhir dari sisi HayyuNya. Apakah pemahaman saya ini berarti MembagiNya?
3. Mohon penjelasan kembali mengenai “Sifat-sifatNya adalah hakikat yang sama”.
4. Mohon penjelasan mengenai Khutbah 1, Imam Ali bin Abi Thalib a.s. dalam kitab Nahjul Balaghah berikut ini. Apa yang dimaksud kata Mengakui sifat-sifatNya berarti telah MenduakanNya:
“…... Pangkal agama (ad-Din) adalah makrifat (pengetahuan) tentang Dia, kesempurnaan makrifat tentang Dia adalah membenarkanNya, kesempurnaan membenarkanNya adalah mempercayai keesaanNya, kesempurnaan iman akan keesaanNya adalah memandang Dia suci, dan kesempurnaan kesucianNya adalah menolak sifat-sifatNya, karena setiap sifat merupakan bukti bahwa (sifat) itu berbeda dengan apa yang disifatkan, dan setiap sesuatu yang disifatkan berbeda dengan sifat itu sendiri. Maka barang siapa melekatkan suatu sifat kepada Allah (berarti) dia telah mengakui keserupaanNya, dan barang siapa mengakui keserupaanNya maka dia menduakanNya…… “
Trims Ustad Sinar Agama
0 comments:
Post a Comment